Chapter 31 [Sihir]

17.1K 3.2K 118
                                    

Selamat membaca(つ≧▽≦)つ
.
.
.
.

Hari pun berjalan normal setelah kejadian itu. Dan sekarang dia punya kebiasaan baru. Gibah malam-malam dikamar bareng Celine.

Shena tak perlu menjelaskan apapun karna dia tau Celine juga mendengar percakapan dirinya dan Florin tadi siang.

Mereka terus berbicara tentang alur ataupun tokoh dalam cerita yg pernah mereka baca dikehidupan lalu.

Begitulah hari ini berakhir dan terganti dengan hari yg baru.

Sekarang Shena seperti biasanya. Setelah mandi dan bersiap dia segera sarapan bersama Papanya. Cuma hari ini rasanya suasana terasa sedikit aneh.

"Ini hari..kamis..kan?" Brian menatap makanan nya yg dia santap tanpa ada rasa menikmati. Shena terkaget, Keknya bakal ada yg terjadi ini.

"Ya tuan. Ini hari Kamis dan Ini sudah ketiga kalinya anda bertanya pada pagi hari ini." James menjawab pertanyaan dengan pandangan aneh.

James dan Shena membuat ikatan mata.

Dia kenapa? -Shena.

Ngga tau. -James.

Sepertinya jika ditanya pun tak akan menjawab jadi Shena mencoba mencari topik lain. Tapi sebelum itu dia memastikan sesuatu.

Wajah segar ✓
Wajah tampan ✓
Wajah nggak pucat kek zombi ✓

Semuanya serba cek ✓

Shena memastikan kondisi Papanya dengan mengecek wajah tampannya. Eits jangan salah. Mengecek kondisi orang tampan prima atau tidak itu dari wajahnya:v

Ehek:V

Canda elah.

Dia bertanya langsung oke?

"Papa. Papa dalam kondisi sehat wal Afiat kan?" Tanya Shena sambil menghabiskan makanannya. Brian menoleh. Tumben ni anak nanya.

"HM. Apa? Ada apa? Kenapa?"

Brian menyahuti Shena dengan datar sementara Shenanya cuma sumringah. "Papa nggak lupa kan? Papa nanti ngajarin aku lho.."

Sedetik kemudian Brian teringat kembali jadwal yg disepakati dirinya dan Karsiel. Dan hari ini dia harus mengajari anaknya tentang sihir.

Dia menawari dirinya sendiri soal itu. Sebenarnya dia ingin merekrut guru privat yg bisa semua mata pelajaran terutama sihir. Tapi itu langka!!

Karsiel tau akan hal itu jadi dia malah menawari dirinya sendiri untuk menjadi pengajar Shena. Berarti harus ke istana. Tentu saja Brian dengan tegas menolaknya. Mana Sudi ya kan?

Jadi dia akan menikmati bagaimana rasanya menjadi guru bagi anaknya dalam satu hari penuh dalam seminggu.

Brian menghela napas lalu mengangguk dan Shena segera mempercepat menyelesaikan makannya.

...

Sekarang setelah semua selesai makan, Shena cepat cepat berganti baju Tentu saja pakai celana oke? Kau tak mungkin latihan seperti itu pakai rok! Apalagi rok berlipat-lipat kek gitu.

Mau kondangan?

Setelah selesai dia segera berlari menuju lapangan belakang dekat taman tempat ksatria Duke biasa berlatih.

Disisi lain Brian sudah berada disana sedang menunggu Shena datang.

Shena POV.

Aku pun segera mengganti bajuku dengan yg sudah disiapkan oleh pelayan. Akhirnya!! Baju yg lebih ringan!:))

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang