Previous Chapter
Mendengar balasan dari anak kecil itu membuat Jaemin mengernyit bingung. "Kau kehilangan eomma mu, ya? Baiklah, hyung akan membantumu mencari eomma mu ya."
Namun tanpa diduga, anak kecil itu justru menggeleng dan kembali menangis.
"Aduh, bagaimana ini?" gumam Jaemin pelan.
.
.
.
Chenle yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mulai menarik-narik baju Jaemin tak sabar. "Noona, dia kenapa?"
"Aku juga tidak tahu, Lele-ya. Tapi mungkin anak ini sedang kehilangan eomma-nya," balas Jaemin sembari masih mendekap anak kecil yang masih saja menangis itu.
Jaemin sungguh tidak mengerti apa yang harus ia lakukan pada anak kecil itu. Tidak mungkin kan jika Jaemin meninggalkannya begitu saja. Namun, Jaemin juga tidak mungkin membawa anak kecil itu ke rumahnya. Bagaimana jika nanti keluarga anak kecil itu mencarinya.
"Namamu siapa?" tanya Jaemin sangat lembut.
"Ichung."
"Ichung? Benar itu namamu?" tanya Jaemin kembali hanya untuk memastikan.
"Ne, appa selalu memanggilku seperti itu."
"Baiklah, sekarang hyung akan mengantarkanmu ke ruang informasi agar keluargamu bisa cepat menemukanmu."
Jaemin kini telah menggandeng lengan dua anak kecil yang tampak begitu lucu. Jaemin benar-benar sudah seperti appa dari kedua anak kecil yang belum genap berusia 4 tahun itu.
Disaat ketiganya sedang berjalan menuju ruang informasi, tiba-tiba saja Chenle berhenti dan meminta Jaemin untuk mengantarkannya ke toilet. Pasalnya, Chenle ternyata sedang menahan buang air kecil.
Jaemin pun mengantarkan Chenle untuk menuju ke toilet terlebih dahulu. Masih dengan 'Ichung' yang berada dalam genggamannya.
"Eomma~" Anak kecil yang mengaku bernama Ichung itu kembali menatap Jaemin dengan memanggil eomma yang mana membuat Jaemin mengernyit heran.
Dengan gerakan lembut seraya berjongkok agar dapat sejajar dengan tubuh si 'Ichung', Jaemin membalas ucapannya, "kenapa kau memanggilku eomma? Panggil aku hyung, ya. Aku ini bukan eomma mu."
Jika boleh jujur, entah kenapa Jaemin tidak merasa kesal sedikitpun saat anak kecil yang sedang berada dihadapannya itu memanggilnya dengan sebutan eomma.
Bahkan Chenle yang memanggilnya noona setiap hari saja selalu Jaemin marahi. Namun, tetap saja Jaemin tidak ingin orang lain salah paham jika anak kecil itu memanggilnya eomma. Heol! Jaemin kan seorang namja
Tak lama, Chenle telah keluar dari toilet. Jangan heran, meskipun usia Chenle masih sangat kecil, namun ia sudah mampu buang air kecil sendiri.
Pasalnya, Renjun dan Jeno memang selalu mengajarinya untuk mulai melakukan setiap hal kecil sendiri, agar nantinya Chenle tidak menjadi anak yang manja.
Parents goals sekali bukan, pasangan NoRen?
"Ayo, noona. Aku sudah selesai."
"Lele-ya, tidak bisakah kau memanggilku hyung?" Jaemin saat ini tengah memohon pada Chenle yang justru melihatnya sambil tertawa.
Katakan saja jika Jaemin memang benar-benar bodoh.
Sebelum Jaemin sempat melangkah untuk kembali menuju ruang informasi, Renjun dan yang lainnya sudah lebih dulu berteriak memanggilnya, "Nana-ya!"
"Eoh! Kemarilah," balas Jaemin sembari melambaikan tangannya ribut.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Haechan heran melihat Jaemin.
"Nana noona mau mengantarkan dia," jawab Chenle sambil menunjuk anak kecil yang sedari tadi hanya bersembunyi dibalik tubuh Jaemin.
"Iya, aku akan mengantarkan anak ini ke ruang informasi."
"Memangnya dia siapa?" Renjun ikut menyahuti sembari menggendong Chenle.
"Molla. Aku hanya menemukan anak ini menangis sendirian tadi saat Lele sedang bermain."
"Kasian sekali. Kalau begitu ayo kita segera antar anak ini ke ruang informasi saja. Orang tuanya juga pasti sedang mencarinya," saran Renjun dengan tatapan iba.
Pada akhirnya mereka kembali berjalan menuju ruang informasi. Dengan 'Ichung' yang kini tengah berada dalam gendongan Jaemin. Pasalnya, anak kecil bersurai dark brown itu tampak sangat kelelahan. Sehingga Jaemin memutuskan untuk menggendongnya.
Tak lama, mereka sudah sampai di ruang informasi dan segera mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan sigap, pihak yang tengah bertugas pun langsung memberikan pengumuman ke seluruh sisi Sungai Han.
"Kenapa lama sekali ya? Jangan-jangan keluarga anak ini memang sengaja meninggalkannya?" Haechan lah yang berucap dengan sembarangan. Langsung saja mendapat jitakan pelan dari Renjun.
"Jangan sembarangan jika berbicara," sahut Jaemin dengan kesal.
"Aku kan hanya berpendapat. Lagipula jika memang keluarganya masih berada disekitar sini, kenapa sampai saat ini mereka belum juga muncul. Kita kan jadi harus menunggu lama."
"Kau ini! Kalau kau-"
"Ichung-ah!" teriak seorang namja berjas hitam lengkap dengan celana senada memotong ucapan Jaemin yang baru saja akan kembali memarahi Haechan.
Mendengar teriakan namja berjas hitam itu, 'Ichung' sontak terbangun dan langsung berlari menghampiri namja itu dengan langkah yang masih tampak terkantuk, "appa!"
"A-ah, jadi hyung ini appa-nya?" tanya Jaemin tak percaya melihat seseorang yang kini tengah memeluk Ichung dengan begitu erat.
"Nana?" tanya namja itu dengan raut yang tak bisa lagi dijelaskan.
"Ne," balas Jaemin singkat.
"Terimakasih sudah menjaga anakku, Jisung."
"Cheonmaneyo, hyung."
"Ichung-ah, ucapkan terimakasih pada mereka semua. Sekarang kita pulang ya."
"Eomma~" sahut Jisung seraya berlari memeluk Jaemin yang juga dengan refleks memeluk Jisung.
"Kenapa dia memanggil Nana dengan sebutan eomma?" heran Haechan. Begitupun dengan Renjun.
Jaemin sendiri hanya menggedikkan bahunya pelan. Ia sendiri juga tidak mengerti kenapa Jisung terus saja memanggilnya eomma.
TBC/END
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Stories [MarkMin]
RandomJust the stories [ficlet] of MarkMin as the most sweetest couple on nct dream 😍 by : bc08
![Drabble Stories [MarkMin]](https://img.wattpad.com/cover/194525304-64-k577988.jpg)