"Bangun! Bangun! Bangun!" teriak seseorang sembari meloncat loncat diatas kasur sepupunya.
"Anak gadis nggak boleh bangun siang kata Bunda! Ntar jodohnya dipatok ayam!" sambungnya membuat sebuah guling melayang begitu saja mengenai kepalanya.
"Berisik! Ntar gue makan ayamnya biar balik lagi jodoh gue!" balas gadis itu kemudian melanjutkam tidurnya.
"Tha, seriusan... disuruh bangun sama Bunda" balas lelaki bernama Miko itu kemudian turun dan duduk diatas ranjang sepupunya.
Kaltha tak menjawab, ia menutup matanya karena masih ingin melanjutkan acara tidurnya. Miko geleng kepala melihat Kaltha. Ia megeluarkan jurus ampuh yang langsung bisa membangunkan sepupunya.
Ia lihat wajah Kaltha untuk mencari celah, kemudian kedua jarinya menjepit hidung gadis itu. Tujuannya agar Kaltha tidak bisa bernapas dan buru buru bangun untuk menghirup udara.
Benar saja, tak butuh waktu semenit, Kaltha sudah gelagapan dan memukuli Tangan Miko.
"Bengek gue anjir!" seru Kaltha mengumpati Miko yang malah tertawa.
Gadis itu pun menghirup udara sebanyak banyaknya kemudian beralih mengucek mata. Ia lihat sepupunya nampak rapi dengan kaus lengan panjang yang ia lipat sampai siku. Juga sneakers putih kesayangannya yang baru dicuci Bunda kemarin.
"Mau kemana lo udah rapi?" tanya Kaltha hingga menghentikan tawa Miko.
"Nongki, ikut?" tawar Miko pada sepupunya.
"Nggak, makasih!" balas gadis itu kemudian menarik selimutnya dan kembali tertidur.
"Mageran banget lo sumpah, ayolah jalan sebentar. Gue kenalin sama temen temen gue, siapa tau ada yang nyantol" sambung Miko mencoba membuka selimut Kaltha.
"Nggak!" tolak Kaltha masih mempertahankan selimutnya.
"Tha... ayolaahh... kasian banget gue liat lo setiap libur pasti cuma dikamar sambil scroll hp. Mana nggak mandi lagi" bujuk Miko menariki selimut Kaltha.
"Heh! Lo juga sebagai rakyat nggak pergi nggak mandi jangan sok ngata ngatain! Gue siram teh panas tau rasa lo" balas Kaltha menatap Miko garang.
Sepupunya terdiam sembari menggaruk belakang kepalanya. Iya sih, tingkahnya dan Kaltha itu sebelas dua bulas. Nggak mandi kalau nggak ada yang ngajak pergi. Nggak bangun kalau nggak digebuk dulu pake sapu sama Bunda. Memang ada ada saja tingkah anak anak Oza ini.
Miko pergi, tapi bukan untuk meninggalkan Kaltha. Ia hanya ke kamar mandi untuk mengambil segayung air kemudian membawanya kehadapan Kaltha yang kembali tertidur.
Lalu dalam hitungan ketiga, Byur!! Segayung air itu tumpah mengenai wajah Kaltha. Sontak saja gadis itu kembali gelagapan dan langsung bangun. Membuat Miko lagi lagi tergelak karena berhasil mengusili sepupunya.
"Mandi!" seru Miko menitah Kaltha yang masih mengusap usap wajahnya.
"Nggak" tolak Kaltha setengah berteriak.
"Gue bilangin bunda"
"Bodo amat"
"Bunda, Kaltha nggak mau mandi! Dia ngompol, liat kasurnya basah!"
"Goblok, mana ada ngompol diatas kepala"
"Cepetan mandi, ikut gue!" titah Miko lagi tapi Kaltha masih enggan menurut.
"Dih, orang nggak mau juga"
"Mandi, nggak?"
"Nggak, wlek"

KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfiction"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020