Pure Love (II)

851 77 14
                                    

Jauh di dalam lubuk hatinya ia benar-benar tak ingin kehilangan sosok Jaemin yang sudah begitu melekat dalam hati dan hidupnya. Namun perkataan Jaehyun uisa-nim tempo hari membuatnya harus menelan kekecewaan.

***

Mark kembali menerawang ucapan sang dokter perihal keadaan Jaemin pasca mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu. Masih teringat jelas di benaknya bahwa sang dokter mengatakan hal yang telah berhasil membuatnya shock. Kembali, Mark mengulurkan tangannya untuk menyentuh jemari Jaemin dengan sangat erat.

Hari itu sang dokter telah berkata pada Mark bahwa keadaan Jaemin sungguh parah. Kecelakaan yang ia alami telah mengakibatkan jantungnya mengalami kerusakan yang bisa merenggut nyawanya kapan saja.

Sang dokter mengatakan bahwa nyawa Jaemin mungkin hanya mampu bertahan dalam beberapa hari saja jika ia tak kunjung memperoleh donor jantung yang tepat bagi tubuhnya.

Mengingat hal itu membuat Mark tergerak untuk menggenggam jemari sang kekasih dengan lembut.

"Baiklah, aku akan melakukannya!" gumam Mark seraya mengecup pelan kening Jaemin dan segera meninggalkan kekasih tercintanya itu.

Flashback End

***

Pagi itu mentari telah tersenyum dengan begitu cantiknya dihadapan Jaemin yang masih bergelut dengan selimut kesayangannya. Hingga beberapa detik kemudian Jaemin merasa sedikit terusik dengan sinar sang surya yang tengah masuk ke dalam kamarnya.

"Mark hyung..." lirih Jaemin seraya memeluk boneka teddy bear pemberian sang kekasih.

"Aku merindukanmu, Mark hyung. Mengapa hyung harus meninggalkanku seperti ini? Hiks hiks," lirih Jaemin kembali dengan deraian air mata yang sudah membasahi wajah imutnya.

"Selamat pagi, Nana!" sapa Renjun yang tiba-tiba saja sudah berada dibalik pintu kamar Jaemin.

"Huwaaaaaa....!!! Mark hyung, sekarang ada dimana? Aku sungguh merindukanmu!" teriak Jaemin dengan suara khasnya yang tentu saja dapat memekakkan telinga.

"Hei, kau kenapa?" tanya Renjun sembari mendudukkan dirinya disisi Jaemin.

"Aku merindukan Mark hyung! Aku ingin bertemu dengannya, Injun-ah!" seru Jaemin dengan isakan yang terdengar sangat keras.

"Huh, baiklah! Aku akan menceritakan semuanya tentang Mark hyung," kata Renjun menghembuskan napasnya pelan. Sementara Jaemin hanya bisa mengerutkan keningnya.

"Sebenarnya Mark hyung tidak pernah bermaksud untuk meninggalkanmu, Nana-ya. Justru dia selalu setia dan tidak pernah absen untuk menjagamu. Apa kau ingat waktu kau mengalami kecelakaan beberapa waktu yang lalu?" tanya Renjun kembali meminta Jaemin untuk mengingat kejadian beberapa waktu silam.

"Iya, lalu apa hubungannya dengan Mark hyung?" tanya Jaemin semakin tak mengerti.

"Bukankah Mark hyung menghilang tepat setelah kau sadar dari kecelakaan itu bukan?"

"Ya. Injun-ah, kau ini sebenarnya ingin berbicara apa sih? Aku tidak mengerti."

"Dengarkan aku. Saat kau mengalami kecelakaan itu, jantungmu benar-benar mengalami kerusakan dan tak bisa berfungsi dengan baik. Uisa-nim yang merawatmu mengatakan bahwa nyawamu hanya bisa diselamatkan apabila ada seseorang yang bersedia mendonorkan jantungnya buatmu. Dan-" ucapan Renjun terhenti begitu saja. Ia masih tak sanggup untuk menceritakan semuanya pada Jaemin.

"Dan apa, Njun? Cepat ceritakan padaku!" pekik Jaemin dengan tak sabar.

"Satu hal yang harus kau tahu bahwa Mark hyung benar-benar mencintaimu dengan tulus, dia juga tak pernah sekalipun berpaling darimu, Na. Dia selalu setia padamu," kata Renjun sambil memandang Jaemin dengan intens.

"Lalu mengapa sekarang dia harus meninggalkanku seperti ini kalau memang dia setia padaku?" tanya Jaemin.

"Percayalah Na, Mark hyung tidak pernah meninggalkanmu. Dia selalu setia denganmu, bahkan sampai sekarang," jawab Renjun dengan suara parau.

"Sebenarnya apa maksudmu?" desak Jaemin semakin tak sabaran.

"Mark hyung telah membuktikan cintanya dengan mendonorkan jantungnya, Na. Dia telah memberikan jantungnya untuk menyelamatkan nyawamu," jelas Renjun seraya tertunduk.

"Apa? Kau bercanda kan?" tanya Jaemin tak percaya.

"Aku serius, Na. Mark hyung benar-benar mendonorkan jantungnya untukmu." Renjun kini hanya bisa tertunduk dan tak berani menatap wajah Jaemin yang tampak begitu terpukul.

"Apa itu artinya Mark hyung sudah-"

"Dia sudah meninggal, Jaemin-ah. Mark hyung sudah meninggal tepat setelah dia memberikan jantungnya," terang Renjun sambil menggenggam tangan Jaemin.

"Tidak mungkin! Kau pasti berbohong kan? Hiks hiks..." isak Jaemin kencang.

"Kumohon tenanglah, Na. Mark hyung pasti tidak akan senang jika melihatmu terus bersedih seperti ini." Renjun mengucapkannya dengan lengan yang sudah siap untuk memberikan peelukan erat pada Jaemin.

Keduanya sama-sama terisak dan saat ini Renjun hanya bisa memberikan pelukan hangat pada sahabatnya itu. Ia percaya bahwa Jaemin adalah sosok yang sangat kuat dan perlahan Jaemin pasti akan mampu menghadapi semua kenyataan yang telah menimpanya.

Meskipun ia juga yakin bahwa Jaemin tidak akan dengan mudah melupakan Mark yang begitu ia cintai.Mark sungguh telah membuktikan kesetiaannya pada Jaemin.

Huahhh nulis apa aku ini?!  😭😭😭

Huahhh nulis apa aku ini?!  😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang