Na Jaemin. Seorang namja yang kini telah memasuki usia dewasa. Tepatnya 24 tahun. Tengah mengabdikan diri sebagai salah satu seonsaengnimdi sebuah sekolah.
Na Jaemin. Memiliki paras yang begitu manis dan menggemaskan. Membuat siapa saja tak segan untuk mencubit pipinya yang tampak sedikit chubby.
Di usianya yang sudah bisa dibilang cukup, Jaemin hanyalah seorang namja polos yang belum pernah merasakan cinta sekalipun.
Selama ini yang Jaemin lakukan hanyalah bergelung dengan buku-buku dan juga para haksaengyang begitu ia sayangi. Oh! Ada satu lagi sosok yang selalu menemaninya. Lee Jeno. Namjayang saat ini tengah menjadi seorang aktor profesional.
Keduanya sudah dekat sejak kecil karena kedua orang tua mereka adalah sahabat karib. Dimanapun ada Jaemin, pasti disitu juga ada Jeno.
Namun, sayangnya kini mereka sudah tak dapat lagi menjalin kedekatan seperti dulu. Kalian sudah tahu pasti jika Jeno adalah seorang aktor yang diharuskan untuk selalu menjaga imagenya.
Jaemin pun tak merasa keberatan sedikitpun. Dia hanya ingin mendukung apapun yang membuat sahabatnya itu bahagia.
"Apa yang sedang kau pikirkan, sayang? Kenapa belum bersiap untuk ke sekolah?" tanya eomma Jaemin heran.
Jaemin sontak menoleh pada sang eomma, "tidak ada. sebentar lagi aku akan berangkat, eomma."
"Tidak mau appaantar, sayang?" ujar Tuan Na menawarkan diri.
"Aniya. Aku akan sangat malu pada siswaku jika mereka tahu aku masih harus diantar oleh appa."
Sang appatak bisa menahan tawanya mendengar penjelasan dari Jaemin. "Haha, salah sendiri. Kenapa sampai saat ini kau belum juga bisa mengendarai motor sendiri."
Sungguh pertanyaan retoris. Jaemin tidak mau lagi menanggapi ocehan appanyaitu.
Pada akhirnya, Jaemin pun berpamitan pada kedua orang tuanya sembari bergegas menuju halte bus untuk bisa sampai di sekolah, tempatnya mengajar.
Disepanjang perjalanan menuju halte, tak sedikit orang-orang yang menyapa Jaemin dan seperti biasa, Jaemin juga akan menyapa mereka kembali dengan senyum hangat yang selalu ia tampilkan.
Jaemin memang dikenal sebagai namja yang berhati hangat.
"Kau ini Jaemin, kan?" tanya salah seorang yeoja yang tengah berdiri disamping Jaemin.
"Ya. Maaf, tapi kau siapa ya?"
Yeojaitu lantas tersenyum canggung, "ah, kau pasti tidak mengenalku ya. Aku Koeun, dulu kita pernah satu sekolah."
"Begitukah? Maafkan aku, aku tidak tau," balas Jaemin merasa bersalah.
Koeun hanya mengangguk pelan sebagai balasan.
Selanjutnya, Jaemin kembali sibuk dengan ponselnya. Membaca beberapa pesan dari siswanya yang begitu lucu. Jaemin ini memang sosok seonsaengnimyang begitu dekat dengan para siswanya. Sehingga terkadang ada beberapa siswa yang sengaja bertukar pesan dengannya.
"Kau mau berangkat kerja, bukan? Bagaimana jika kau ikut denganku saja? Aku akan mengantarmu," ujar Koeun bermaksud mengajak Jaemin untuk berangkat bersamanya.
"Bukankah kau disini untuk menunggu bus?"
Koeun refleks tersenyum, "tidak. Aku disini sedang menunggu sepupuku. Dia akan mengantarku ke tempat kerja. Kau akan ke SM High School kan? Kebetulan sekali kita searah. Jadi, barangkali kau mau berangkat denganku."
Mendengar perkataan Koeun, Jaemin terdiam sejenak. Menimbang apakah ia harus menyetujui ajakan Koeun yang sebenarnya ia tidak ingat jika Koeun adalah teman sekolahnya. Namun, saat ini memang sudah cukup siang dan jika ia tetap menunggu bus bisa dipastikan bahwa ia akan telat.
"Apa tidak apa-apa jika aku ikut denganmu?" tanya Jaemin memastikan.
Koeun kembali tersenyum, "tidak apa-apa. Tenang saja. Nah, itu dia sepupuku. Ayo."
Jaemin dengan langkah pelan mengikuti Koeun yang kini tengah berdiri disamping sebuah mobil sedan hitam.
"Cepatlah! Aku sedang buru-buru," ujar sepupu Koeun dengan cukup keras. Seketika membuat nyali Jaemin menciut.
"Jangan berteriak seperti itu, bodoh! Lagipula kau sendiri yang telat menjemputku," sentak Koeun tak kalah keras.
Jaemin semakin merasa tak enak jika ia harus 'menumpang' pada mobil sepupu Koeun itu.
"Jaemin, kenapa belum masuk juga? Ayo," ajak Koeun menatap Jaemin heran.
"A-ah, sepertinya aku akan menunggu bus saja."
"Jangan begitu, sudahlah ayo masuk." Koeun dengan pelan menarik lengan Jaemin agar segera masuk ke dalam mobil sepupunya itu.
Di dalam mobil, Jaemin benar-benar tidak tenang. Pasalnya sedari tadi Koeun dan sepupunya itu terus saja berdebat entah tentang apa.
"Nah, itu di depan kau belok ke kiri. Kita akan mengantar temanku dulu," interupsi Koeun dengan suara yang tak bisa dibilang lembut.
Sementara sepupunya itu hanya bisa mendengus mendengar Koeun yang terus saja memerintahkan ini itu.
Tak lama, mereka telah sampai di depan SM High School. Dengan segera, Jaemin keluar dari mobil sambil mengucapkan terimakasih pada Koeun.
"Dia temanmu?" tanya sepupu Koeun dengan wajah datar.
"Ya, kenapa? Kau tertarik padanya?" balas Koeun yang langsung mendapat jitakan keras dari sang sepupu.
"Dasar bodoh! Jangan bicara sembarangan."
Tbc/End
Annyeongggg
Kita bikin satu lagi cerita Markmin nih Jangan lupa voment 😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uhhh, moment langka markmin yang begitu berharga 😭😭😭