Keesokan paginya, Mark yang tumbensekali sudah rapi tengah bersiap untuk keluar bersama sang adik yang memang mengajaknya untuk jogging.
"Gila! Kau memangtampan, Mark!" batin Mark sambilmelihatwajahnyasendiri dari pantulancermin.
Setelahnya, Mark bergegas menuju kamar Jeno. Memastikan jika sang adik juga sudah siap.
Disaat Mark akan beranjak, matanya tak sengaja menatap wajah namjaasingyang sedang tertidur di ranjangnya.
Jaemin memang masih terlelap. Wajahnya yang lucu membuat Mark benar-benar terpaku dan tanpa sadar menyunggingkan senyumnya dengan lebar.
Tanpa berniat untuk mengganggu Jaemin, Mark melangkahkan kakinya untuk keluar kamar.
Setibanya di lantai bawah, Mark menemukan sang bunda yang tengah sibuk berkutat di dapur.
"Selamat pagi, bunda!" sapa Mark dengan cengirannya.
Doyoung hanya berdehem menanggapi sapaan dari si sulung. "Kenapa kau turun sendiri?"
"Hm? Maksud bunda apa?" tanya Mark heran.
Doyoung menarik telinga Mark pelan, "maksud bunda, Nana. Kenapa Nana tidak kau ajak turun?"
"Ah! Bocah itu namanya Nana?"
"Dia bukan bocah, Mark. Dia seumuran dengan Jeno. Dan ya, namanya Nana. Jaemin sih sebenernya. Tapi tante Ten bilang dia suka dipanggil Nana. Bahkan kemarin juga dia menyebut dirinya sendiri Nana. Aww bunda gemas sekali dengannya," kikik Doyoung membuat Mark memutar bola mata malas.
"Apasih bunda! Nggak usah berlebihan, deh!"
"Halo, sayang!" Jaehyun yang entah dari mana sudah ikut menimbrung. Mencium bibir Doyoung dengan penuh cinta.
Mark sendiri merasa jengah dengan Ayah dan Bundanya yang hobi sekali bermesraan.
Tak lama, Jeno dan Renjun juga turun dan menghampiri ketiganya. Jeno tampak begitu tampan, sementara Renjun seperti biasa, tampak begitu manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaehyun dan Doyoung memberikan senyuman hangat pada Jeno dan Renjun. Doyoung bahkan sudah mengusap surai Renjun lembut, kebiasaan memang.
"Kalian bertiga kenapa sudah rapi sekali? Mau kemana?"
Mark lah yang dengan cepat membalas pertanyaan sang bunda, "jogging."
"Kalian mau jogging? Kenapa tidak mengajak Nana juga?"
"Nah, benar kata Ayah. Kenapa tidak mengajak Nana juga? Injun mau kan berteman dengan Nana?"
Renjun yang sedari tadi diam, tersenyum canggung pada pertanyaan 'calon mertua' nya itu.
"Tentu saja bunda. Kalau begitu aku bangunkan Nana saja, bagaimana?"
Doyoung menggeleng, "tidak perlu, Injun sayang. Biar Mark saja yang membangunkan Nana. Injun dan Jeno bisa berangkat lebih dulu."
"Bunda, mana bisa begitu?!" protes Mark.
"Diamlah, Mark! Sudah sana, bangunkan Nana! Dengan lembut, jangan keras-keras," perintah Doyoung membuat Mark kesal.
Mark yang memang dasarnya tidak bisa membantah bunda kesayangannya itu lantas kembali menuju ke kamarnya untuk membangunkan Jaemin.
Sepeninggal Doyoung, Jaehyun mencubit pipi sang istri gemas. Sementara Jeno dan Renjun hanya bisa ikut tertawa dengan kelakuan Doyoung.
Meanwhile
Mark membuka pintu kamarnya perlahan. Mengintip Jaemin yang ternyata masih ada di alam mimpi.
"Eoh? Kak Mark?" Jaemin tiba-tiba saja sudah bangun dan terlihat kaget saat melihat Mark berdiri di hadapannya dengan kikuk.
"H-hai, Na!" sapa Mark berusaha setenang mungkin.
"H-hai juga, Kak Mark."
Mark benar-benar merasa bodoh, hanya melihat wajah 'bantal' Jaemin saja sudah membuatnya salah tingkah sendiri. Mark bahkan sampai lupa apa tujuannya kembali ke kamar.
Doyoung yang merasa Mark begitu lama pun memutuskan untuk melihat sendiri apa yang dilakukan anak sulungnya itu.
"Eh? Nana sudah bangun? Mark tidak membangunkanmu dengan bar-bar kan?"
Jaemin lantas menggeleng imut, "aniya, bunda."
"Nana mau tidak ikut jogging bersama Kak Mark, Jeno, dan Renjun?" tanya Doyoung sembari duduk di dekat Jaemin.
"Mau, bunda. Kalau begitu Nana mandi dulu ya," balas Jaemin bergegas menuju kamar mandi.
Setelah memastikan Jaemin sudah berada di dalam kamar mandi, Doyoung beranjak dan menyenggol lengan Mark pelan. "Berkediplah, Mark! Nana menggemaskan ya?"
"Ish, bunda apa-apaan sih?!"
"Haha, bunda hanya bercanda. Kau tunggu Nana disini saja sampai dia selesai bersiap."
Mark kembali mengangguk sebagai jawaban atas 'titah' sang bunda.
Merasa bosan, Mark membuka aplikasi di ponselnya secara random. Hingga tak lama, muncullah Jaemin yang baru saja selesai mandi.
Jaemin mendekati Mark dengan kepala menunduk, "Nana sudah selesai, Kak Mark."
"Shit! Kenapa bocah ini harus memanggilnamanyasendiridengan nada seperti itu! Dan lagi, kenapapenampilannyabisasemanisinisih? Astaga, sadarlah Mark Jung!"
"Kak Mark kenapa? Pusing?" tanya Jaemin dengan wajah khawatirnya.
"A-ah, tidak kok. Kau sudah selesai kan? Ayo kita berangkat!" ajak Mark semangat. Tanpa sadar menggandeng tangan Jaemin.
"Aaaaahhhhhmamihhhh!!! Kak Mark gandengtangan Nana!!!"
"Wait! Kenapaakumerasasepertinya ada yang salah ya?!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.