Roommate (II)

637 100 25
                                    

"Nana?" Bunda Doyoung menyapa Jaemin dengan lembut.

"Ne, bunda." Jaemin membalas dengan tak kalah lembut.

"Nana sudah selesai beres-beres, kan? Ayo Nana turun, bunda tadi sudah memasak," ajak Doyoung dengan usapan pelan di surai pekat Jaemin.

Jaemin mengangguk dengan antusias. Jujur saja, sedari tadi memang dirinya benar-benar lapar.

"Astaga, Nana! Kenapa kau manis sekali sih?" pekik Doyoung diikuti cubitan gemas di pipi Jaemin.

Setelahnya, Doyoung bersemangat untuk menggamit lengan Jaemin. Entahlah, Doyoung sungguh merasa sudah begitu menyayangi Jaemin.

"Nah, Nana duduk sini ya. Bunda sudah menyiapkan makanan kesukaan Nana."

"Terimakasih, bunda." Jaemin membalas dengan senyum manis yang membuat Doyoung kembali menahan pekikannya.

Doyoung sudah akan berceloteh, sebelum suara putra bungsunya terdengar, "Jeno pulang!"

"Jeno! Kenapa harus teriak seperti itu sih?!" sungut Doyoung mendelik tajam pada Jeno.

Jeno hanya tertawa, "hehe, maaf bunda. Oh ya, Injun ikut kesini. Aku tidak mau Injun-ku sampai diculik jika dirumah sendirian."

Tak lama, Injun -kekasih Jeno muncul dibalik punggung Jeno. Menyapa Doyoung dengan sopan, "annyeong, bunda."

"Annyeong, Injunie. Wah, semakin hari calon menantu bunda ini semakin manis saja ya," ujar Doyoung sembari menepuk pipi Renjun hangat.

"Bunda juga semakin manis saja," balas Renjun dengan senyum yang begitu cerah.

"Kebetulan bunda baru saja menyiapkan makanan, Injun makan dulu ya."

Renjun mengangguk, mengikuti Doyoung menuju ruang makan.

Jaemin yang sedari tadi melihat interaksi antara Doyoung dan Jeno serta Renjun hanya bisa menunduk malu.

"Oh ya, kenalkan ini Jaemin. Dia anak dari sahabat bunda. Jaemin ini seumuran dengan kalian juga lho."

Mendengar penuturan sang bunda, Jeno langsung saja memperkenalkan diri. "Hai, Jaemin! Aku Jeno. Dan ini pacarku, Renjun."

Dengan senyum manis, Renjun pun ikut menyapa Jaemin. "Hai, Jaemin! Aku Renjun. Salam kenal ya."

"Salam kenal, Jeno dan Renjun. Aku Jaemin," balas Jaemin terlampau lembut.

"Bunda, Mark hyung belum pulang?" tanya Jeno disela-sela acara makan malam.

Doyoung hanya membalas dengan gelengan kepala. Tidak tau juga kemana perginya Mark.

Selanjutnya tak ada lagi yang berbicara, keempatnya sama-sama menikmati makanan dalam diam. Ah, tidak juga sebenarnya. Jeno terus saja menggoda Renjun, sementara Doyoung dan Jaemin hanya ikut menertawai kelakuan sepasang kekasih itu.

"Ayah pulang!" seru Jaehyun dengan suara beratnya. Tak lupa dengan kecupan di bibir Doyoung penuh cinta.

"Ish! Ayah ini sudah menodai Injun-ku tau!"

Perkataan Jeno barusan hanya dihadiahi tatapan datar oleh Jaehyun dan Doyoung.

Tanpa berniat merespon bungsu Jung itu, Jaehyun memandang Jaemin yang tengah memakan makanannya dengan lucu.

Sebuah pertanyaan tiba-tiba saja terlintas di benak pria berlesung pipi itu, "Jaemin sudah bertemu dengan Mark?"

"Eung? Mark siapa?" tanya Jaemin dengan raut bingung.

"Mark itu anak Ayah dan Bunda yang pertama, kakak dari Jeno," jelas Jaehyun.

"Nana belum bertemu dengan Mark. Anak nakal itu saja belum pulang sampai sekarang," cicit Doyoung dengan nada kesal. Mengingat putra sulungnya itu memang hobi sekali pulang malam. "Pasti sedang bermain game lagi dengan temannya, si kingkong wakanda itu!"

"Kingkong?" sahut Jaemin dengan wajah polosnya.

Doyoung yang menyadari ucapannya pun segera membalas, "Ah! Maksud bunda, Lucas. Dia teman Mark."

Jaemin kembali mengangguk menanggapi ucapan Doyoung.

Jeno dan Renjun yang sedari tadi memandangi sikap dan perilaku Jaemin, diam-diam saling bertukar pikiran.

"Injun-ah, sepertinya akan sangat seru jika Jaemin kita dekatkan dengan Mark hyung," bisik Jeno pada Renjun.

Renjun pun menyetujui ucapan kekasih sipitnya itu, "benar, Jeno-ya. Sepertinya memang mereka akan sangat cocok."

"Injun menginap disini saja ya? Mama dan Baba Injun sedang keluar kota kan?"

"Iya, bunda."

"Bunda memang pengertian sekali uhh. Tau saja aku masih ingin berduaan dengan Injun-ku," tutur Jeno membuat Renjun sontak memukul lengan Jeno manja. "Jeno, ih!"

"Ya sudah, kalian segera bersih-bersih lalu istirahat sana. Dan untuk Nana, boleh langsung istirahat juga ya sayang." Doyoung mengucapkannya dengan usapan lembut di surai Jaemin dan Renjun secara bergantian.

Jaemin lantas berpamitan untuk menuju 'kamarnya'. Begitupun dengan Jeno dan Renjun.

Setibanya di kamar, Jaemin bergegas untuk membasuh tangan dan kakinya agar bisa segera mengistirahatkan tubuhnya yang benar-benar lelah.

Disaat Jaemin sudah akan terlelap, suara seseorang mengagetkannya.

"YAK! SIAPA KAU?!"

"A-aku...."

Tbc ~

Tbc ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang