Siang ini mentari begitu bersemangat untuk memancarkan cahayanya. Begitu pula dengan ribuan daun yang tengah berguguran seiring musim berganti. Tampak pula seorang namja yang kerap kali disapa Nana dengan kacamata tebalnya sedang menunggu teman baiknya di depan gerbang sekolah.
"Hai, namja kutu buku!" sapa seorang namja dengan perawakan yang cukup tinggi pada Jaemin.
"Mark hyung! Jangan memanggilku dengan sebutan seperti itu!" Jaemin hanya menoleh sekilas ke arah Mark yang masih saja memamerkan senyum anehnya.
"Memangnya kenapa? Ada yang salah?" tanya Mark dengan wajah sok polosnya. Sementara Jaemin hanya bisa memutar bola matanya malas melihat sikap teman baiknya itu.
"Menurutmu?" jawab Jaemin terkesan sarkastik.
"Hah! Baiklah, maafkan aku. Aku hanya bercanda," ucap Mark dengan nada merajuk yang justru terdengar sangat tidak cocok dengan wajahnya yang dingin. Asal tahu saja, Mark sebenarnya adalah salah satu siswa paling dikagumi di sekolah. Dan dia hanya menunjukkan sisi lainnya yang begitu manja kepada Jaemin.
"Tidak mau! Hyung selalu saja seperti ini! Aku sudah bosan mendengar ucapan maaf hyung itu! Hyung tahu? Aku bahkan sudah menunggu hyung hampir 1,5 jam disini!"
"Oke, maafkan aku. Ah! Apa kau mau kubelikan es krim?" Sial! Jurus andalan Mark yang satu ini selalu saja berhasil membuat hati Jaemin goyah.
Seperti biasa, Mark terus saja bercerita tentang segala kegiatannya di sekolah pada Jaemin. Mulai dari berlatih dance, berlatih basket dan segudang kegiatan lainnya yang menurut Jaemin cukup menguras tenaga dan waktu.
Sementara itu, Jaemin hanya bisa menjadi pendengar bagi Mark. Sesekali Jaemin bergumam 'oh', 'begitu ya?', atau 'hm' yang kemudian dihadiahi tatapan tajam dari Mark.
Cukup lama mereka berjalan, hingga tampaklah sebuah kedai es krim yang terlihat begitu ramai oleh beberapa pengunjung. Dan Jaemin yang memang sejak tadi sudah berimajinasi di dunia es krim ingin segera melajukan kakinya menuju kedai es krim yang berada di hadapannya saat ini. Namun, baru tiga langkah ia berjalan, ia merasakan sebuah lengan menggenggam jemarinya. Yap, siapa lagi kalau bukan Mark.
"Apa yang hyung lakukan?" tanya Jaemin seraya menghempaskan genggaman Mark.
"Kau benar-benar ingin aku membelikanmu es krim di kedai itu, 'kan?"
"Tentu saja. Bukankah hyung sendiri tadi yang menawarkan diri untuk membelikanku es krim?"
"Ya, kau benar. Tapi ada syaratnya."
"Syarat apa?" tanya Jaemin dengan kerutan di dahinya.
"Kau harus melepaskan kacamata jelekmu itu!" ujar Mark santai.
"Apa?! Hyung sudah gila, ya?" pekik Jaemin cukup keras.
"Tenanglah, kau pasti tetap bisa melihat meskipun tanpa kacamata kudamu itu!"
"Hyung ini kenapa sih? Kalau hyung memang tidak berniat membelikanku es krim, ya sudah! Lebih baik aku pulang saja!" gerutu Jaemin dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Hei! Berhentilah bersikap seperti bocah, Nana. Kau tidak sadar berapa usiamu sekarang, hah?"
"Memangnya kenapa dengan usiaku? Hyung ini benar-benar menyebalkan!" gumam Jaemin.
"Hahaha! Lihatlah wajahmu itu! Benar-benar menggelikan. Apalagi dengan kacamata super tebalmu itu!" Mark mengucapkannya dengan tawa yang benar-benar menggelegar.
Mendengar ucapan Mark membuat Jaemin hanya bisa menghela napas kasar. Ia sudah sangat hafal dengan sikap konyol Mark. Ia tahu bahwa Mark hanya berusaha membuatnya tertawa. Dan terbukti, segala tingkah Mark memang selalu berhasil membuat Jaemin tertawa lepas.
"Tetaplah tertawa seperti itu. Kau sangat cantik!" celetuk Mark yang seketika langsung membuat Jaemin membulatkan matanya.
"Aku ini namja. Aku tidak cantik. Hyung tidak bisa melihat ketampananku ini ya?" ujar Jaemin membanggakan diri.
"Kau, tampan? Dalam mimpimu saja! Dari segi manapun kau ini cantik, Na. Terima saja takdirmu."
Untuk beberapa detik, keduanya terdiam hingga perlahan Mark mendekatkan dirinya pada Jaemin. Hingga Jaemin bisa dengan mudahnya merasakan hembusan napas Mark.
"H-Hyung, apa yang kau lakukan?" tanya Jaemin menelan ludah. Sungguh, ia begitu gugup.
Sementara Mark masih setia pada posisinya, bahkan ia semakin merapatkan tubuhnya pada Jaemin yang tentu saja semakin memerah.
"Diamlah sebentar, Na." Mark benar-benar semakin mengunci pergerakan Jaemin. Sedangkan Jaemin, dia hanya bisa memejamkan matanya.
"Nana-ku begitu manis. Lihatlah pipi yang memerah itu."- batin Mark dengan senyuman tipis yang hampir tak terlihat.
"Nah, sudah selesai! Bukalah matamu, Na. Haha kau lucu sekali. Wah, apa jangan-jangan kau sudah membayangkan hal yang tidak-tidak ya?! Ingat, Na. Kau ini masih kecil!" ledek Mark seraya memandangi wajah Jaemin yang menurutnya tampak berbeda sembari melepaskan kacamata yang masih setia bertengger di wajah Jaemin. Sontak saja sikap Mark ini membuat Jaemin shock.
"Apa sih, Hyung? Aku tidak sedang memikirkan apapun! Lagipula aku bukan anak kecil. Dan lagi, kenapa hyung melepas kacamataku sih? Sini, kembalikan!" Jaemin berteriak dengan cukup keras hingga bisa saja memekakkan telinga Mark.
"Tidak mau. Wleeeee," seru Mark sambil berlari menjauhi Jaemin. Tunggu, sekarang siapa yang sebenarnya seperti anak kecil.
"Dasar Mark hyung bodoh!" Jaemin segera ikut berlari mengejar Mark yang sudah jauh di depan.
Tbc 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble Stories [MarkMin]
RastgeleJust the stories [ficlet] of MarkMin as the most sweetest couple on nct dream 😍 by : bc08