Our Destiny (VI)

510 73 2
                                    

Semenjak pertemuan Mark dan Jaemin beberapa hari yang lalu, Jaemin menjadi semakin pendiam. Tak jauh berbeda dengan Mark, namja tampan itupun sama halnya dengan Jaemin. Bahkan Jisung sampai merasa kesal dengan sikap appa-nya itu.

Jaemin yang tempo hari telah mendengar semua cerita Mark selama 6 tahun terakhir sungguh merasa iba pada Mark. Begitu berat yang telah dilalui oleh Mark. Tentu saja hal yang paling membuat Jaemin tidak percaya adalah perasaan Mark yang ternyata masih saja sama pada Jaemin semenjak keduanya berpisah beberapa tahun yang lalu.

Awalnya Jaemin berpikir jika Mark saat ini telah memiliki kehidupan yang bahagia dengan keluarganya, karena ada Jisung. Namun ternyata semuanya salah, Jisung bukanlah anak kandung Mark. Begitupun dengan Mark yang belum kunjung menikah.

Jujur saja, Jaemin merasa sedikit lega mendengar jika ternyata Mark belum menikah dan masih memiliki perasaan yang sama padanya. Namun tetap saja, kenangan buruk akan perpisahan yang pernah Jaemin miliki saat bersama Mark masih begitu membekas hingga detik ini.

Sementara itu, disisi lain Mark merasa begitu merindukan Jaemin dan ingin memulai semuanya dari awal lagi dengan namja yang begitu ia cintai itu. Namun, Mark tetap masih merasakan ada keraguan jika Jaemin akan bersedia menerimanya kembali.

Terlebih lagi, Mark merasa jika Jisung akan mampu menerima Jaemin dengan baik. Begitupun sebaliknya, Jaemin juga tampaknya dapat menerima Jisung dengan tulus.

"Minhyung-ah, ada apa denganmu? Eomma perhatikan beberapa hari ini kau selalu saja murung dan banyak melamun. Bahkan kau juga lupa jadwal sekolah Jisung," ujar eomma Mark seraya mendekat pada Mark yang memang sedari tadi tengah melamun.

"Aniya, eomma. Aku baik-baik saja," bohong Mark.

Sang eomma hanya menggeleng pelan dengan jawaban Mark. Yeoja itu sangat tahu jika saat ini Mark sedang berbohong.

"Baiklah, jika kau memang tidak mau menceritakannya pada eomma. Kalau begitu, biarkan eomma bertanya sesuatu. Eomma sangat penasaran dengan siapa sebenarnya seseorang yang Jisung panggil dengan sebutan eomma. Kau pasti tahu kan?"

Mendengar pertanyaan yang baru saja diucapkan oleh sang eomma membuat Mark tak berkutik. Ia sungguh tak akan bisa menjawab pertanyaan sang eomma. Pasalnya, selama ini Mark tak pernah sekalipun menyinggung tentang Jaemin pada eomma-nya.

"Kenapa kau diam saja?" tanya Nyonya Lee kembali mendesak Mark untuk membalas pertanyaannya.

"Aku tidak tau eomma. Mungkin saja Jisung hanya memanggil salah satu gurunya di sekolah," jawab Mark asal.

"Jisung memanggil semua gurunya dengan sebutan seonsaengnim, eomma yakin itu. Pasti ada yang sedang kau sembunyikan bukan?"

Mark hanya bisa terdiam, tak tahu harus membuat alasan apalagi pada eomma-nya.

"Appa! Aku ingin bertemu dengan eomma!" teriak Jisung seraya berlari ke pelukan Mark.

"Tidak bisa, Ichung-ah."

"Ingin bertemu dengan eomma!" teriak Jisung kembali semakin keras.

"Ichung-ah, memangnya eomma itu siapa?" sahut eomma Mark penasaran.

"Nana noona."

"Nana noona? Siapa itu?"

"Noona cantik, baik," balas Jisung seadanya.

Mendengar penjelasan Jisung, Nyonya Lee sungguh heran. Pasalnya, ia sangat yakin jika selama ini Jisung tidak pernah begitu bersemangat saat membicarakan orang lain selain Mark. Ia benar-benar dibuat penasaran dengan siapa sebenarnya sosok 'eomma' yang mampu meluluhkan hati cucu kecilnya itu.

"Oke, setelah ini kita akan bertemu dengan eomma," ujar Nyonya Lee membuat Jisung seketika bersorak riang.

"Apa maksud eomma berkata seperti itu? Kita tidak akan kemana-mana," ucap Mark tegas.

"Ayolah, Mark. Apa kau tidak kasian melihat Jisung yang terus merengek seperti tadi? Lihatlah wajahnya yang begitu bersinar saat eomma bilang kita akan mengunjungi eomma-nya."

"Baiklah, kita bertemu dengannya. Tapi berjanjilah satu hal eomma, jangan lakukan apapun padanya."

Sang eomma hanya mengangguk keras dengan pernyataan yang baru saja diucapkan oleh Mark. Ia tidak peduli apapun itu, toh ia hanya ingin tahu saja siapa sebenarnya seseorang yang telah mampu merebut hati cucu tersayangnya.

Finally, Mark benar-benar mengajak Jisung dan juga eomma-nya untuk menemui Jaemin. Tentu saja dengan bantuan dari Jeno.

Mark baru saja menghubungi Jeno dan memintanya untuk dapat bertemu lagi dengan Jaemin.

Beberapa menit kemudian, Mark diikuti dengan Jisung dan eomma-nya tiba di depan sebuah rumah yang ternyata letaknya tak jauh dari kediaman mereka.

Dengan rasa gugup yang luar biasa, Mark mencoba untuk memencet bel rumah Jaemin.

Tak lama, tampaklah seorang yeoja dengan apron berwarna pink. "Maaf, kalian mencari siapa?"

Belum sempat Mark menjawab, Jaemin sudah lebih dulu muncul dibalik punggung eomma-nya dengan wajah yang begitu manis, "siapa, eomma?"

"Annyeong eomma~" teriak Jisung dengan langkah lebar menerjang tubuh Jaemin.

Jaemin sendiri hanya bisa bingung sekaligus kaget melihat Jisung yang tiba-tiba saja ada dihadapannya. Lengkap dengan Mark dan juga satu lagi sosok yeoja di samping Mark.

"Siapa anak ini? Kenapa dia memanggilmu eomma, sayang?" tanya eomma Jaemin masih tak mampu mencerna hal yang baru saja ia lihat.

"Aku akan menjelaskannya di dalam eomma. Mark hyung masuklah dulu ke dalam."

Setelah berada di dalam rumah Jaemin, namja manis itu mulai menceritakan semuanya pada sang eomma dengan bantuan penjelasan dari Mark tentunya.

"Tunggu dulu! Kenapa sepertinya wajahmu tidak asing sekali ya?" ujar eomma Mark dengan tatapan yang begitu intens pada Jaemin.

"Dia Na Jaemin, eomma."

"A-apa katamu? Dia-"

Wkwkwkkwkwk gak jadi end deng :v
Gemes banget pengen lanjutin ff ini

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang