Chapter 58 [Penampilan?]

9.9K 1.9K 122
                                    

Selamat membaca💚✨
.
.
.
.

Allen yang masih berada di kasurnya, sedang mengumpulkan nyawa untuk membuka mata setelah terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

".. masuklah." Dia langsung mengangkat tubuhnya dan duduk di pinggir kasur.

Pelayan yang biasa melayaninya mulai masuk satu persatu dan membantunya bersiap-siap.

Beberapa waktu kemudian.

Allen menyibak rambut pirangnya kebelakang dan menyuruh para pelayan pergi duluan dari sana.

Setelah merasa sendirian, dia memutar matanya mencari keberadaan seseorang.

"Hm? Dimana ibu?"

Setiap kali dia membuka matanya waktu pagi, ibunya akan berada disana dan menyapanya. Tapi untuk pagi ini tidak terlihat disana.

Allen tak ambil pusing, dia masih mengingat Shena berada di istana. Apalagi ini adalah hari terakhirnya disini. Jadi dia cepat-cepat merapikan kembali pakaiannya dan keluar dari kamar.

Baru beberapa langkah Allen keluar dari sana dan bersiap melangkahkan kakinya ke samping, tiba-tiba matanya melotot melihat seseorang.

Di kamar sampingnya, terlihat Erion sama sedang menatapnya dengan ekspresi persis seperti Allen sekarang.

Allen menepuk dahinya sendiri.

Dia bergumam untuk dirinya sendiri. 'Kenapa aku setuju pada ayah membiarkan orang itu tidur di kamar sebelahku?'

Hatinya bertanya-tanya apa yang membuat otaknya bisa menyutujuinya dengan mudah. Mata birunya kembali melihat ke depan. Kakinya bergerak sendiri setelah dia menghela napas.

Akhirnya mereka berhadap-hadapan.

"Selamat pagi, Pangeran Erion." Allen menyapa dengan senyum sopan.

Terlihat Erion memasang ekspresi keberatan melihat betapa tak ikhlasnya senyum itu ditujukan pada dirinya, tapi Erion juga memasang ekspresi yang sama pada Allen.

"Hari yang cerah bukan, Pangeran Alland?"

Basa-basi yang tak berguna.

Dalam hati mereka mengutuk satu sama lain sambil mempertahankan senyum sopan dan santun.

"Penampilan anda sangat bersinar seperti biasanya, Pangeran Alland."

Erion sekarang tak segan lagi menunjukkan ekspresi dingin pada Allen, lagipula mengetahui sifat tak akur ini emang sudah turunan dari ayahnya sendiri.

Allen hanya menyeringai sebelum menjawab setelah memperhatikan wajah Erion.

"Anda benar-benar baik, Pangeran Erion. Saya tau saya sangat tampan, tapi saya tersipu anda mengatakannya secara langsung pada saya."

"Ah, jangan terlalu rendah hati. Saya tak berniat sombong, tapi saya merasa saya lebih tampan dari anda."

Perempatan imajinasi tercipta di dahi kanan Allen. Mereka memandang satu sama lain seperti melihat hal yang paling mengganggu untuk dilihat tepat setelah mereka baru bangun di hari yang cerah ini.

Allen menyibak poninya kebelakang sambil tersenyum kearah anak seumurannya.

"Ohoho.. anda benar Pangeran Erion. Tapi tidak baik untuk melebihkan penampilan seperti itu, saya takut jika kesialan akan menimpa anda."

Sekarang gantian Erion yang mendapatkan perempatan di dahinya.

"Jangan tersinggung, saya hanya mengatakan untuk kebaikan anda."

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang