Go On? (Sequel III)

624 70 4
                                        

Previuously....

"Nana? Kau tidak ingin bertemu dengan Mark hyung-mu itu?"

Mendengar pertanyaan sang Bunda, Jaemin sontak memalingkan wajah. Tak ada niat sedikitpun untuk membalas pertanyaan Bundanya itu.

Jaemin yang bereaksi seperti itu benar-benar membuat Ayah dan Bunda Na, juga Renjun dan Haechan kembali menghela napas kasar. Keempatnya merasa gemas dengan sikap Jaemin yang masih saja tak bisa membuka pintu maafnya untuk Mark.

Jaemin sendiri seolah tidak peduli dengan helaan napas yang terdengar begitu mengganggu pendengarannya. Namja Na itu sungguh sedang tak ingin membahas apapun tentang namja lain bermarga Lee yang sampai saat ini masih begitu ia hindari.

Tak lama, kelimanya telah sampai di sebuah restoran. Dengan semangat, Jaemin dan kedua sahabatnya memasuki restoran mengikuti Ayah dan Bunda Na.

"Wah, pasti makanan disini enak-enak ya." Haechan berseru dengan cukup keras yang mana membuat Renjun refleks menyenggol lengan Haechan. "Kau ini! Dasar!".

"Nah, kita duduk disebelah sana saja ya," ujar Bunda Na 'menggiring' yang lainnya untuk duduk di tempat yang sebelumnya ia tunjukkan.

Disaat kelimanya sedang fokus memilih makanan, kehadiran seseorang menarik perhatian kelimanya.

"Ya ampun, Jeno!" seru Bunda Na heboh.

"Annyeong, Bunda. Annyeong, Ayah. Annyeong juga, Na!" balas Jeno dengan eye smilenya.

"Sini, Jeno ikut makan bersama kita saja." Ayah Na menawari Jeno sembari menyediakan tempat duduk kosong disebelahnya.

Jeno membalas dengan kikuk, "terimakasih, Ayah. Tapi aku disini hanya ingin menyapa. Sebenarnya aku kesini karena ingin mengantarkan Mark hyung."

"Oh, Mark ada disini juga?"

"Ne."

"Lalu dimana Mark? Kenapa tidak sekalian saja makan disini?" Kali ini Bunda Na lah yang berbicara. Tanpa memperhatikan ekspresi Jaemin yang sudah unmood.

"Mian, Bunda. Sepertinya Mark hyung tidak bisa makan bersama kita. Mark hyung sedang makan dengan seseorang."

Bunda Na sudah akan bertanya lagi, sebelum suara Jaemin menghentikannya. "Sudahlah, Bunda. Jangan mengganggu orang lain. Lagipula untuk apa sih Bunda mengajak orang lain seperti itu."

"Nana sayang, Mark dan Jeno kan bukan orang lain," tegas Bunda Na membuat Jaemin kembali terdiam.

Setelahnya, Jeno berpamitan dan kembali ke tempatnya.

"Aku ke kamar mandi dulu," cicit Jaemin yang langsung diangguki oleh Ayah dan Bunda Na.

Brukkkkk

"Ah, maafkan saya."

"Tidak ap-"

"Eoh! Kau ini Jaemin kan?"

"Ne, saya minta maaf. Saya permisi."

"Tunggu dulu. Bisakah kita bicara sebentar? Kurasa aku harus meluruskan sesuatu."

"Maafkan aku, tapi aku sedang terburu-buru. Dan sepertinya tidak ada yang perlu kita bicarakan."

"Kumohon, sebentar saja."

"Baiklah."

"Kau pasti sudah tau siapa aku kan?"

Jaemin hanya mengangguk.

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang