Go On? (VIII)

492 76 26
                                    

"Lalu kenapa waktu itu Mark hyung masih menemui Mina bahkan sampai tak memberikan kabar padaku?"

Masih begitu jelas pertanyaan Jaemin tempo hari di kepala Mark.

"Hoi, Mark! Ada apa dengan wajahmu? Kenapa ditekuk begitu?" tanya Lucas yang berada di sebelah Mark.

Jeno yang sedari tadi juga berada di ruangan yang sama dengan Mark ikut berceloteh, "Mark hyung pasti sedang memikirkan Nana. Cih, hyung ini memang benar-benar bodoh ya. Aku sudah dengar ceritanya dari Injun. Nana sekarang semakin kecewa denganmu, hyung."

Mendengar perkataan dari Jeno, membuat Mark semakin tertegun. Benar, dia memang benar-benar bodoh.

Memorinya kembali mengingat disaat terakhir kali ia bertemu dengan Jaemin. Saat itu Mark bersikap bodoh dengan tidak bisa membalas pertanyaan Jaemin dan kembali membiarkan Jaemin meninggalkannya begitu saja.

Semenjak kejadian itu, Jaemin benar-benar semakin merasa kecewa pada Mark.

"Aku juga sudah mendengarnya dari Haechan. Kau tau Mark? Haechan bahkan juga begitu kesal denganmu. Memangnya apa alasanmu sampai membuat Jaemin kembali kecewa?"

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu kenapa aku bersikap seperti itu."

"Hyung, kudengar sebentar lagi Nana akan pindah ke Jepang. Apa hyung tidak ingin menyelesaikan masalah hyung dengan Nana?"

"Ke Jepang?"

"Ya, hyung."

Setelahnya Mark segera melesat pergi ke rumah Jaemin. Tanpa mempedulikan teriakan dari Lucas dan Jeno. Pikirannya saat ini hanyalah bagaimana cara agar bisa memperbaiki hubungannya dengan Jaemin.

Tak memakan waktu lama, saat ini Mark sudah sampai di depan rumah Jaemin.

Dengan deru napas yang masih tersengal, Mark mengetuk pintu brutal.

"Mark?"

"Bunda, aku ingin bertemu dengan Nana."

"Nana sedang keluar dengan Renjun dan Haechan. Kau tunggu dulu saja di dalam."

"Tapi aku ingin segera bertemu dengan Nana, Bunda."

"Baiklah. Nana mungkin sedang berkeliling di taman komplek, Mark. Coba saja kau cari disana."

"Terimakasih banyak, Bunda." Mark mengucapkannya sambil membungkukkan badan sopan pada Bunda Na.

Bunda Na pun tersenyum, menepuk bahu Mark pelan. "Selesaikan masalah kalian, Mark. Bunda yakin Nana masih bisa menerimamu."

Mark sontak memeluk Bunda Na dengan erat. Merasa begitu bersyukur dengan dukungan yang sudah diberikan wanita kesayangan Jaemin itu.

.

.

.

"Nana!" Mark berteriak keras saat melihat Jaemin sedang duduk manis di bangku taman.

Jaemin lantas menoleh dan sudah akan berlari menjauh, sebelum Mark lebih dulu mencegahnya.

"Lepaskan aku, hyung," ujar Jaemin dingin.

Bukannye melepaskan Jaemin, Mark justru membalikkan tubuh si manis dan mendekap pemuda Na itu dengan begitu erat. Membuat Jaemin hanya terdiam kaku.

"Aku benar-benar minta maaf, Na."

Mark terus menerus merapalkan kata maaf pada Jaemin.

Jaemin yang sedari tadi hanya diam merasakan bahu Mark yang bergetar hebat. Itu artinya Mark sedang menangis.

"H-hyung...." lirih Jaemin sembari menjauhkan tubuhnya dari dekapan Mark.

Namun tetap saja, Mark kembali memeluknya dengan lebih kencang.

"Kumohon, biarkan aku memelukmu seperti ini, Na. Aku sungguh merindukanmu."

Bagaimanapun Jaemin tetaplah Jaemin. Pertahanannya akan runtuh begitu saja saat menerima pelukan hangat dari Mark. Tak dapat dipungkiri jika sampai saat ini hanya Mark lah seseorang yang ia cintai.

"Hyung, aku lelah. Tidak bisakah kita duduk?"

Mark yang mengerti pun membawa Jaemin untuk kembali duduk di tempat yang sebelumnya Jaemin tempati.

"Ckckckck, kenapa hyung bisa sejelek ini sih? Wah seorang Mark Lee bisa menangis seperti ini ya ternyata," ejek Jaemin sembari menghapus jejak air mata yang masih membekas di wajah Mark.

Ini yang uke sebenernya siapa sih?

"Kau masih saja bisa bercanda disaat seperti ini, Na?" tanya Mark heran.

"Hehe, aku sudah sangat lelah hyung. Maka dari itu, aku harus bersikap seperti ini," jawab Jaemin dengan seulas senyum manis yang benar-benar dirindukan Mark.

Chup

"YAK!!! APA YANG MARK HYUNG LAKUKAN?!"

"Habisnya aku gemas sekali denganmu, Na. Aku benar-benar bahagia melihat senyummu."

"Tapi kan tidak dengan menciumku juga, hyung," balas Jaemin dengan ekspresi datar.

"Ah! Apa masih kurang?" Mark kembali membalas perkataan Jaemin, bermaksud menggodanya.

"Coba saja jika hyung mau kupukul!"

"Pukulanmu tidak akan membuatku sakit, Na."

"Molla molla!"

"Maafkan aku, Na. Aku sudah sangat bersalah padamu."

"Sudahlah, hyung. Tidak usah meminta maaf lagi. Aku pusing mendengarnya. Lagipula, aku sudah memaafkan Mark hyung kok."

Mark kembali terpaku dengan namja dihadapannya, "semudah ini?"

"Mark hyung tidak mau? Ya sudah, Nana marah lagi saja kalau begitu!" rengek Jaemin membuat Mark tersenyum lebar.

Mark kembali memeluk Jaemin begitu erat hingga membuat Jaemin memukul bahunya. "Aww, aku tidak bisa bernafas, hyung."

"Sayang Nana banyak-banyak," seru Mark melonggarkan pelukannya. Diikuti kecupan manis di pipi Jaemin.

"Mark hyung habis makan apa sih? Kenapa jadi cheesy seperti ini? Geli tau!"

"Menikahlah denganku, Na."

"Mwo?!"

-END-

Yeyyeyeyyy akhirnya end juga ehe
Gimana endingnya? Maksain banget nggak sih 🤣🤣🤣

Dahlah, pokoknya markmin happy ending aja ya. Nggak tega kalo mau bikin sad ending. Kasian couple LDR masa mau dipisahin mulu 😁😁😁

Jangan lupa vomentnya ya teman-teman 🥰🥰🥰

Jangan lupa vomentnya ya teman-teman 🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manis banget uhhhh 💕💕💕

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang