Selamat membaca!🙃
.
.
.
.
.Brian yang membeku beberapa detik langsung menampar tangan Karsiel dengan keras. Sudah sakit airnya ngalir dari hidung eh malah di tancepin sama jari, lumayan keras lagi pas nancepinnya.
"A-Aku.. i-itu reflek! Iya itu reflek! Aku tidak sengaja, sumpah!" Sebanyak apapun Karsiel mengatakan bahwa itu tidak sengaja, Brian hanya memberikan tatapan maut sambil menyeka hidungnya dengan sapu tangan.
"Brian, kumohon, percayalah padaku, teman baikmu selama separuh hidupmu ini. Itu bukan aku, aku benar-benar tidak sengaja."
"Iya, itu bukan kau, tapi tangan sialan mu itu atau lebih tepatnya jarimu. Apa aku harus memotongnya saja?" Karsiel tertawa canggung mendengar hal itu. Dia kira Brian bercanda, tapi melihat kilatan tajam Dimata Brian, Karsiel merinding.
Karsiel mulai membujuk-bujuk Brian seperti biasanya saat Brian sedang marah atau merajuk padanya.
Yang lainnya hanya bisa diam menonton keduanya. Mereka melihat cahaya bintang-bintang saat Karsiel menarik kursinya lebih mendekat dan mencondongkan badannya ke arah Brian.
'Ah, mereka didunia mereka sendiri.' kira-kira begitulah batin Frenesia, Greyson, Allen dan Shena. Sementara Helton, Lara, Veren dan Florin hanya diam melihatnya. Mereka tak berani berkomentar melihat kedekatan keduanya.
Tidak ada yang mau membuka mulut untuk mengganggu momen harmonis Brian dan Karsiel. Shena paham suasananya, tapi dia lebih khawatir dengan papanya.
"Papa, sakit?"
Shena bertanya pada Brian yang adalah ayah angkatnya, sebenarnya dia tidak mau menghancurkan momen keduanya, tapi Shena ingat rasa sakit yang mirip kayak gitu. Baru air masuk hidung aja udah sakit, lha ini malah sebaliknya.
Brian yang sedari tadi menatap tajam rayuan Karsiel melihat kearah putrinya dan mengangguk. "Yah, sudah tidak sih."
Kemudian senyuman muncul diwajah tampan itu, sepertinya Brian bahagia Shena khawatir padanya. Shena balas tersenyum.
Frenesia berdehem dan mengangkat kipasnya. Sementara Helton dan Greyson menghibur Karsiel yang merasa ditinggalkan.
Setelah beberapa saat. Allen angkat bicara. "Duke, apakah anda menguping pembicaraan kami?" Tidak perlu dia memanggil secara spesifik karena yang memiliki gelar Duke disini hanya satu orang.
"Sayangnya iya."
Veren dan Florin terkejut, mereka merasa merinding setelah menyadari tatapan orang tua mereka. Apakah mereka akan dihukum saat tau Veren dan Florin membocorkan rahasia keluarga
Helton menatap putranya lalu beralih ke Duke Chevalier. "Jika diperbolehkan, saya ingin tau apa yang anda dengar, Tuan Duke."
Brian mengangguk setelah beberapa jeda. "Saya dengar.." semuanya mendengar kan dengan seksama. Tidak ingin terlihat terlalu tegang, Frenesia dan Lara mengangkat cangkir mereka dan meneguk isinya perlahan.
'O-oh tidak!'
Veren dan Florin panik. Sementara Shena dan Allen santai saja karena itu bukan urusan mereka, yah walau tetap saja mereka berdua merasa kasihan pada Veren dan Florin.
"Salah satu dari kalian.. pernah berpacaran?"
UHUK!
UHUK!
Frenesia dan Lara sama-sama tersedak teh, untung saja tidak seperti Brian yang berantakan, keduanya dengan cepat mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan mulut mereka.
"Ekhem." Karsiel berdehem pada apa yang dikatakan Brian. Tentu saja setelah dia melihat Frenesia dan Lara yang mempertahankan sikap anggunnya bahkan setelah tersedak teh panas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasiaKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...