Di salah satu lorong sekolah, tampak seorang namja berdarah Korea-Kanada tengah bersama dengan kedua sahabatnya. Namja yang suka sekali dengan salah satu jenis buah berwarna merah -semangka ini tak dapat memalingkan sedikitpun pandangannya pada salah satu hoobae di sekolahnya.
"Hei! Kalau kau memang menyukainya, kenapa kau tidak langsung menghampiri dan meminta nomornya saja sih," celetuk namja berperawakan tinggi bernama Lucas.
"Tidak semudah itu, dasar kingkong!" sahut Mark tanpa mengalihkan pandangannya.
Sebal dengan panggilan yang baru saja diberikan oleh Mark, Lucas pun berinisiatif untuk membalasnya dengan berteriak memanggil namja yang saat ini sedang bercanda dengan kedua sahabatnya, "hei, Na Jaemin! Kau dapat salam dari temanku yang bernama Lee Mark!"
Sontak saja teriakan Lucas itu mendapat perhatian dari seluruh siswa yang sedang berada disepanjang lorong sekolah. Mereka menatap kearah kedua namja yang baru saja diteriakkan namanya oleh Lucas.
Jaemin, namja manis yang sedari tadi memang dipandangi oleh Mark juga dengan reflek menoleh pada sumber suara yang baru saja meneriakkan namanya. Dengan raut wajah yang benar-benar menunjukkan tak suka, Jaemin berangsur meninggalkan lorong dan segera memasuki kelasnya. Begitu pula dengan kedua sahabatnya.
"Gila ya! Siapa sih sunbae yang tadi meneriakkan namamu seperti itu? Bikin malu saja." Haechan mendumel dengan mulut yang masih penuh dengan kue mochi.
Tak kalah dengan Haechan, Renjun pun ikut menyahuti ucapan sahabat gembulnya itu. "Iya, benar kata Haechan. Dan lagi, darimana sunbae itu bisa mengetahui namamu, Na?"
Jaemin tak menggubris ucapan kedua sahabatnya itu dan lebih memilih untuk melanjutkan kegiatannya bermain game.
Kesal dengan sikap Jaemin yang seolah mengacuhkan pertanyaannya, Renjun pun mengambil ponsel Jaemin secara paksa. Membuat Jaemin merengut sebal. "Kembalikan ponselku, Njun."
"Tidak, sebelum kau menjawab pertanyaanku."
"Pertanyaan yang mana sih, Njun?" tanya Jaemin masih berusaha merebut ponselnya kembali dari tangan Renjun.
"Tentang siapa sunbae yang tadi berteriak menyebutkan namamu itu," sahut Haechan.
"Oh, dia Kak Lucas," jawab Jaemin singkat.
"Kau mengenalnya?" Haechan kembali bertanya pada Jaemin yang kemudian diangguki pelan oleh sahabat manisnya itu.
Sementara itu, Lucas sudah habis digebuki oleh Mark. Namja bermarga Lee itu sungguh kesal dengan kelakuan sahabatnya yang satu itu. Memalukan sekali.
Jeno sendiri hanya bisa memperhatikan sekaligus tertawa keras melihat Lucas yang sedang dipukuli dengan brutal oleh Mark.
"Aaaakkkhhhh, sudah Mark. Kau mau membunuhku, ya?!" teriak Lucas sembari berusaha melepaskan lengan Mark.
"Ya! Aku akan membunuhmu karena sudah mempermalukanku!"
"Eh, tapi tunggu dulu. Darimana kau tau jika namja yang disukai Mark itu bernama Jaemin?" tanya Jeno seketika menghentikan kegiatan Mark.
"Dia kan sepupuku," balas Lucas enteng. Tanpa tahu bagaimana ekspresi terkejut dari Mark.
"Dia sepupumu? Kenapa kau tidak pernah bilang padaku?!" Mark benar-benar geram dengan sikap sahabat kelebihan kalsiumnya itu.
Lucas hanya menggidikkan bahunya acuh menanggapi pertanyaan Mark. Membuat Mark semakin ingin menenggelamkan Lucas ke dalam Sungai Han.
"Kau tidak pernah bertanya padaku, sih." Wah! Wong Yukhei ini memang pintar sekali memancing amarah seorang Lee Minhyung ternyata.
Terbukti dari kepalan tangan Mark yang sudah bersiap untuk melayang pada tubuh bongsor Lucas.
Jeno yang sedari tadi hanya diam ikut berkomentar, "Tapi kupikir Lucas memang tidak salah sih. Kau kan memang tidak pernah bertanya padanya tentang Jaemin."
Lucas yang mendengar penuturan Jeno pun mengacungkan jempolnya tanda ia benar-benar senang sudah dibela oleh sahabat sipitnya itu.
Kesal dengan kedua sahabat bobrok-nya itu, Mark pun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua dengan decakan keras.
Sementara Jeno dan Lucas sendiri hanya tertawa dengan sikap kekanakan sahabat bule-nya itu. Benar-benar seperti anak kecil saja.
Mark melangkahkan kakinya dengan tidak sabaran, bahkan sudah tidak terhitung lagi berapa kali ia hampir menabrak siswa lainnya.
Hingga sebuah jeritan menyadarkan Mark.
Mark yang juga ikut tersungkur segera berdiri dan bermaksud untuk meminta maaf pada seseorang yang baru saja ia tabrak.
Namun belum sempat ia mengucapkan permintaan maaf, seseorang yang ia tabrak lebih dulu menanyai keadaannya, "Kak Mark tidak apa-apa?"
"Sial! Suara ini. Suara manis yang selalu ingin kudengar setiap detik." -batin Mark.
Merasa tidak ada respon dari Mark, Jaemin pun sedikit mengguncang lengan Mark yang mana membuat Mark semakin tak bisa berkutik.
"Ya Tuhan! Dia menyentuh lenganku. Astaga, aku bisa pingsan jika terus berdekatan dengan Jaemin seperti ini." -batin Mark kembali dengan tubuh yang kaku.
"Kak Mark? Apakah ada yang sakit?" Jaemin kembali menanyai keadaan Mark karena sunbae-nya itu masih tak juga membalas ucapannya.
"Uwaaahhhh bidadariku perhatian sekali. Ahhhh jadi semakin ingin cepat memilikinya." -batin Mark dengan wajah yang benar-benar aneh.
"Jaemin-ah, apa yang sedang kau lakukan disini? Ayo kuantar ke kelas," ajak seorang namja dengan tubuh menjulang.
"Ooh, Kak-"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Stories [MarkMin]
RandomJust the stories [ficlet] of MarkMin as the most sweetest couple on nct dream 😍 by : bc08