Chapter 33.2 [Rapat]

16.2K 3K 143
                                    

Lanjutan oke?👌
Selamat membaca!
.
.
.
.

Setelah mereka berdua dipisahkan, Brian makin khawatir dan mulai membayangkan hal yang tidak-tidak.

Melihat temannya terus melamunkan sesuatu Karsiel segera mengajaknya berbicara.

"Apa yang kau lamunkan sih? Apa ada masalah?"

"Diam kau. Aku tak ingin mendengar pertanyaan ini darimu."

Setelah mendengar jawaban sewot Brian, Karsiel menyadari hal yang menganggu temannya.

"Tenang saja~ mereka hanya menghabiskan waktu berdua saja kok~ tak perlu khawatir~"

"Justru karena dia anakmu aku lebih khawatir lagi pada Shena, bodoh!"

Setelah itu Brian langsung berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Dengan cepat segera dihadang oleh Karsiel sendiri.

"Hei! Bukankah aku sudah bilang? Kau tidak perlu khawatir! Lagipula ada rapat penting!"

Ughh!!

Brian dengan emosi kembali ketempat dia duduk sambil menunggu para bangsawan lainnya datang ke sana.

Sambil menghela napas panjang Karsiel menyadari sesuatu. Baru kali ini dia melihat Brian se emosi ini. Sepertinya dugaannya benar, Brian sudah sangat terbuka pada Shena.

Bukankah akan sangat bagus saat dirinya menjadikan Shena menantunya?

Karsiel tak sabar melihat raut wajah Brian saat hal itu terjadi.

Hatchuu!!

Entah kenapa tiba-tiba Brian bersin, hidungnya gatal seperti ada yang sedang menyumpahi dirinya.

"Oh benar juga. Apa yang kau bicarakan dengan Shena sebelumnya?"

Brian memandang Karsiel dengan seringai tipis diwajahnya. Entah kenapa itu membuat Karsiel kesal telah bertanya hal itu..

"Kau ingin tau? Baik! Aku menyuruh anak itu membakar seluruh istana ini jika diantara kalian berdua meminta hal yang aneh-aneh."

Seperti Allen. Karsiel memiliki perempatan didahinya, walau begitu dia masih dengan tersenyum sambil berbatin.

'Sial. Peka sekali:('

Sepertinya setelah ini dia harus berbicara empat mata dengan anaknya. Melihat insting tajam Brian, untuk berjaga-jaga dia harus sangat hati-hati saat menjauh kan mereka berdua.

'Kukira instingmu hanya berguna di keadaan bahaya. Ternyata soal ini cukup menyusahkan ya-_-'

'Tunggu..memangnya ini situasi berbahaya?'

Setelah merasa sedikit tenang Brian membuka mulutnya untuk bertanya pada Karsiel.

"Kelompok apa ini?"

"Menurut laporan dari salah satu prajurit yang melakukan penyelidikan ini adalah kelompok bandit yang berbahaya. Mereka bisa mengubah penampilan bahkan suara."

"Korban?" Sambil mengambil berkas yang dipegang Karsiel, Brian meneliti beberapa nama yang tercantum disana.

"Sebagian besar anak-anak kalangan rakyat biasa. Terutama mereka yang punya penampilan yang menarik."

"Hehh? Perdagangan anak? Ternyata masih ada yang berkeliaran?"
Setelah itu kertas itu dilempar kembali ke meja Karsiel.

Tok tok tok!

"Kami izin masuk!"

Setelah suara terdengar, pintu terbuka dan memperlihatkan banyak dewan bangsawan yang masuk keruangan itu.

Seharusnya tidak perlu diadakan rapat karna yang bertugas memastikan perbatasan adalah Duke Chevalier. Tapi karna masalah ini terkait sihir tabu yang bisa meniru penampilan ini mereka mau tak mau juga ikut.

Terlihat beberapa dari mereka memiliki wajah kusut seakan enggan datang.

"Nah! Kalau begitu kita mulai rapatnya!"

...

Sementara itu sekarang Shena dan Allen sekarang berpindah tempat ke perpustakaan istana.

Sangat besar!

Perpustakaan istana memiliki banyak sekali buku dan yang dominan adalah sejarah dan politik. Mengetahui hal itu Shena sedikit kecewa.

'Nggak ada novel romantis kah?:('

Sudah 6 tahun semenjak Shena masuk kedunia ini. Dan tebaklah! Tak ada cerita roman sama sekali! Terkadang romannya malah dengan genre yang sedikit berat.

Kek dicampur sejarah gitu lho!

Sementara yang diinginkan Shena itu yang ringan! Yang biasa dia baca di kehidupannya dulu. Pernah Shena berpikir mungkin jika tak ada dia harus menulisnya sendiri.

Tapi...

Bukankah aneh? Anak kecil yang berusia 6 tahun sepertinya menulis cerita percintaan orang dewasa!? Pengalamannya dari mana anjirr?

Kan nggak nyambung.

Melihat Shena terus menoleh kanan kiri, Allen merasa khawatir jika dia tak ingin disini.

"Apa..kita harus kembali saja?"

Mendengar pertanyaan aneh yang keluar dari Allen membuat Shena tersadar dan dengan cepat-cepat dia menggeleng.

"Ti-tidak! Hanya saja aku hanya kagum melihat buku yang sebanyak ini"

Allen tersenyum dan segera menghapus pikiran negatifnya. Harus dia akui dia sekarang lebih sensitif saat menyangkut Shena.

Shena berjalan-jalan begitu juga dengan Allen. Mereka berdua memilih buku yang menarik dan membawanya ke meja didekat sana.

Dia memilih buku tebal dan itu lebih tebal dari yang dipilih Allen. Allen terkejut saat melihat betapa tebalnya itu...

"Kau serius akan membacanya?"

"Hmm agar aku cepat mengantuk. Ah! Bukan bermaksud tak sopan tapi itu sudah kebiasaan ku saat dimansion."

Allen hanya mengangguk dan mulai membaca bukunya. Setelah beberapa saat, tanpa sadar Shena ketiduran dalam posisi duduk tegak walau kepalanya bergoyang ke kanan dan kiri seakan ingin terjatuh.

Melihat gadis didepannya tidur dengan tak lazim, Allen dengan baik hati segera duduk disampingnya dan meletakkan kepala Shena dipundaknya.

Sambil memainkan rambut hitam Shena yang terletak dekat kepalanya dia berbisik dengan manis.

"Mimpi indah.."

Dan entah tertular atau apa, Allen juga merasa mengantuk dan tertidur masih dalam posisi seperti itu dan menyandarkan kepalanya diatas kepala Shena.

Sebenarnya sedari tadi mereka diawasi seseorang. Seseorang yang semasa hidupnya sering sekali ke perpustakaan ini.

Orang itu tersenyum melihat keakraban yang tak akan dia duga akan dirinya lihat hari ini.

"...mimpi indah kalian berdua..hehe!" Dengan hati-hati dia mengambil selimut yang entah darimana munculnya dan menyelimuti kedua tubuh kecil di depan dirinya.

Dalam sekejap bayangan orang itu menembus tubuh Shena dan Allen. Kemudian berjalan kepojok perpus, bagian yang paling gelap dan menghilang secara ajaib tanpa jejak apapun.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak!(≧▽≦)

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang