Bel pulang sudah berbunyi. Miko juga sudah duduk di kursi yang ada di dekat kelas Kaltha untuk menunggu sepupunya. Setelah gadis yang ditunggu itu keluar menghampiri Miko, mereka jalan bersama menuju parkiran. Sepanjang jalan, gadis itu menoleh ke kanan ke kiri seolah sedang ada yang ia cari. Tapi, Miko tak menghiraukan itu, ia hanya terus berjalan menuju motornya yang terparkir di antara motor-motor lain.
"Gathan nggak datang lagi, ya?" tanya Kaltha setelah menerima helm yang diberikan Miko.
Yang ditanya acuh, ia hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. Merasa sudah mendapatkan jawaban, Kaltha menghela napas kemudian memakai helmnya karena Miko sudah mengeluarkan motor dari tempat parkir. Saat hendak naik, sebuah seruan menghentikan pergerakan Miko juga Kaltha.
"Kaltha!" si pemilik nama menoleh. Seorang lelaki dengan kancing kemeja yang sudah terbuka semua hingga kaus oblongnya terlihat, berlari ke arah dua sepupu yang sudah hendak pulang.
Kaltha tersenyum. Ke mana saja laki-laki ini beru terlihat sekarang?
"Dari mana?" tanya gadis itu saat si lelaki sudah tiba di hadapannya.
"Nanti aku cerita," jawabnya dengan napas yang tersengal-sengal.
"Kamu mau langsung pulang?" tanya Gathan lagi setelah napasnya sudah lebih teratur.
"Kenapa?" balas Kaltha balik bertanya.
"Mau ikut aku?"
Di antara padatnya jalanan kota, motor Gathan melaju dengan kecepatan sedang. Pelukan pada pinggangnya menjelaskan bahwa si penumpang tengah rindu dengan pengemudinya. Ya, setelah mendapat izin dari Miko, Kaltha langsung naik ke motor Gathan. Entah ke mana lelaki ini akan membawanya, tapi untuk sebentar Kaltha tidak ingin peduli dengan hal itu, tidak apa-apa, 'kan?
"Jadi ke mana aja selama tiga hari?" tanya Kaltha dari sebelah kanan Gathan.
"Ini mau diajak ke sana," jawab Gathan masih fokus mengendarai motornya.
"Ke mana?" kepo si jelita.
"Ada deh," balasnya menyebalkan.
Kaltha diam sebentar, ada banyak hal yang ingin ia tanya. Hanya saja ia bingung mulai dari mana.
"Tadi ke mana aja? Kok baru kelihatan sekarang?" sambung Kaltha akhirnya bertanya juga.
Yang ditanya terkekeh sejenak. "Tadi pagi telat. Terus dihukum Bu Risma, disuruh bersihin lapangan indoor. Ya udah, aku bersihin. Tapi karna kecapekan, aku malah ketiduran di sana. Nih, baru bangun," balasnya diikuti tawa oleh Kaltha.
"Kok bisa sih?" balas gadis itu tak habis pikir dengan Gathan.
"Ya, nggak tau, niatnya cuma rebahan bentar di kursi penonton, eh kebablasan. Tapi gapapa sih, jadi nggak usah belajar," balasnya lagi-lagi membuat Kaltha tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atelier✔
Fanfic"Ini bukan hanya tentang cinta dan kita. Ini juga tentang bertahan dari sebuah gangguan mental" ©sshyena, 2020