Selamat membaca(◕ᴗ◕✿)
.
.
.
.Brian dan Shena masih sibuk berbincang. Sementara itu Allen dan Karsiel yang baru muncul dari pintu utama taman segera menuju ke tengah taman.
Semua orang diam memandang kedua orang yang sekarang tepat ditengah-tengah mereka..
Sang Raja dengan rambut pirangnya yang menyerupai emas ditambah mata hijaunya yang terkesan ramah dan terbuka. Dan Pangeran yang memiliki warna rambut sama seperti Raja dan yang membedakan hanyalah mata biru samudra yang dingin.
Tak diragukan lagi semua penonton terpikat dengan pesona mereka berdua.
"Untuk semua para hadirin. Saya berterimakasih atas kehadiran kalian pada hari yang sibuk ini." Karsiel mengawalinya dengan sedikit basa-basi, setelah melihat beberapa bangsawan menatapnya gugup.
Sebagai raja yang bijaksana, dia tak ingin mereka terlalu gugup. Karsiel ingin semuanya bisa ramah dan tenang. Agar pekerjaannya tak bertambah banyak.
Setelah kalimat 'Terima kasih' muncul, seperti yang diduga semuanya menghela napas lega dan menatap lebih santai.
Allen yang sedari tadi disebelah ikut berbicara.
"Saya merasa senang karena banyak sekali yang hadir di pesta kecil ini. Kalian meluangkan waktu berharga..Hanya untuk menghadiri ulang tahun saya." Ucap Allen sambil tersenyum manis seakan terharu. Entah itu benar-benar sebuah senyum tulus...atau bukan. Tidak ada yang tau.
Tapi melihat senyum dari pangeran, Sudut bibir para penonton terangkat sempurna seperti merasa bangga.
Sama seperti kepribadian ayahnya, Allen juga pandai memuji dan mengambil hati orang lain. Melihat hal itu Brian mendecih dalam hati.
"Mereka benar-benar pandai melakukannya."
"Ya, kau benar."
Shena menjawab setelah melirik sebentar ke arah pusat perhatian itu. Ya...dia lebih tertarik pada kue didepannya daripada paman dan tunangannya.
Dia lebih suka yang dapat dirasakan daripada yang cuma bisa dipandang.
Shena mengambil salah satu cemilan diatas meja dan akan memasukkannya ke mulut sampai kata-kata Karsiel membuatnya berhenti.
"Ah! Saya juga punya pengumuman penting lainnya." Mendengar masih ada pengumuman para bangsawan berbisik-bisik. Tidak biasanya akan ada pengumuman saat pesta seperti ini.
"Saya berpikir...mungkin sudah saatnya menetapkan pertunangan untuk pangeran Alland. Bukankah itu benar?"
Allen melihat seringai halus di wajah ayahnya saat menoleh kearahnya. Seketika dia sadar rencana ayahnya.
"Tentu saja ayah. Saya akan memilih calonnya sendiri^^"
Semua orang kaget atas perkataan santai dari mulut Allen.
Jika pangeran sendiri yang memilih calon dirinya dan bukan sang raja. Maka kandidat itu akan memiliki potensi yang kuat sebagai ratu.
Dia dan ayahnya tertarik pada Shena. Bukankah masuk akal mereka berdua tak akan melepaskannya semudah itu?:)
Shena membeku dan Brian hampir membanting meja didepannya jika dia tak ingat ada banyak cemilan kesukaan Shena disana.
"Psssttt..apa yang mereka lakukan ayah??"
"Aku juga tidak tau..." Mereka berdua berbisik-bisik ria. Para bangsawan yang sebelumnya menawarkan putri mereka tersenyum bahagia. Tak sia-sia mereka mendandani putri mereka cantik-cantik.
Count Corben sama seperti yang lain. Dia mendandani Milly sangatlah cantik apalagi Milly jika biasa saja sudah cantik. Bayangkan saja siapa yang tak terpana. Bahkan sedari tadi banyak sekali yang curi-curi pandang ke putri yang dia banggakan itu.
Milly sendiri dengan lembut menyibak rambut pink-nya yang terlihat sangat lembut itu kebelakang membuat gerakan yang anggun, dalam hati dia sangat yakin dirinyalah yang akan dipilih oleh calon kekasihnya dimasa depan.
Karsiel sendiri tertawa dalam hati melihat tatapan orang-orang berbinar kearahnya. Allen juga menyunggingkan senyum manis dan mengendarakan pandangannya keseluruh arah.
Setelah mengedarkan pandangan Allen menemukan posisi Shena dan membuat kontak mata dengannya. Allen kemudian tersenyum manis.
Brian yang disebelah Shena melotot tajam pada Allen dan Karsiel seperti berkata. 'Apa yang kau lakukan b*j*ng*n!'
Allen dan Karsiel membalasnya dengan senyum palsu seperti berkata. 'Ini menyenangkan:)'
Kemudian dengan pelan Allen berjalan menuju Shena. Karena posisi Milly dan Shena sejalan, Milly kira dia lah yang akan dipilih.
Saat pangeran mendekatinya, Milly tersenyum manis dan memfokuskan pandangannya kearah Allen yang masih berjalan. Count juga yakin putrinya yang akan dipilih.
'A-APA!? KENAPA!? KENAPA DIA? HARUSNYA AKU!'
Batin Milly setelah pangeran hanya meliriknya sekilas lalu kembali berjalan melewatinya. Dia berbalik melihat Pangeran yang berjalan kearah belakangnya dan mendapati...
Dengan sangat lembut Pangeran Alland membungkuk didepan seorang gadis berambut hitam sambil mengarahkan tangannya kedepan dan tersenyum dengan sangat manis.
"Maukah gadis cantik ini menjadi tunanganku?"
.
.
.
.
Tinggalkan jejak!ʕっ•ᴥ•ʔっ
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasyKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...