Roommate (VI)

623 86 13
                                        

Pagi ini seperti biasa, Doyoung akan sangat sibuk di dapur. Menyiapkan sarapan untuk namja-namja tercintanya. Tentu saja dengan dibantu oleh Jaemin, yang memang juga senang memasak. Terlebih memasak untuk -ehem Mark Jung yang masih bergelung dibalik selimut tebalnya.

"Nana, tolong ambilkan garam di sebelah sana," pinta Doyoung sambil menunjukkan letak garam yang dimaksud.

"Siap, bunda." Jaemin lantas mengambilkan garam untuk Doyoung dan kembali memotong beberapa sayuran yang akan dimasak.

Doyoung tersenyum hangat memandang rupa Jaemin yang benar-benar manis dan menggemaskan. Tidak salah jika sahabatnya, Ten menitipkan anak seimut Jaemin padanya.

"Bunda, ini sudah Nana potong sayurannya."

Doyoung mengangguk dan mengambil sayuran yang sebelumnya sudah dipotong oleh Jaemin.

"Sekarang Nana harus apa lagi, Bunda?"

"Nana mau membantu bunda menumis sayuran ini?"

Jaemin tersenyum cerah sembari menghampiri Doyoung dan mengambil alih sayuran yang akan ditumis.

Doyoung kembali dibuat gemas dengan sikap Jaemin yang benar-benar lucu.

"Nana, bunda ke toilet sebentar ya. Ayamnya tinggal menunggu sebentar lagi kok. Nana tumis sayuran saja ya."

"Ay ay, bunda!"

Setelah kepergian Doyoung, Jaemin melanjutkan acara memasaknya dengan wajah serius. Meskipun Jaemin memang cukup ahli dalam hal memasak, namun tetap saja ia khawatir.

Tanpa Jaemin sadari, ada sosok namja masih dengan wajah 'bantal' menatapnya penuh atensi.

"Eh?!" Jaemin hampir saja melempar spatulanya.

"Morning, Nana!" sapa Mark dengan suara beratnya. Tak lupa menyandarkan kepalanya di bahu Jaemin. Oh! Jangan lupakan juga lengan yang sudah melingkar erat di pinggang Jaemin. Benar-benar pemandangan yang hmm 🌚

Jaemin bergerak gelisah, pasalnya Mark masih tidak mau melepaskan lengannya yang justru semakin mengerat. "Kak Mark! Aku masih memasak, nanti jika masakannya gosong bagaimana? Lepaskan dulu ih!"

"Shireo! Aku masih ingin seperti ini. Lagipula kau juga belum membalas sapaanku," balas Mark kesal.

Jaemin menghela napas pelan, "morning juga, Kak Mark!"

"Hm? Just it? Dont you want to do anything again?"

Pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Mark membuat Jaemin mengernyit, "maksud kakak apa? Kan aku sudah membalas sapaan kakak. Apalagi?"

"Morning kiss, babe."

Jaemin sontak mendelik tajam. Apa-apaan perkataan Mark itu. Bisa-bisanya mengucapkan hal seperti itu. Jaemin bisa gila jika terus menerus meladeni Mark.

"Pergilah, Kak! Mandi dulu sana! Kakak masih bau!" usir Jaemin tanpa mengalihkan pandangannya untuk menatap Mark yang kini justru tengah terkekeh pelan. Mark tau jika Jaemin saat ini tengah menahan malu. Terbukti dari wajah dan telinga si manis yang memerah.

"Kenapa Nana-ku yang manis ini bisa sangat menggemaskan sih? Aku kan jadi semakin tidak bisa melepasmu."

"Ish! Kak Mark! Jangan menggodaku! Sudah, mandi dulu sana!" teriak Jaemin membuat Doyoung yang baru saja kembali dari toilet terperanjat.

"Arraseo. Jangan merindukanku ya, Na," ujar Mark berlari secepat kilat. Pasalnya ia baru saja mencuri kecupan di bibir Jaemin.

Catat ya, di BIBIR!!!

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang