Chapter 7 [Rencananya]

32.3K 5.2K 127
                                    

Silahkan dibaca~:D
.
.
.
.
Sesuai yg kurencanakan, aku akan keluar saat tengah malam dan mungkin saja masih butuh waktu menunggu agar penghuni pohon itu keluar sendiri. Masa aku teriak teriak nggak jelas? Tengah malam itu woy!

Aku bertanya pada Marvos apa disini ada kegiatan seperti ronda malam di sekitar taman dan ternyata di jawab dengan gelengan. Aman kawan²!

Marvos juga memberi tahuku jika Tuan Duke sudah pulang dari istana raja barusan. Apa hubungan kepulangannya denganku?

Aku membuat tatapan bertanya dan Marvos menjawab dengan penuh harapan. Dia ingin besoknya aku sarapan bersama Duke! Di ruang makan! BERDUAAN!

Benar benar kata yg membuatku mulai mual sekarang ini.

Jika kalian ini seperti cinta terlarang antara ayah angkat dan anak perempuannya kalian salah besar! Aku bisa saja dibanting di atas meja besok!

Aku ingin menolaknya! Mulutku ingin bterbuka dan menjerit Tidak! Tapi terhenti setelah melihat Marvos yg sekarang ini terlihat seperti anak anjing-kehujanan-terus-memohon padamu-agar-dibawa-pulang-dan-kau-terpaksa-(?)-menurutinya.

Mau tak mau kubalas anggukan setengah hati dan terlihat dia kegirangan bahkan melompat lompat sambil tertawa nggak jelas. Aku melihatnya dengan tatapan 'Apa dia sedang kerasukan sesuatu?' kutoleh kanan kiri, ternyata para penjaga dan pelayan yg melihatnya juga memandangnya dengan tatapan sama tapi dengan arti berbeda.

Jika kuterjemahkan bahasa matanya. Mereka mengatakan 'Ternyata dia kerasukan lagi hari ini'

Aku ingin tertawa tapi takut dosa jadi cuma ku beri tatapan datar.

Kembali ke soal rencana. Sekarang ini hampir tengah malam. Aku memastikan didepan pintuku para penjaganya tertidur.

Oke mereka semua sedang tidur berdiri sekarang. Nggak usah tanya gimana caranya karna aku juga nggak tau ╮(^▽^)╭.

Aku segera melipat selimut yg berwarna abu abu dari dalam lemari dan mengikatnya memutar leherku. Benar, aku menjadikannya jubah. Dingin tau!

Aku juga membawa sekantong kecil coklat yg tersisa saat waktu cemilan siang tadi. Mungkin kalau aku sedikit nyemil nggak apa² kan? Toh nanti kalo hantunya laper kan tinggal makan bareng.

Setelah semua siap aku membuka jendelaku bersiap untuk melompat. Dan apa kalian tau? Kamarku dilantai 2. Dan aku masih 6 tahun.

Tenang saja aku tak akan patah tulang kok! Aku memakaikan sihir pada kakiku agar bisa mendarat dengan aman.

Kapan aku bisa sihir? Aku belajar sendiri saya waktu pemulihan setelah kejadian Chapter 4 itu (Sekali lagi nggak usah balik ke Chapter 4 \(-_-)/)

Aku melompat dan mendarat dengan selamat sampai tanah. Sebenarnya aku juga melatih keahlian tak terdeteksi yg kutahu dari beberapa anime yg pernah kulihat. Nah nonton anime itu ada gunanya oke?

Segera aku berjalan cepat ke arah taman. Aku terhenti melihat taman utama. Terlihat lagi taman mawar merah putih yg sekarang terlihat menyeramkan waktu malam.

Setelah menguatkan iman aku berjalan kembali ke arah ujung tempat pohon beringin itu tumbuh.

Aku terkaget melihat pemandangan seram didepanku ini. Akar yg melambai lebih kencang dan kasar saat malam dengan bayangan yg menutupi cahaya bulan.

Aku mendekat dan menyentuh pagar pembatas sambil terus fokus menoleh kanan kiri. Sampai..

"Apa yg kau lakukan disini?"
.
.
.
.
Silahkan tinggalkan jejak (◕ᴗ◕✿)

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang