Our Destiny (V)

539 75 6
                                        

Previous Chapter

"Na, sini Ichung biar denganku saja. Chenle sepertinya ingin bermain denganmu," ujar Mark terlewat santai.

"Hyung, baru saja memanggilku?" tanya Jaemin tak percaya.

"Aku-"

Sadar akan apa yang baru saja ia ucapkan, Mark sontak terdiam. "Maaf, maksudku Jaemin."

"Tidak apa-apa, hyung," ujar Jaemin dengan senyum hangat.

"Ichung-ah, sini dengan appa dulu. Jaemin hyung akan bermain dengan Chenle."

Mendengar perkataan sang appa, Jisung tidak lantas berpindah. Namun, justru semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin. "Shireo! Eomma hanya boleh denganku!"

"Ichung-ah, jangan seperti itu. Biarkan Jaemin hyung bersama Chenle dulu," ujar Mark lembut sembari berusaha meraih tubuh Jisung yang semakin menempel pada Jaemin.

"Tidak apa-apa. Biar saja Ichung bersamaku. Jangan dipaksa seperti itu, hyung."

Merasa tak mungkin menang dengan sang anak, Mark pun pada akhirnya menyerah dan membiarkan Jisung kembali memonopoli Jaemin.

Sungguh, Mark merasa tidak enak pada si kecil Chenle yang tengah mengerucutkan bibirnya sebal karena tidak bisa bermain dengan Jaemin.

"Ichung-ah, kita bermain bersama Lele juga ya," tawar Jaemin dengan nada yang terdengar begitu lembut. Layaknya seorang eomma sungguhan.

"Ne, eomma," balas Jisung dengan anggukan lucu.

Dengan gerakan secepat kilat, Jaemin mengajak kedua anak mungil itu untuk bermain di area belakang café.

Jeno dan Renjun hanya bisa terkekeh dengan sikap Jaemin yang begitu ceria jika sedang bersama anak kecil.

Pasalnya, selama ini memang Jaemin tidak pernah memancarkan aura kebahagiaan kecuali jika ia sedang bersama Chenle.

"Aku benar-benar tidak mengerti," gumam Mark memecah keheningan.

Jeno yang sadar akan gumaman Mark sontak bertanya, "ada apa, hyung?"

Mark hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Entahlah, mungkin ia masih tidak berniat untuk mengungkapkan semuanya pada Jeno dan Renjun.

"Jadi, Jisung itu benar-benar anak hyung?" tanya Renjun yang sungguh diliputi rasa penasaran.

Lagi. Mark hanya mengangguk sebagai jawaban. Tanpa penjelasan apapun. Membuat Jeno dan Renjun kesal sendiri.

Jujur saja, Jeno dan Renjun sungguh penasaran dengan kehidupan Mark setelah berpisah dengan Jaemin 6 tahun yang lalu. Keduanya benar-benar ingin mengerti setiap detail cerita tentang apa saja yang dilakukan oleh Mark.

Pasalnya, mereka memang sempat mendengar jika setelah Mark dibawa ke luar negeri oleh kedua orang tuanya, Mark juga dijodohkan dengan seorang yeoja yang merupakan anak dari partner kerja perusahaan appa-nya.

Jadi, mumpung saat ini mereka bisa bertemu dengan Mark, mereka ingin mengetahui segalanya begitupun dengan bagaimana perasaan Mark pada Jaemin, meskipun mereka tahu jika saat ini Mark sudah memiliki Jisung yang mana berarti bahwa Mark sudah memiliki istri.

"Hyung, menurutmu kenapa Jisung terus memanggil Jaemin dengan sebutan eomma ya?" Jeno mulai mengajukan pertanyaan yang sebenarnya Mark juga tidak tahu jawabannya.

"Aku juga tidak tahu. Jisung tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Dia bukan termasuk anak yang mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Tapi entah kenapa Jisung bisa semudah ini dekat dengan Jaemin."

Mendengar jawaban Mark, Renjun dan Jeno dengan refleks mengerutkan kening bingung.

"Lalu, kemana eomma Jisung yang sebenarnya?" Renjun dengan penuh keberanian menanyakan hal yang sebenarnya begitu privasi.

"Tidak ada," balas Mark singkat.

"Maksudmu apa hyung? Istrimu sudah meninggal?" Kali ini giliran Jeno lah yang bertanya.

"Haha istri darimana? Aku tidak mempunyai istri."

Balasan yang baru saja dilontarkan oleh Mark sontak membuat Jeno dan Renjun terkejut. Mereka sungguh tidak mengerti dengan ucapan Mark. Apa maksudnya dengan tidak punya istri? Bagaimana dengan Jisung? Memangnya anak kecil itu bisa keluar sendiri? Yang benar saja.

"Aku tau kalian pasti heran. Tapi, maafkan aku. Aku belum bisa menjelaskannya pada kalian untuk saat ini," ujar Mark seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Jeno dan Renjun.

"Jadi sampai saat ini hyung belum menikah?" tanya Renjun berusaha terlihat tidak terlalu penasaran.

"Tentu saja. kan sudah kubilang jika aku tidak mempunyai istri."

"Apa karna Nana?" tanya Jeno tanpa basa-basi.

Mendapat pertanyaan mendadak seperti itu membuat Mark sontak terdiam dan hanya memandangi kedua temannya itu dengan pandangan kosong.

Jeno yang sadar akan ucapannya langsung meminta maaf pada Mark, "mianhae, hyung."

"Tidak apa-apa, Jeno-ya. Tidak ada yang salah kok dengan pertanyaanmu," balas Mark dengan senyum tipis.

"Jadi benar, hyung belum menikah karna Nana?"

Dengan tegas, Mark kembali membalas pertanyaan Renjun. "Ya."

Merasa tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan cerita tentang Jisung lagi, Mark dengan helaan napas pelan mulai menceritakan semuanya pada Jeno dan Renjun.

Namja bule itu mulai bercerita jika sebenarnya dulu setelah ia dibawa ke luar negeri oleh kedua orang tuanya, ia bukan hanya melanjutkan pendidikan, tapi juga belajar untuk bagaimana menjadi penerus perusahaan sang appa.

Begitupun dengan berita jika ia dijodohkan, itupun benar. Mark memang awalnya akan dijodohkan dengan anak dari salah seorang partner kerja appa-nya. Dia yeoja yang manis dan sangat perhatian dengan Mark. Keduanya juga sudah sempat bertemu dan memulai pendekatan. Namun tetap saja, Mark tidak bisa membohongi hatinya jika hanya Jaemin lah yang ada di dalam hatinya.

Pada akhirnya Mark pun berterus terang pada yeoja bernama Mina itu bahwa ia tidak bisa jika harus dipaksa untuk meneruskan perjodohan. Mark tahu jika Mina adalah yeoja yang sangat baik dan ia tidak ingin jika nantinya ia akan menyakiti perasaan Mina dengan menjalin hubungan secara terpaksa.

Selama Mark bercerita, tanpa ia sadari Jaemin telah berdiri dibelakangnya. Turut serta mendengarkan segala cerita yang telah diungkapkan oleh Mark.

"Mark hyung..." gumam Jaemin begitu lirih.

TBC

Chapter depan bakalan end
Jadi MarkMin harus bersatu nggak ya?

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang