Chapter 67 [Bodo amat.]

5.8K 1.2K 233
                                    

Em.... Selamat membaca?🥰
Kamu tertekan? Tos!✋🗿

Nggibahnya Teresa sama Syalina kita tunda dulu. Aku baca komentar banyak yang frustasi, jadi mari kita mulai dengan yang menghangatkan hati dan menjernihkan pikiran dahulu😇

Lanjut kedepannya:)
.
.
.
.

Teresa mengangkat kakinya setinggi dia bisa dan meluncurkannya kebawah, tepat ke atas meja.

Karena hantaman dahsyat itu, meja terbelah menjadi dua, tdiak hanya itu bahkan lantai juga terbelah. Syalina melongo melihat betapa dahsyatnya kekuatan Teresa.

Dia memegangi tubuhnya yang untung saja tak terbelah menjadi dua juga. Eh. Hantu bisa terbelah nggak sih?

Teresa memegangi rambutnya dan menjambaknya.

'DIA BILANG ITU SPOILER RINGAN!? APAKAH TERKAIT DENGAN MAFIA ITU TERMASUK RINGAN????!!!!!'

"Hah.. seharusnya aku tak percaya padamu." Gumam Teresa melihat wajah cantik Syalina yang hanya diam memiringkan kepala.

"Aku? Kenapa?"

Lihat? Jika saja Teresa tidak ingat wanita didepannya lebih tua dari dia, pasti sudah dia tonjok dari awal.

"Tidak apa. Bisakah lebih rinci lagi? Spoilernya."

Syalina kembali ke posisi santai, tak mempedulikan meja hancur didepannya.

"Oh, untuk lebih jelasnya. Allen adalah.. em.. bisa dibilang adalah pembunuh bayaran? Yah itu yang kutahu." Dengan SANTAINYA Syalina menjatuhkan rudal bukan bom lagi pada Teresa.

Poor Teresa, kamu sudah berusaha sayang☺️

"Aagh!" Teresa bangkit dari duduknya dan menendang belahan meja dengan sangat kuat sampai menabrak dinding. Dia meluapkan semua emosinya dengan menendang dan menginjak-injak lantai.

"Hahaha! Hancur! Hancurkan semuanya!"

Syalina memegangi leher bagian belakangnya, jaga-jaga jika dia tertular gila. Dia tidak tau jika Teresa begitu karena dirinya.

Sementara itu, Teresa menggila dengan benang ruwet dalam pikirannya.

'Hah? Siapa? Allen? Dia terkait mafia dan juga seorang pembunuh bayaran? Oh gitu. Hahahaha bodo amat!'

Agh!

'Hancur kau meja sialan! Kau juga vas tak berguna! Nggak ada air nggak ada bunga buat apa kau masih disini!? Kau juga jam dinding! Kau mati tapi kenapa masih berada disini?'

Syalina yang melihat Teresa makin menjadi ingin menenangkannya dengan mengajak Teresa bicara. "Teres--"

"Diam, aku tidak ingin ada rudal muncul lagi dari mulutmu."

Teresa serius. Sedari tadi, berapa kali Teresa terkena bom mental dari wanita sialan ini? Akh! Mentalnya yang malang. Cup cup cup.. kau sudah banyak menderita kan sayang?

Mental be like : "Hiks aku melihat saudaraku, kewarasan sedang melambaikan tangan padaku sebelum terbang tinggi ke kahyangan:("

Syalina cuma bisa diam setelah mendengar kata-kata Teresa. Belum sempat dia berbicara lagi, Teresa menggunakan sihir teleportasinya dan menghilang tepat didepan mata Syalina.

Tapi sebelum itu, terdengar jelas tawa aneh dari Teresa seakan dia sudah gila.

"HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHA AKU GILA! HAHAHA!"

'Astagfirullah, apa aku harus meruqyahnya?' batin Syalina kembali mengingat-ingat cara meruqyah seseorang yang bersumber dari dakwah yang pernah dia dengar di masa lalu.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang