Boyfriend? (III)

716 58 0
                                    

Hari ini tibalah saat dimana Mark harus kembali ke Kanada. Meninggalkan Jaemin dengan segala kerinduan yang pasti akan menyerang.

"Hyung, jadi berangkat hari ini?" Jaemin bertanya dengan nada yang terdengar begitu lemas.

Mark sontak memberikan jawaban, "tentu. Aku akan berangkat hari ini juga."

Jaemin tak tahu lagi harus menanggapi seperti apa.

"Aku akan menemuimu nanti, Na. Kau ada di rumah kan?" tanya Mark di seberang sana. Ya, keduanya kini sedang berbincang melalui ponsel.

"Maaf, hyung. Nanti aku masih ada acara dengan teman-temanku."

"Baiklah, tak apa. Hubungi aku saja jika nanti kau sudah selesai," balas Mark.

Jaemin kembali membalas, "geurae, hyung."

Benar saja. Hari ini Jaemin memang sudah terlanjur memiliki janji untuk bertemu dengan teman-temannya.

Pagi-pagi sekali Jaemin sudah bersiap untuk menuju kediaman salah satu temannya. Kim Seungmin.

"Appa, antarkan aku ke rumah Seungmin," pinta Jaemin pada sang appa.

"Seungmin? Tumben sekali kau kesana."

"Eoh? Hanya ingin saja, appa. Lagipula memang mungkin bisa dibilang reuni. Hehe." Jaemin membalas dengan kekehan kecil yang membuat sang appa tak mampu lagi menahan rasa gemasnya.

Tak lama setelah menghabiskan sarapan, Tuan Na segera mengantarkan putra manisnya itu. "Kajja!"

Jaemin membalas dengan tak kalah semangat, "kajja, appa!"

Disepanjang perjalanan, Jaemin lebih banyak diam sambil terus memandangi isi ponselnya.

"Kau sedang menunggu pesan dari siapa? Appa perhatikan sejak tadi anak appa yang manis ini tak bisa berhenti gelisah, hm?"

"Aniya, appa. Aku tidak sedang menunggu pesan dari siapapun."

Mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Jaemin membuat sang appa kembali menutup rapat mulutnya. Tak ingin memaksa si manis untuk bercerita lebih banyak.

"Jja, kita sudah sampai. Nanti hubungi appa saja jika kau akan pulang," ujar appa Jaemin dengan senyum hangat.

"Geurae, appa."

Jaemin segera memasuki rumah Seungmin.

Setibanya di depan rumah Seungmin, tak disangka ternyata teman-temannya yang lain sudah lebih dulu datang dan menikmati snack yang telah disiapkan oleh Seungmin.

"Hai, Na! Kau sedikit terlambat," ujar Seungmin seraya menarik pelan lengan Jaemin agar bergabung dengan yang lainnya.

"Eoh! Nana?" Kali ini Jisung yang memberikan sapaan pada Jaemin. Namja dengan wajah seperti squirrel yang begitu menggemaskan.

Jaemin lantas membalas sapaan Jisung, "Annyeong, Jisung-ah."

Menit demi menit mereka lewati dengan penuh canda tawa. Tak jarang pula mereka akan bergosip untuk membicarakan teman-teman mereka yang lain.

Namun, siapa sangka dibalik tawa yang semenjak tadi ditampilkan oleh Jaemin tersimpan perasaan gundah yang benar-benar membuatnya tidak tenang.

Satu-satunya hal yang membuat Jaemin risau tentu saja karena setelah ini ia harus berpisah dengan Mark. Namja yang begitu spesial baginya.

"Nana-ya, waeyo? Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Renjun yang sedari tadi memperhatikan.

"A-ah, tidak ada."

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang