Waiting You (II)

604 66 23
                                    

Cahaya sang mentari kembali menyeruak ke dalam kamar Jaemin yang masih sibuk menggeliat dibalik selimut tebalnya.

Hari ini adalah weekend, dan itu berarti bahwa Jaemin akan bermalas-malasan seharian di dalam apartemen tercintanya tanpa harus memusingkan tugas kuliah yang menumpuk.

Jaemin menatap ke arah sebuah pigura yang di dalamnya terdapat foto dirinya dengan Mark. Foto yang diambil saat keduanya berlibur bersama beberapa tahun yang lalu.

Air mata kembali menetes begitu saja di wajahnya, ia sungguh merindukan saat-saat bersama dengan kekasihnya.

Tak lama, Jaemin meraih ponsel yang tergeletak diatas nakas tempat tidur seraya membiasakan mata bulatnya yang tampak masih mengantuk. Berharap bahwa kekasihnya akan mengirimkan pesan padanya.

"Tidak ada, ya. Mungkin Mark hyung memang sedang benar-benar sibuk," lirih Jaemin dalam hati seraya meletakkan ponselnya kembali diatas nakas dengan senyum yang begitu dipaksakan.

Dadanya kembali merasa perih.

Setelah berpikir cukup lama, Jaemin akhirnya memutuskan untuk membersihkan apartemennya yang tampak begitu berantakan, sebelum suara bel membuatnya terdiam sejenak.

Jaemin pun menuntun langkahnya dengan malas menuju pintu apartemen untuk mengetahui siapa sebenarnya orang gila yang telah bertamu sepagi ini.

Cklek

"Annyeong, selamat pagi," sapa seorang namja dengan ramah.

"Selamat pagi. Maaf, kau siapa?" tanya Jaemin dengan beberapa kerutan di dahinya.

"Perkenalkan, namaku Lucas. Aku kesini hanya ingin memberikan kotak ini padamu," ujar namja itu dengan senyum yang sudah terulas di bibirnya.

"Kotak apa ini? Sepertinya kau salah alamat. Aku tidak pernah memesan paket apapun."

"Kotak ini memang untukmu. Mark yang memintaku untuk memberikan ini padamu."

Perkataan yang baru saja dilontarkan oleh namja asing dihadapannya sukses membuat Jaemin terpaku.

Apakah namja ini menyebutkan nama kekasihnya? Apakah benar bahwa Mark yang telah mengirimkan kotak itu untuknya?

"Apakah baru saja kau mengatakan bahwa kotak ini dari Mark hyung?" tanya Jaemin masih tidak percaya dengan kalimat yang diucapkan oleh namja asing itu.

"Ya, ini adalah pemberian dari Mark. Dia sendiri yang memintaku untuk memberikannya padamu.” Namja bernama Lucas itu terus saja menatap Jaemin yang kini tampak tertegun. Ia beranggapan bahwa Jaemin pasti masih shock.

"Kalau boleh tahu, kau ini-"

"Aku teman Mark,” ucap Lucas memotong ucapan Jaemin, seolah mengerti apa yang akan ditanyakan Jaemin selanjutnya.

"Maaf, aku tidak tahu."

"Tak apa. Baiklah kalau begitu, aku permisi." Lucas segera berlalu dari hadapan Jaemin yang tetap terdiam sambil menatap kotak berwarna biru muda yang masih ia genggam.

Dengan rasa penasaran yang begitu menguasai dirinya, Jaemin pun membuka sebuah kotak yang sedari tadi hanya dipandanginya.

Dapat dilihatnya bahwa di dalam kotak itu terdapat secarik kertas dengan goresan tinta hitam diatasnya.

Perlahan, Jaemin membuka isi surat itu dengan jantung yang berdegup berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Hai, Nana ku tersayang
Bagaimana kabarmu? Kuharap kau selalu baik-baik saja disana
Aku disini juga selalu dalam keadaan baik

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang