Love in Silent

781 76 3
                                    

"Kau sudah mengumpulkan tugas dari Lee Ssaem?" tanya Guanlin yang tiba-tiba berada disamping Jaemin.

"Sudah," jawab Jaemin singkat tanpa mengalihkan pandangannya pada Guanlin.

"Heh! Mau apa kau disini? Minggir sana!" seru Haechan tak suka dan meminta Guanlin untuk segera menjauh dari Jaemin.

"Haechan-ah, jangan seperti itu," lirih Jaemin pelan berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu.

"Kau sedang apa sih, Na? Kenapa kau masih saja mau mengobrol dengan si brengsek itu? Aku tidak suka, Na." Haechan sungguh kesal jika Jaemin terus saja bersikap baik pada Guanlin. Bukan tanpa alasan, Guanlin itu benar-benar namja tak tahu diri karna sudah dengan seenaknya menyakiti hati Jaemin.

"Dia hanya bertanya tentang tugas, tidak ada lagi," ujar Jaemin.

"Tapi kalian mengobrol bukan?" tanya Haechan masih dengan amarah yang sudah siap meledak.

"Sudahlah jangan dibahas lagi." Jaemin berujar sembari berusaha meyakinkan Haechan bahwa dirinya baik-baik saja.

Tanpa Jaemin sadari, ada seseorang yang tengah memandanginya dengan intens. Seseorang yang ternyata sudah cukup lama menyimpan rasa padanya.

Seseorang yang sebenarnya selalu memperhatikan dan mengaguminya dalam diam. Dan seseorang itu tidak lain adalah sunbae di kampusnya, Lee Mark.

Sejak awal perkuliahan, Mark memang sudah menyimpan rasa pada Jaemin. 'Love at The First Sight', mungkin itulah yang dialami Mark saat pertama kali berjumpa dengan sosok Jaemin yang hingga kini selalu ia kagumi.

Di kampus, Mark lebih dikenal dengan seseorang yang cukup pendiam dan sangat dingin. Sifat itulah yang menjadi penyebab Mark untuk menahan perasaannya pada Jaemin selama ini. Dia terlalu takut untuk sekedar menyapa dan memulai obrolan dengan Jaemin.

"Teman-teman, tugas dari Lee Ssaem tolong segera dikumpulkan ya. Batas waktunya sampai jam 2 siang ini," seru Jaemin memberikan instruksi pada teman-temannya untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan oleh salah satu dosennya.

"Tambah sedikit lagi waktu dong. Kita belum selesai nih!" celetuk Hyunjin yang tengah sibuk memainkan gadget-nya.

"Tidak bisa! Kalau kau memang berniat ingin mengumpulkan tugas ya cepat selesaikan sana! Jangan meminta tambahan waktu lagi!" gertak Haechan sangat geram dengan sikap salah satu temannya itu.

"Aish! Oke oke aku kerjakan!" teriak Hyunjin membalas ucapan Haechan yang tengah menatap tajam ke arahnya.

Tak berapa lama kemudian, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Jaemin segera meminta teman-temannya untuk mengumpulkan tugas yang diberikan oleh Lee Ssaem.

Setelah semua tugas terkumpul, Jaemin segera melangkahkan kaki mungilnya menuju keluar kelas dan mengumpulkannya di meja Lee Ssaem.

Namun saat sampai di depan ruangan Lee Ssaem, Jaemin merasa sedikit kesulitan untuk membuka pintu karena kedua tangannya tengah memegang tugas dari teman-teman sekelasnya.

"Butuh bantuan?" tanya seseorang yang kini telah berdiri dihadapan Jaemin seraya mengulurkan tangannya untuk membawa tugas yang dipegang oleh Jaemin.

"Eh? Terimakasih, sunbae," ujar Jaemin mengulum senyum manisnya sambil membuka pintu.

"Ini diletakkan dimana?" tanya seseorang yang tak lain adalah Mark.

"Disini saja, sunbae," jawab Jaemin seraya menunjuk ke meja yang berada di ujung ruangan.

"Oke. Sudah kan? Kalau begitu aku pergi dulu ya," pamit Mark dengan seulas senyum tipis.

"Iya. Sekali lagi terimakasih, sunbae."

"It doesn't matter."

Jaemin menatap kepergian salah satu sunbaenya itu dengan aneh. Selama ini Jaemin belum pernah mengobrol dengan sunbae itu.

Bahkan saling sapa pun tak pernah. Dan, siapa sangka beberapa detik yang lalu ia sempat berbicara dengan sunbae bersurai madu itu meskipun hanya beberapa kata saja.

"Ternyata sunbae itu adalah orang yang baik. Tidak sedingin seperti yang dikatakan oleh teman-teman selama ini," batin Jaemin dalam hati.

"Aduh, apa yang sedang aku pikirkan sih?" lanjut Jaemin merutuki dirinya yang tiba-tiba menyunggingkan senyum mengingat apa yang baru saja ia alami.

***

'Aku tunggu di ruang musik.' -Lee Mark.

"Mark sunbae?" sapa Jaemin pada seseorang yang telah menunggunya di ruang musik.

"Jaemin? Kau datang?" tanya Mark melemparkan senyumnya. Membuat jantung Jaemin seakan berhenti berdetak dan aliran darahnya mengalir begitu deras.

"I-iya. Ada apa sunbae memintaku bertemu disini?"

"Aku ingin menunjukan sesuatu padamu," ungkap Mark sembari meminta Jaemin untuk duduk disampingnya.

"Sunbae ingin menunjukkan apa?" tanya Jaemin diliputi rasa penasaran.

Tanpa memberikan penjelasan pada Jaemin, kini Mark telah mulai memainkan tuts-tuts piano dengan begitu indahnya.

Sungguh baru kali ini Jaemin mendengarkan permainan piano yang begitu indah dan mampu menyentuh perasaannya.

Keheningan menyelimuti ruang musik yang masih dihuni oleh Mark dan juga Jaemin. Tak ada satupun dari mereka berdua yang memulai pembicaraan.

Mereka sama-sama tertunduk dan tak berani menatap satu sama lain.

"Sebenarnya kenapa sunbae menunjukkan ini padaku?" tanya Jaemin memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan wajah yang masih tertunduk malu.

"Karena kau adalah orang yang sangat spesial untukku, Jaemin," jawab Mark mantap membuat Jaemin seketika mendongakkan kepala.

Mata keduanya pun bertemu. Tatapan lembut diantara keduanya mulai menjalari tubuh mereka.

"Maksud sunbae apa?" tanya Jaemin masih tak mengerti.

"Kau adalah orang yang spesial untukku. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku hanya akan menunjukkan lagu ini untuk orang yang spesial di hidupku, itulah alasan mengapa aku menunjukkan ini padamu," jelas Mark membuat Jaemin semakin terdiam.

"Sebenernya aku sudah berencana untuk mengirim lagu ini pada produser rekaman setelah aku menunjukkan ini padamu, Jaem. Aku mempunyai mimpi jika suatu saat nanti aku bisa menjadi musisi professional," lanjut Mark masih dengan tatapan yang begitu lembut.

"Aku tidak tahu harus membalas ucapan sunbae seperti apa," cicit Jaemin hampir tak terdengar.

"Haha, kau tidak perlu membalas apapun. Cukup dengarkan saja lagu yang sudah kubuat ini."

Mendengar penuturan yang baru saja Mark ucapkan membuat Jaemin benar-benar tak mengerti. Sementara Mark tak bisa menahan senyumnya karena telah berhasil membuat Jaemin yang selama ini ia sukai bersedia mendengarkan lagu buatannya.

End 😆

Huahhh btw happy birthday untuk couple kesayangan kita semua 🎉🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huahhh btw happy birthday untuk couple kesayangan kita semua 🎉🎉🎉

Bahagia banget bisa liat uri Markmin bisa foto berdua lagi kek gini 😢😢😢

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang