Jadi Gini Akhirnya? 🤧

876 106 52
                                        

Semenjak perdebatan Jaemin dan Mark tadi malam, keduanya tetap saling diam. Bahkan Jaemin sudah benar-benar muak dengan sikap Mark yang selalu saja 'menghindar' dari masalah.

Bukankah masalah yang ada itu harusnya diselesaikan? Bukannya malah dihindari, seperti yang selalu Mark lakukan.

Flashback

"Kakak rasa memang sudah seharusnya kita berhenti, Na. Kakak tidak mau semakin menyakitimu."

Dengan wajah yang sudah memerah dan dibanjiri air mata, Jaemin membalas pernyataan Mark. "Oh, jadi cuma segini aja? Kakak mau kita berhenti sampai sini?"

"Na, listen to me. I just dont wanna to hurt you more."

"Ck, you know that you hurt me but you always do it again and again."

"I know. I'm so sorry, Na."

Jaemin hanya bisa menahan rasa sakit yang ia rasakan. Sungguh tak habis pikir dengan keputusan Mark. Kenapa justru mereka harus berakhir seperti ini.

Mark kembali meraih jemari Jaemin, mengelusnya dengan lembut. Begitupun dengan tatapan yang juga dapat meruntuhkan pertahanan Jaemin.

"Maafkan kakak, Na. Tapi memang sepertinya kita harus berhenti. Kakak tidak mau semakin menyakitimu."

Mendengar ucapan Mark, Jaemin lantas tersenyum samar. Berusaha menatap wajah Mark, "oke, fine. Jika memang itu yang kakak mau. Kita selesai."

Bagai disambar petir, Mark tidak menyangka jika Jaemin akan semudah itu menyetujui keputusannya. Namun, Mark juga hanya bisa mengangguk.

Lengannya sudah akan meraih Jaemin, bermaksud ingin memeluk namja Na itu. Sayangnya, Jaemin justru menjauh darinya dan meminta Mark untuk segera pergi. Jaemin butuh waktu sendiri. Hari ini Jaemin sungguh lelah.

Tanpa ingin berdebat lagi, Mark bergegas meninggalkan kamar Jaemin.

"Hiks." Isakan itu pada akhirnya lolos begitu saja dari bibir Jaemin. Kesedihan yang sejak tadi sudah ia coba tahan pun pada akhirnya tak bisa lagi dibendung.

Drabble Stories [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang