23| I n c r e a s e

1.6K 227 18
                                    

Kaltha beserta tim dan beberapa atasannya sedang mengunjungi lokasi pembangunan. Bangunan yang hampir jadi ini akan dijadikan sebagai butik. Dan proyek ini dipimpin oleh atasannya yang bernama Leony. Leony adalah salah satu atasan yang sangat Kaltha hormati. Karena keuletan, kekreatifan, dan sisi kepemimpinan yang wanita itu punya membuatnya jadi sangat berkarisma dimata Kaltha. Memang tidak salah kalau Ditto langsung jatuh cinta saat pertama kali melihat wanita berkelahiran '96 itu. Namun sayang, Leony sudah menikah dan sedang mengandung anak pertama dan kedua. Kabarnya pula, Leony akan resign karena memiliki anak kembar.

Disaat sedang mengelilingi lokasi, Kaltha mendapat telepon masuk. Ia lihat nama yang tertera di sana adalah nama Kakaknya. Segera gadis itu mengangkat karena takut ada hal yang penting.

"Halo, ya, Pak?" sapa Kaltha lebih dulu.

"Lagi di mana?" tanya Navi langsung.

"Lagi di lokasi pembangunan, Pak. Ada apa, ya?" balas Kaltha kembali bertanya. Di sini, ia memang menggunakan bahasa yang baku dan menggunakan panggilan Bapak untuk Kakaknya. Karena menurutnya, itu adalah sisi profesional yang ia punya untuk memisahkan antara pekerjaan dan hubungan persaudaraan.

"Ke ruang saya sekarang. Ada yang mau saya bicarakan," Kaltha memegang belakang lehernya. Apa yang akan dibicarakan Kakaknya dalam situasi seperti ini?

"Tapi saya—"

"Sekarang, ya Kaltha. Jangan nanti," setelahnya sambungan itu terputus. Navi yang mematikan lebih dulu. Kaltha yang ada dalam situasi seperti itu bingung sekaligus takut. Apa yang ingin dibicarakan Navi kepadanya? Sebagai Kakak, atau sebagai atasan?

Kaltha berjalan mendekati Leony yang sedang bicara dengan mandor yang ada.

"Eum, Bu, saya boleh pamit balik ke kantor? Pak bos manggil saya ke ruangannya," izin Kaltha menyela perbincangan atasannya.

"Sekarang?" balas Leony bertanya.

"Iyaa, Bu. Kata Pak bos nggak boleh nanti."

"Duh, padahal saya butuh kamu sih nanti. Tapi... ya udah gapapa kamu balik ke kantor aja," jawab Leony mengizinkan.

Setelah mendapat izin dari atasannya, Kaltha langsung menuju mobilnya yang tadi membawa Vanya, Ditto dan beberapa yang lainnya. Entah dengan apa nanti mereka pulang. Tapi Kaltha meminta maaf dalam hati karena tidak bisa membawa mereka kembali.

Sekitar lima belas menit, Kaltha sampai di kantor. Gadis itu langsung menuju ruangan kakaknya yang berada di lantai lima belas.  Di depan ruangan ada Elang yang sudah menunggu kedatangan Kaltha. Dan tanpa bicara apa-apa, ia langsung mempersilahkan Kaltha masuk.

Di dalam Navi sedang menunggunya sembari membaca berkas yang ada. Adiknya itu langsung duduk di salah satu sofa yang ada, disusul Navi yang menyadari kehadiran Kaltha. Navi duduk di hadapan Kaltha kemudian menyodorkan sebuah amplop kepada adiknya.

"Apa ini Pak?" tanya Kaltha kebingungan.

"Surat pengunduran diri Leony," jawab Navi membuat Kaltha terkejut. Ia tau kabar bahwa atasannya akan resign. Tapi tidak tau kalau secepat ini. Perasaan, usia kandungan wanita itu masih delapan bulan.

"Saya udah coba buat bujuk dia untuk tetap tinggal. Tapi, keputusan dia untuk resign sepertinya sudah bulat. Bahkan ketika saya tawari kenaikan gaji pun dia menolak," jelas Navi membuat Kaltha ikut merasa iba. Sejauh ini, wanita itu memang yang paling berbakat. Jadi ketika wanita itu memutuskam untuk resign, rasanya sedikit menyedihkan.

Atelier✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang