"Miko!!" seru Kaltha langsung membuka pintu sepupunya.
"Anjir! GUE BILANG KETUK PINTU DULU SEBELUM MASUK!!" seru laki-laki itu histeris. Bagaimana tidak, Tamiko Radiansyah itu baru saja selesai mandi dan hendak memakai pakaian. Tapi penyusup datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sontak saja ia langsung menutupi dadanya yang terbuka. Untung dia belum membuka handuk yang melingkar di pinggangnya. Kalau sudah, aset negaranya sudah bukan lagi rahasia.
"Ups! Sorry," Kaltha menutup mata, tapi masih bisa mengintip lewat sela-sela jarinya.
"Keluar buruan!" gasnya mengusir sang sepupu dari kamar.
"Okey-okey, nggak usah marah-marah," gadis itu berbalik dan hendak berjalan keluar. Namun sebelum menutup pintu, gadis itu berujar, "Anyway, lo sexy," sembari mengedipkan sebelah mata.
"BUNDA! KALTHA NAKAL!!"
Dan gadis Nadindra itu tertawa sekencangnya. Menggoda Miko memang pekerjaan paling seru. Apa lagi perihal tubuh indah yang sudah ia ciptakan dengan susah payah. Dia tidak suka ada yang melihat keindahan dirinya. Rahasia negara yang dilindungi undang-undang, katanya.
Cukup lama, akhirnya pintu coklat itu terbuka juga. Menampilkan Miko yang sudah ganteng dengan kaus rumahan dan celana pendek di atas lutut dan handuk di bahunya. Laki-laki itu menatap sinis ke arah sepupunya, kemudian lanjut berjalan.
"Ngapain ke sini?" tanya Miko masih sinis.
"Loh, emang nggak boleh gue main ke sini?" balas Kaltha balik bertanya. Ia juga mengikuti Miko yang berjalan di depan dia.
Pemuda itu tak menghiraukan, ia berjalan menuju halaman belakang untuk menggantung handuk. Sementara Kaltha berhenti di dapur dan duduk di meja makan. Gadis itu mengambil selembar roti dan mengoleskannya dengan selai coklat. Selanjutnya, ia santap sarapan andalan Bunda setelah nasi goreng itu.
Miko masuk kembali dengan tak lupa menutup pintu belakang. Laki-laki itu berjalan menuju meja memasak Bunda dan mulai membuat susu cokelat. Nah, kalau susu coklat itu sarapan andalan Miko. Pokoknya kalau pagi, harus minum susu cokelat dulu. Kalau nggak, seperti ada yang kurang.
"Masih aja lo minum susu cokelat," celetuk Kaltha sembari memasukkan roti ke dalam mulutnya.
"Udah kebiasaan," jawabnya lalu menuang air hangat ke dalam gelasnya.
"Itu susu apa? Susu yang bikin badan kekar?" tanya Kaltha penasaran.
"Nggak, masih susu yang lama," susu cokelat kesukaannya itu pun jadi. Ia membawanya ke meja makan dan ikut sarapan roti bersama Kaltha.
"Bagi," pinta Kaltha mengambil alih gelas tinggi itu.
"Dikit aja!"
"Dih, pelit!"
"Bunda mana?" Miko kembali bertanya. Sejak bangun tadi ia belum melihat batang hidung Bunda nya. Juga tidak mendengar teriakan beliau yang membangunkannya dari mimpi indah.
"Belanja bulanan sama Ayah," jawab si jelita mengembalikan susu itu pada pemiliknya.
Miko mengangguk. Satu roti habis dalam sekejap, ia pun meminum susu cokelatnya yang berkurang sedikit karena diminum Kaltha.
"Skripsi lo udah acc?" tanya Kaltha sembari memainkan ponselnya. Kemarin ia melihat Miko memposting foto dirinya yang blur dengan caption 'finally'. Jadi Kaltha pikir, sepupunya ini akan segera wisuda.
"Belum," jawab Miko santai.
"Terus kemaren maksudnya finally apaan?"
"Ah, kepooo," balas laki-laki itu dengan wajahnya yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020