Pada akhirnya Jaemin hanya bisa melangkahkan kakinya dengan lemas meninggalkan kelas untuk segera pulang ke rumah dan mengistirahatkan hati dan batinnya sejenak.
Jaemin benar-benar lelah dengan masalahnya kali ini. Jaemin sungguh tak mengerti mengapa Mark berubah dan terkesan tidak lagi peduli padanya.
Sesampainya di rumah, Jaemin segera membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur kesayangannya. Dilihatnya beberapa foto kenangannya saat bersama dengan Mark.
Seulas senyum telah terpatri dibalik wajahnya yang sendu. Ia sangat bersyukur memiliki hari-hari yang indah bersama Mark. Meskipun untuk beberapa hari ini, semuanya benar-benar seakan menghilang begitu saja.
Baru saja Jaemin ingin memejamkan matanya, sebuah suara dari sang eomma membuatnya terperanjat dari tempat tidurnya.
"Nana-ya! Ada Mark dibawah! Cepat turun!" teriak nyonya Na dengan suara yang begitu menggelegar di setiap sudut rumah.
"Untuk apalagi Mark hyung kesini?" gumam Jaemin dengan pelan.
Tak butuh waktu lama untuk Jaemin menghampiri Mark yang kini tengah duduk di ruang tamu bersama eomma-nya. Jaemin hanya bisa menghela napas kasar ketika melihat sang eomma tampak sangat akrab dan begitu menyukai Mark.
Andai saja eomma-nya mengerti apa yang telah dilakukan Mark padanya, mungkin eomma-nya akan merasa kecewa pada Mark.
"Nah, itu dia Nana! Ya sudah, eomma tinggal dulu ya. Ini tehnya diminum ya, Mark," ujar eomma Jaemin ramah.
"Ne eomma, terima kasih," balas Mark tak kalah ramah.
"Ada perlu apa hyung kesini?" tanya Jaemin to the point.
"Memangnya aku tidak boleh kesini?" balas Mark yang justru bertanya pada Jaemin.
Sementara Jaemin hanya bisa memutar kedua bola matanya malas menanggapi pertanyaan Mark. Ia benar-benar sudah cukup muak dengan sikap Mark.
"Aku hanya ingin mengajakmu keluar sebentar," kata Mark sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
"Mianhae, aku lelah, aku ingin istirahat, hyung." Jaemin menjawabnya dengan malas.
"Kumohon, hanya satu jam saja," ujar Mark dengan wajah memelas.
"Hm, baiklah. Aku ganti baju dulu," jawab Jaemin akhirnya setuju.
Setibanya di salah satu tempat yang telah dijanjikan Mark sebelumnya, Mark segera mengajak Jaemin untuk duduk.
Hening.
Suasana itulah yang menemani keduanya. Hanya semilir angin dan kicauan beberapa burung yang menghiasi setiap detik mereka saat ini.
Mark masih tak juga membuka suaranya. Dan Jaemin juga tampak sangat enggan untuk berbicara dengan Mark. Entahlah, mungkin Jaemin memang sudah benar-benar merasa kecewa pada Mark.
"Hai, oppa! Wah, aku rasa kita berjodoh ya!" seru Mina yang entah sejak kapan sudah berada dihadapan Mark dan Jaemin.
"Oh, hai juga Mina! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mark dengan sangat lembut.
"Jalan-jalan saja. Oppa sendiri?" tanya Mina bersikap sok manis.
"Aku-," jawab Mark seraya melirik ke arah Jaemin yang masih saja diam.
"Aku pergi dulu! Jadi ini sebenarnya tujuan hyung mengajakku keluar? Hanya untuk melihat kalian berdua? Baiklah, lakukan apapun yang kalian suka!" bentak Jaemin dengan deraian air mata yang sudah membasahi kelopak matanya.
"Jaemin-ah, apa yang kau bicarakan?" tanya Mark tak mengerti dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh kekasihnya itu.
"Tidak ada! Aku pergi!" jawab Jaemin seraya berlalu meninggalkan Mark yang masih terdiam, mencoba mencerna setiap ucapan Jaemin.
"Bagus, pergi saja sana!" teriak Mina membuat Mark tercengang.
"Hei! Apa yang kau katakan?" tanya Mark diliputi kebingungan.
"Mark oppa, apa oppa masih tidak sadar? Jaemin bukan yang terbaik untuk oppa!" seru Mina dengan lantang.
“Mina!" pekik Mark tak terima.
"Asal oppa tahu saja, selama beberapa hari ini Jaemin menjauh dari oppa itu karena sikap oppa sendiri! Karena sikap oppa yang tidak peka dengan perasaannya! Dan yang kutahu hampir setiap hari dia menangisi masalah ini! Haha, dasar namja cengeng!" ujar Mina semakin membuat Mark tak terima.
"Sebenarnya apa maksudmu?" tanya Mark masih tak mengerti.
"Jaemin cemburu! Dia kecewa! Dia sakit hati melihat oppa yang seolah telah mengkhianatinya dengan lebih peduli padaku! Haha, tak kusangka rencanaku selama ini akan berjalan dengan lancar!" Mina akhirnya menjelaskan semuanya pada Mark.
Tanpa menghiraukan ucapan Mina lagi, Mark segera berlari mencari sosok mungil yang begitu dicintainya itu. Ia benar-benar merutuki kebodohannya yang tidak peka pada perasaan kekasihnya sendiri.
Sungguh ia begitu menyesal tanpa sadar telah menyakiti hati namja sebaik dan setulus Jaemin.
Mark terus melangkahkan kakinya untuk mencari Jaemin. Tak ia hiraukan teriakan dari beberapa orang yang sedari tadi memarahinya karena terus saja menabrak mereka.
Dalam benaknya kali ini hanya terdapat Jaemin. Dia hanya ingin segera bertemu dan menjelaskan semua kesalahpahaman ini pada Jaemin sebelum semuanya terlambat dan semakin membuat Jaemin merasakan sakit yang terlalu dalam.
"Maafkan aku, Jaemin-ah. Aku sungguh tidak tahu. Aku memang bodoh!" rutuk Mark dalam hati sambil terus mengarahkan pandangannya mencari Jaemin.
Langkahnya seketika terhenti saat menangkap sosok mungil yang sedari tadi ia cari tengah meringkuk dibalik bangku taman dengan bahu yang bergetar hebat.
Mark sangat yakin bahwa Jaemin kini telah menangis. Perlahan Mark menghampiri Jaemin.
"Jaemin-ah," lirih Mark sembari memeluk tubuh Jaemin dari belakang.
"Mark hyung," lirih Jaemin begitu pelan.
"Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu. Aku memang terlalu bodoh. Maafkan aku, Jaemin-ah." Mark semakin mengeratkan dekapannya di tubuh Jaemin.
"Sudahlah, lupakan saja. Mungkin memang kita berdua tidak ditakdirkan untuk bersama lagi, hyung," ujar Jaemin masih dengan bahu yang bergetar hebat.
"Kumohon jangan berkata seperti itu! Aku sungguh minta maaf untuk kesalahpahaman ini. Aku benar-benar hanya menyayangimu. Aku dan Mina tidak ada hubungan apa-apa. Dia sudah menjelaskan semuanya dan aku benar-benar menyesal. Maafkan aku, Jaemin-ah." Mark menjelaskan semuanya dengan nada yang sungguh lembut.
"Benarkah? Jadi selama ini hyung-"
"Aku tidak ada hubungan apapun dengan Mina. Hanya kau yang selalu ada di hatiku, Jaemin-ah," terang Mark seraya menggenggam erat jemari Jaemin.
"Mianhae. Aku memang terlalu kekanakkan. Aku sudah cemburu dan sempat tidak mempercayai hyung. Maafkan aku, Mark hyung", kata Jaemin lirih.
"Ini bukan salahmu. Sudahlah, yang terpenting sekarang kita bisa kembali seperti dulu lagi bukan?" tanya Mark diiringi tatapan yang begitu menenangkan Jaemin.
"Tentu," sahut Jaemin dengan senyum yang sudah mengembang dibalik wajahnya yang sembab akibat terlalu banyak mengeluarkan air mata.
END 😊
Sekali lagi, jangan lupa follow akun kita ya buat MarkMin, NoRen, HyunJeong, dan ChangLix Shipper 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Stories [MarkMin]
RandomJust the stories [ficlet] of MarkMin as the most sweetest couple on nct dream 😍 by : bc08
![Drabble Stories [MarkMin]](https://img.wattpad.com/cover/194525304-64-k577988.jpg)