Selamat membaca!(◍•ᴗ•◍)
.
.
.
.Setelah kejadian itu mereka menghabiskan waktu bersama. Berempat.
Kembali beberapa menit yang lalu..
Masalah untuk hari ini selesai. Dan Allen bebas dari terkaman Brian untuk kali ini. Karsiel bisa bernapas lega sementara Brian sedari tadi masih memeluk Shena.
"Papa~ sesak.."
Mendengar rintihan dari Shena, Brian reflek melepasnya dan kembali berdiri dari posisinya.
Karsiel tiba-tiba teringat sesuatu.
"Oh! Bukankah kau ada tugas temanku? Aku bisa menjaga Shena bersama Allen sementara kau pergi~ bagaimana?" Mendengar perkataan yang menurut Brian tak masuk akal, dirinya dengan cepat menggeleng.
Jika Brian memilih tugasnya atau Shena. Sudah jelas dia pilih Shena!
Apalagi mendengar pertanyaan dari raja sendiri rasa ingin menonjok wajahnya semakin meningkat, Karsiel sendirilah dalang dari meningkatnya tugas-tugas perhari yang harus dia selesaikan.
"Kalau bisa besok kenapa harus sekarang?" Brian langsung menggandeng Shena menjauhi raja dan pangeran yang sama sekali tak berakhlak. Takut putrinya tertular.
Karsiel menganggukkan kepalanya antusias lalu mengikuti mereka. Allen tak mau ditinggal mengikuti mereka keluar dari perpustakaan.
Saat sudah merasa sedikit jauh Shena bertanya pada Brian.
"Papa..apa kau merasa ada yang aneh tadi?"
Brian menoleh ke sampingnya atau lebih tepatnya anak yang dia gandeng sekarang ini. Karsiel terbingung dan khawatir. "Apa karena Count?"
Melihat Shena menggeleng gantian Allen yang bertanya. "Sesuatu yang lain? ada masalah?"
Melihat Brian tak kunjung menjawab sudah Shena pastikan jawaban yang akan keluar dari mulutnya adalah Ya. Sebenarnya sedari tadi atau lebih tepatnya saat Count muncul punggungnya mendingin.
Brian sekarang juga bisa merasakannya. Mereka berdua hanya berkomunikasi dengan tatapan mata tanpa berbicara tak ingin Karsiel dan Allen mendengarnya.
'Kau juga?'
'iya..'
Allen hanya bisa diam saja. Jika dia bertanya sekarang sepertinya mustahil dijawab, apalagi setelah kejadian tadi dengan Count Corben mungkin saja perasaan Shena Sedang naik turun.
Melihat hal itu Allen mengepalkan tangannya erat-erat karena geram dengan Count.
Tadi dirinya bisa membuat Shena tersenyum dengan sangat manis dan Count mengubahnya dalam sekejap dengan air mata.
Sementara itu Karsiel semakin aneh saja melihat interaksi kompak Shena dan Brian.
'Sejak kapan mereka selalu se hati? Dan juga sepertinya ada rahasia yang khusus untuk mereka berdua, aku kan juga mau:(('
Karsiel menghela napas panjang.. jika saja anaknya seperti Shena. Maksudnya lebih ekspresif dan humoris. Tidak seperti tembok.
Alland Chaiden, satu-satunya anak Karsiel sedari kecil sudah jenius. Jadi kalau mau diajak main tuh susah༎ຶ‿༎ຶ
Bermain? Karsiel ingin seperti kejar-kejaran atau petak umpet~ tapi sayangnya hanyalah mimpi yang ketinggian.
Permainan versi Allen itu tebak sejarah kuis politik dan masih banyak lagi yang menyangkut logika.. kan nggak nyambung sama umurnya:(
Masak dia sebagai orang dewasa ingin bermain kejar-kejaran sementara Anaknya latih otak kan nggak bisa diterima. Yang anaknya siapa?! Yang ayahnya siapa?!
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasíaKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...