Baru Sadar? 😏

735 103 86
                                    

"Mark, ikut tidak?" tanya Jaehyun yang baru saja selesai bersiap.

"Kemana hyung?"

"Ke dorm dream. Doyoung ingin bertemu dengan Jeno."

"O-oh. Ke dorm dream ya?" lirih Mark dengan wajah lesu.

Jaehyun menepuk bahu Mark pelan, "bukankah kau harus meluruskan sesuatu, Mark?"

Mark mengangguk, "baiklah. Aku ikut hyung."

Setelahnya, Mark bergegas untuk bersiap dan membulatkan tekadnya untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Jaemin.

"Kajja, hyung!" ajak Mark semangat.

Jaehyun hanya tersenyum tipis, sementara Doyoung berujar sinis pada Mark, "kenapa kau juga ikut, Mark?"

"Aku akan bertemu dengan Nana," jawab Mark penuh keyakinan.

Mendengar jawaban Mark, Doyoung justru berdecih dan tak lagi menghiraukan laki-laki penyuka semangka itu. Masih merasa kesal dengan sikap Mark tadi malam.

Tak membutuhkan waktu lama untuk ketiganya sampai di dorm dream.

Hal pertama yang mereka lihat adalah Jeno dan Renjun yang sedang menyiapkan makanan, sementara Jisung dan Chenle tengah bermain game di ruang tamu.

"Selamat pagi~" ujar Jaehyun dan Doyoung pada keempat member dream yang sedang sibuk sendiri itu.

"Eh, selamat pagi hyung," balas Renjun dengan senyum cerah. "Untunglah hyung cepat datang. Hyung bantu Renjun ya?" Jeno berujar sembari menunjukkan eyesmile andalannya pada Doyoung.

"Lagipula tumben sekali kau yang membantu Renjun. Jaemin kemana?" Kali ini Jaehyun lah yang bertanya.

"Nana jogging. Pagi-pagi sekali tadi dia sudah pergi."

Jaehyun dan Doyoung seketika mengerutkan kening mereka bingung.

Mark yang sedari tadi hanya diam pun menyela pembicaraan, "Nana pergi kemana? Sendirian?"

"Ani. Nana tidak sendirian," balas Jeno datar. "Nana bersama Hyunjin."

"Hyunjin? Untuk apa Nana bersama Hyunjin?" tanya Mark heran. Pasalnya Mark tidak tahu jika selama ini Jaemin dekat dengan Hyunjin.

"Entahlah. Nana kan juga butuh teman. Dan Hyunjin selalu ada setiap kali Nana membutuhkan teman," celetuk Renjun masih dengan kesibukannya. Menyiapkan makanan.

"Kenapa aku tidak tahu?" tanya Mark entah pada siapa.

Jeno yang sudah duduk di meja makan hanya bisa menatap Mark remeh. "Memangnya apa yang hyung tahu tentang Nana?"

"Maksud ucapanmu itu apa?" ujar Mark kesal. Bahkan sudah terdapat kilat amarah dibalik netra tajamnya.

Jeno sudah akan menanggapi pertanyaan Mark, namun suara Jaemin mengalihkan seluruh atensi mereka.

"Aku pulang! Hei, kalian berdua ini apa tidak bosan bermain game terus? Dasar bayi!" ujar Jaemin mendekati Chenle dan Jisung. Belum menyadari kehadiran Mark, Doyoung dan juga Jaehyun.

"Nana, darimana?" Mark menghampiri Jaemin perlahan. Sementara Jaemin berjingkat saat mendengar suara Mark menyapa pendengarannya. "Kak Mark? Sejak kapan ada disini?"

"Jawab pertanyaanku, Na." Mark kembali menatap Jaemin dengan tegas.

"Jogging," jawab Jaemin acuh.

"Dengan siapa?"

"Kakak kenapa sih?" Jaemin ingin beranjak untuk membersihkan diri. Namun, pergelangan tangannya justru dicekal oleh Mark. "Kita harus bicara."

Keenam namja yang menyaksikan interaksi antara Mark dan Jaemin pun hanya bisa diam. Sadar jika Mark dan Jaemin memang harus bicara berdua.

"Nana tidak akan kenapa-kenapa kan? Mark hyung sepertinya marah sekali," cicit Renjun meremat sendok yang sedang ia tata di meja makan.

Jaehyun mencoba menenangkan adik manisnya itu, "tenang, Njun. Jaemin pasti akan baik-baik saja."

Meanwhile

Saat ini Mark dan Jaemin tengah duduk di tepi ranjang Jaemin dengan suasana yang bisa dibilang tidak bagus.

"Aku mau mandi. Terserah kakak mau menunggu disini atau diluar." Jaemin berujar dingin.

"Kita harus bicara, Na," balas Mark tak kalah dingin.

"Apa yang mau kakak bicarakan?"

"Sejak kapan kau dekat dengan Hyunjin?"

Jaemin menatap Mark jengah. "Sudah lama."

"Kenapa tidak pernah memberitahu kakak?" tanya Mark mencoba untuk lembut.

"Memangnya kenapa aku harus memberitahu Kak Mark?"

Mark lantas mencengkeram bahu Jaemin, "kakak ini kekasihmu, Na. Kakak berhak tahu dengan siapa saja kau dekat. Termasuk Hyunjin."

"Ya, oke. Sekarang kakak sudah tahu kan?"

"Arraseo. Na Jaemin, kakak minta maaf."

Jaemin memberikan pandangan heran pada Mark yang tengah menunduk. "Kenapa kakak tiba-tiba minta maaf?"

"Entahlah, kakak hanya merasa kakak harus meminta maaf padamu, Na."

"Buat apa Kak Mark minta maaf kalau begitu? Kakak saja tidak tau kenapa kakak minta maaf."

"Maaf, Na. Selama ini kakak pasti sudah banyak membuatmu sakit hati ya?"

"Hm, Kak Mark baru sadar?" ujar Jaemin sarkas.

Mark seketika terdiam saat Jaemin mengucapkan hal seperti itu. Jadi benar, selama ini ia memang sudah banyak membuat Jaemin sakit hati.

"Kakak benar-benar minta maaf, Na."

"Sudahlah, tidak apa-apa. Aku juga sudah biasa dengan sikap kakak yang seperti ini."

Mark semakin merasa bersalah saat Jaemin membalasnya dengan perkataan yang telak, sudah tidak bisa ia balas lagi.

"Kakak rasa memang sudah seharusnya kita berhenti, Na. Kakak tidak mau semakin menyakitimu."

Dengan wajah yang sudah memerah dan dibanjiri air mata, Jaemin membalas pernyataan Mark. "Oh, jadi cuma segini aja? Kakak mau kita berhenti sampai sini?"



Tbc dulu aja yaaa wkwk
See you next chapter 😆

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang