Starts of The Music (I)

4.1K 237 26
                                        

Pagi ini udara terasa begitu menyegarkan bagi Jaemin yang tengah memandangi indahnya pepohonan meluruhkan setiap lembar daun yang mulai bertransformasi menjadi warna kuning, jingga, hingga merah. Langkah kaki Jaemin terus membujuknya untuk menyusuri jalanan yang tak jauh dari rumahnya sambil sesekali berhenti sejenak untuk mengagumi karya seni sang pencipta, merasa seolah-olah semua pohon dan dedaunan sedang bertepuk tangan menyambut pertumbuhan baru pada musim semi.

Jaemin begitu menikmati cuaca yang sangat menenangkan ini, hingga ia lupa jika saat ini jam sudah menunjukkan pukul 09.00 yang menandakan bahwa ia akan benar-benar terlambat masuk kelas. As you know, Jaemin ialah salah satu mahasiswa jurusan Musik di sebuah perguruan tinggi di daerahnya.

Tak lama, Jaemin pun tiba di depan pintu ruang kelasnya dengan napas yang masih terengah-engah.

"Fiuh, akhirnya sampai juga," gumam Jaemin pelan.

"Jaemin?" sapa Mark, salah satu kakak tingkat Jaemin.

"Ish! Hyung ini membuatku kaget saja!" ujar Jaemin dengan suara khasnya.

"Maaf. Aku hanya heran saja, kenapa kau hobi sekali sih datang terlambat?"

"Memangnya kenapa? Ada yang salah kalau aku terlambat?! Lagipula ini bukan urusanmu, Hyung! Sudah, pergi sana!" kata Jaemin angkuh seraya berlalu dari hadapan Mark.

"Jaemin! Hei! Kau mau kemana?!"

"Aku mau jalan-jalan saja, otakku butuh sedikit refreshing!" Jaemin menjawab dengan santai dan terus melajukan kakinya meninggalkan Mark dengan wajah datar yang selalu terpatri di wajahnya sambil sesekali menyenandungkan musik kesukaannya.

Disaat Jaemin sedang berjalan di sepanjang koridor kampusnya, tiba-tiba saja ia dihadapkan dengan sesuatu yang membuatnya terkejut. Yap, ia sedang melihat kakak tingkat yang begitu ia kagumi sedang duduk berdua dengan seseorang yang Jaemin sendiri juga tidak tahu.

Sejenak, Jaemin kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan seseorang yang sungguh ramah dengan senyum yang begitu memikat itu. Seseorang yang diketahuinya bernama Jung Jaehyun.

Pertemuan mereka berawal pada kegiatan orientasi tahun lalu, tepatnya di akhir bulan Juli dimana Jaemin sedang asyik menikmati alunan musik bersama teman-teman barunya. Saat itu, Jaemin benar-benar terhipnotis oleh suara dari beberapa kakak tingkat yang sedang bersenandung ria di tengah hamparan taman kampus.

Hingga ia tak menyadari bahwa nyawanya hampir saja melayang jika seseorang yang ia yakini adalah Jaehyun tidak menyelamatkannya.

"Hai! Bukankah kau ini Jaemin?" tanya Jaehyun memecah lamunan Jaemin.

"Eh? I-iya, Hyung." Jaemin seketika menundukkan wajahnya, tak kuasa menatap Jaehyun dari jarak yang begitu dekat.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa hari ini kau tidak ada jadwal kuliah?" Lagi. Jaehyun bertanya dengan suaranya yang terkesan penuh perhatian. Semakin membuat Jaemin salah tingkah.

"Tidak," dusta Jaemin.

"Oh begitu. Perkenalkan, dia kekasihku. Kim Doyoung."

"Ke-kekasih?" tanya Jaemin seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Iya, dia kekasihku."

"Maaf, aku harus segera pergi," ujar Jaemin tanpa menghiraukan uluran tangan dari Doyoung, kekasih Jaehyun.

"Ada apa dengannya?" tanya Doyoung dengan raut wajah bingung.

"Entahlah, mungkin dia memang sedang terburu-buru," jelas Jaehyun.

***

Sudah hampir satu minggu ini, Jaemin memutuskan untuk mengurung diri di dalam kamar. Satu-satunya alasan yang menyebabkan hal ini adalah kejadian beberapa hari yang lalu. Jaemin mendapat kenyataan pahit bahwa seseorang yang begitu dikaguminya telah menjadi milik namja lain.

Sementara itu, Renjun yang notabenenya adalah sahabat dekat Jaemin merasa sangat bingung dengan sikap Jaemin. Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa untuk membujuk Jaemin agar tidak berdiam diri terus menerus.

"Nana, keluarlah! Ini aku, Renjun," seru Renjun sambil mengetuk pintu kamar Jaemin sekuat tenaga.

"Tidak mau!" rajuk Jaemin.

"Ayolah, Nana. Kumohon buka pintumu!" ucap Renjun terus berusaha untuk membujuk Jaemin.

Tak lama kemudian, Jaemin pun membuka pintu kamarnya dan mengizinkan Renjun untuk memasuki kamarnya.

"Astaga! Apa benar ini kamarmu?" Renjun seketika shock dengan pemandangan kamar Jaemin yang sangat berantakan. Begitupun dengan sahabatnya, bahkan Jaemin tampak lebih kacau dari keadaan kamarnya.

"Diamlah! Aku sedang tidak mood."

"Baiklah. Sekarang, coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi sampai kau jadi kacau seperti ini?" Renjun segera mendudukkan dirinya di samping Jaemin yang benar-benar terlihat menyedihkan.

"Jaehyun hyung, dia-"

"Tunggu! Jaehyun hyung? Kakak tingkat yang kau kagumi itu? Ada apa dengannya?" tanya Renjun bertubi-tubi.

"Dia sudah memiliki kekasih," jawab Jaemin lirih.

"Sudah kuduga. Dia memang bukan ditakdirkan untukmu. Sudahlah, lebih baik kau lupakan saja dia," saran Renjun seketika membuat Jaemin semakin frustasi.

"Tidak semudah itu. Dia telah menyelamatkanku," ujar Jaemin pelan.

"Apa kau sungguh yakin jika yang menyelamatkanmu waktu itu adalah Jaehyun hyung?"

"Tentu saja, dia orang pertama yang ada di sampingku saat aku sadar."

"Ah, baiklah. Aku akan menonton pagelaran musik di dekat kampus, apa kau mau ikut?" Renjun kembali berusaha untuk membujuk sahabatnya itu agar tak lagi berdiam diri. Ia tahu benar bahwa hanya musiklah yang mampu membangkitkan semangat Jaemin.

“Pagelaran musik? Baiklah, aku ikut!” See?. Jaemin seketika begitu bersemangat setelah mendengar kata ‘musik’.

Nggak tau kenapa lagi semangat banget buat nulis MarkMin hehe 😂

Nggak tau kenapa lagi semangat banget buat nulis MarkMin hehe 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang