Become One (II)

968 91 5
                                        

Karena terlalu asyik menggerutu sendiri, Jaemin sampai tidak melihat bahwa di depannya kini tengah ada seseorang. Seketika itupun Jaemin mengarahkan pandangannya ke arah depan.

***

"Hei! Kamu lagi! Wah, kita jadi sering sekali bertemu, ya!" seru seseorang yang ternyata adalah Mark sambil menghampiri Jaemin secara perlahan.

"Hehe iya, Sunbae." Jaemin hanya menjawab singkat seraya terus berjalan menuju ruang guru.

Selain karena takut jika Park Ssaem akan marah-marah jika Jaemin terlalu lama, ia juga memang sengaja menghindari kontak mata dengan Mark.

Jaemin tidak ingin jika Mark sampai mengetahui wajahnya yang berubah menjadi merah saat berbicara dengan Mark.

"Ngomong-ngomong, kamu mau kemana?" tanya Mark yang saat ini telah berjalan di samping Jaemin.

"Ke ruang guru, Sunbae," jawab Jaemin kembali dengan singkat.

Jaemin melirik sedikit ke arah Mark, dan yang ia tahu Mark sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Mungkin Mark hanya heran mengapa Jaemin bisa bersikap dingin seperti ini padanya.

"Hm, aku temani ya," kata Mark masih berusaha menyamai langkah Jaemin.

"Eh? Tidak usah, Sunbae. Aku hanya akan mengambil beberapa buku saja kok," jawab Jaemin lembut.

"Gwaenchana. Aku akan membantu membawakan buku-buku itu sampai ke kelas kamu. Aku tau buku-buku itu pasti cukup berat." Mark menatap Jaemin dengan sebuah senyum yang begitu manis dan tentu saja membuat jantung Jaemin benar-benar terasa berhenti berdetak untuk beberapa saat.

"Sungguh wajah Mark Sunbae sangat tampan saat dilihat dari jarak yang dekat seperti sekarang ini." Batin Jaemin.

***

Akhir-akhir ini hubungan Jaemin dan Mark menjadi semakin dekat. Bahkan tak jarang keduanya menghabiskan waktu bersama.

Hingga pada suatu malam, Mark tiba-tiba saja meminta Jaemin untuk menemaninya ke rumah temannya. Karena Jaemin memang sedang tidak ada tugas, ia pun menyetujui permintaan Mark.

Setelah bersiap-siap, 15 menit kemudian Mark sudah menjemput Jaemin dengan penampilan yang membuat Jaemin semakin mengaguminya.

Saat ini Mark tengah mengenakan kemeja berwarna biru serta jeans hitam yang terlihat sangat cocok dengannya.

"Ayo kita berangkat sekarang," ajak Mark sembari mengulum senyum. Dan Jaemin pun  membalasnya dengan anggukan.

Disepanjang perjalanan, baik Jaemin maupun Mark hanya membisu, tak ada yang membuka percakapan. Sehingga malam itu, keduanya hanya ditemani semilir angin yang cukup menusuk kulit.

Sampai tak berapa lama kemudian, Mark menghentikan sepeda motornya di sebuah tempat yang Jaemin rasa bukanlah rumah teman Mark.

"Kamu bisa turun sekarang," ujar Mark sambil mengulurkan tangannya pada Jaemin.

"Lho, sudah sampai? Dimana rumah teman Sunbae?" tanya Jaemin lirih.

"Aku minta maaf, sebenarnya aku hanya beralasan mengajak kamu seperti ini." Mark seketika memandang Jaemin dengan begitu intens, membuat Jaemin hanya bisa terdiam.

"Sebenarnya apa maksud Mark Sunbae membawaku ke tempat ini? Dan mengapa dia harus membohongiku seperti ini?" ujar Jaemin dalam hati.

"Sebenarnya sudah lama aku ingin membicarakan hal ini, tapi jujur saja aku baru memiliki keberanian untuk mengungkapkan ini sekarang," seru Mark dengan tatapan yang begitu dalam pada Jaemin.

"Maksud Sunbae apa?"

"Jaemin-ah, sebenarnya aku sudah lama menyukaimu. Aku sudah memperhatikanmu sejak beberapa waktu yang lalu," ungkap Mark mantap.

Pernyataan Mark benar-benar membuat Jaemin tercengang. Jaemin masih berusaha merenungi apa yang baru saja diungkapkan Mark padanya.
Angan Jaemin seketika terusik saat ia rasa sebuah tangan tengah menggenggam jemarinya dengan cukup erat. Sebuah tangan yang mampu memberikan kehangatan padanya.

"Sunbae, sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama dengan Sunbae. Tapi-" Jaemin menghentikan ucapanya sejenak.

"Tapi apa?" tanya Mark diliputi rasa khawatir.

"Aku takut, aku tidak pantas untuk Sunbae. Aku hanya siswa biasa yang tidak sepopuler Sunbae. Aku-" ucapan Jaemin terputus seketika saat Mark dengan cepatnya membungkam bibir Jaemin dengan satu jari telunjuknya.

"Apa yang kamu bicarakan? Aku bahkan sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Yang aku tahu hanyalah bahwa aku benar-benar menyukaimu."

Mendengar ucapan yang baru saja Mark ungkapkan membuat hati Jaemin seketika menghangat. Tanpa sadar, perlahan air mata sudah membasahi wajah manis Jaemin. Ia sungguh terharu dengan ucapan yang dilontarkan oleh Mark.

Jaemin tidak pernah menyangka jika selama ini Mark juga memiliki perasaan yang sama padanya. Jaemin hanya bisa menenggelamkan wajahnya dibalik pelukan Mark yang benar-benar membuat hatinya merasa damai dan begitu nyaman.

End.

Maksa banget sumpah 😭😭😭

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang