Selamat membaca!:))
.
.
.
.Shena POV.
Aku membalik badanku dan terlihatlah pangeran Allen yg ada beberapa langkah jauh dariku sedang memandangku dengan wajah datar atau lebih tepatnya sedikit kesal.
"Bukankah kusuruh untuk menunggu disana? Kenapa kau ada disini?" Nada bicaranya itu lho yg membuatku ingin menarik dirnya dengan suka hati:)
Tapi itu juga salahku sih karna kakiku terlalu gatal ingin cepat-cepat berjalan.
"Maaf pangeran. Aku hanya bosan menunggu disana." Ucapku jujur. Dia mengerutkan keningnya lalu memandang mawar yg kupegang.
Dia berjalan kearahku dan tepat berhenti disampingku. Dia mengambil setangkai bunga mawar itu.
"Bukankah aku menyuruhmu memanggilku Allen? Kau lupa?" Ucapnya seraya menaruh bunga itu didepan hidungnya.
"Aku minta maaf"
Normal POV.
Allen memandang gadis yg lebih muda setahun darinya itu dengan pandangan aneh karna sedari tadi Shena selalu minta maaf padanya. Lagipula seharusnya itu bukan salahnya juga.
Seharusnya Shena lah yg kesal karna menunggu terlalu lama. Allen tanpa sadar menghabiskan 30 menitan untuk menyelesaikan berkas terakhir.
Kenapa aku mengerjakan berkas? Tentu saja karna ayahku itu. Karna aku diatas rata-rata. Ayah memanfaatkanku dengan berkata 'Belajarlah saat bekerja^^'
Itulah asal usulnya. Jadi jangan tanya lagi.
"Kau suka mawar?"
Shena hanya mengangguk tanpa memandang Allen yg menyebabkan Allen jengkel padanya.
"Mawar itu kesukaan seseorang yg kukenal, jadi aku juga menyukainya" jelas Shena sambil mengelus-elus kelopak bunga itu.
"Kamu suka mawar hanya karna itu? Apa kau sangat mencintai orang itu?" Tanya Allen. Seperti niatnya dia sangat ingin menggali lebih jauh tentang objek baru miliknya.
Tingkah laku. Perasaan. Cara pandang. Kesukaan. Kebencian.
Semuanya..dia ingin tau semuanya dari Shena.
"Aku benar-benar sangat menyukainya. Tidak aku mencintainya." Shena menjawab tanpa banyak jeda seolah jawaban itu emang sudah tertancap dihatinya.
'Tentu saja aku meny--mencintainya lebih dari siapapun. Di kan kakakku:)' -Shena
Allen yg tak tau dia siapa untuk Shena merasa tak nyaman soal itu.
"Dia laki-laki?"
'Hanya memastikan saja..benar hanya untuk memastikan..' -Allen
Shena mengangguk dan itu membuat mood Allen menjadi benar-benar buruk. Shena tak sadar soal aura hitam yg mulai keluar dari tubuh Allen yg menandakan bahwa itu sangatlah mengganggunya.
"Sayangnya..dia sudah tak ada lagi didunia ini" lanjut Shena.
'Ya emang sejak awal sih nggak ada didunia ini.'
Dan tara!
Seketika moodnya Allen kembali bahkan lebih baik lagi. Dia senang sekali orang yg dibahas Shena sudah tiada.
Entah kenapa dia sangat senang akan fakta itu. Allen bahkan memasang senyum manis ke arah Shena yg kebingungan. Tadi dia sangat kesal bukan? Kenapa jadi sumringah kek gini?
Allen menjatuhkan bunga yg dia pegang lalu menginjaknya. Dia lalu mengambil mawar yg sedari tadi dielus oleh Shena dengan lembut seperti mengelus seseorang sekarang berada ditangan Allen.
Dia mengelusnya seperti meniru hal yg dilakukan Shena. Sementara itu Shena sedang kebingungan atas yg dilakukan Allen waktu menginjak mawar yg diambilnya.
"Hei~ Bukankah mawar yg kau ambil ini sangat cantik? Mungkin akan lebih cocok jika seperti ini!" Allen memegang seluruh kelopak bunga itu dengan tangan kanannya dan.
Dalam satu tarikan seluruh kelopak itu tercabut dari tempatnya. Dan sekarang berada ditangan Allen. Allen lalu melempar semua kelopak itu ke atas dan dengan sihir angin miliknya dia membuat seakan itu adalah hujan Bunga.
Shena sedikit tak rela mawar itu. Padahal itu yg mengingatkannya pada kakak tercintanya. Tapi karna sudah terlanjur mau bagaimana? Tentu saja menikmatinya.
"Woaahh..hujan bunga~"
Shena hanya senyum-senyum sambil menikmati kelopak yg berjatuhan dengan anggun itu. Sementara Allen sedikit terkejut.
"Kau tak marah? Bukankah kau suka mawar ini?" Tanya Allen bimbang. Dia kira Shena akan marah padanya.
Shena menggeleng. "Tentu saja tidak! Aku lebih menikmatinya saat jadi hujan Bunga seperti ini!"
Allen tanpa sadar tersenyum dalam hatinya memerhatikan gadis yg sedang mencoba menangkap semua kelopak itu.
Gadis yg membuatnya tertarik dan juga gadis yg bisa dengan mudah menjungkir balikkan moodnya tanpa dia sadari.
Semakin lama Allen mencoba terus mengorek apa yg bisa membuat dirinya tertarik pada objek langka itu. Semakin cepat rasa ketertarikan ini tumbuh semakin dalam.
"Oh! Bukankah kita harus berkeliling? Ayo lakukan sekarang!:)"
Allen mengangguk. Sejujurnya dia melupakan tujuan awalnya mencari Shena. Untuk mengajaknya berkeliling istana ini atas perintah sang raja.
Dia dengan reflek menggandeng tangan yg lebih kecil darinya itu. Shena yg tak memperdulikan hal itu. Dia hanya fokus memerhatikan setiap tempat yg ditunjukkan oleh Allen.
Sampai tur selesai pun mereka masih bergandengan tangan.
Tanpa sadar ternyata sejak tadi perilaku Shena dan Allen sudah diperhatikan dari awal oleh 2 orang yg berada dilantai atas.
"Berani sekali dia menggandeng tangan anakku!!"Sementara yg satunya hanya mengangkat bahunya tak tau malu padahal didalam hati dia tersenyum bahagia.
"Hehhh kan hanya gandengan tangan bukan? Apa masalahnya?"
Batinnya Seakan berkata 'Ayo nak! Pepet teruss! Sampai dapet!'
Dan Allen yg sadar dirinya dan Shena diperhatikan mengeratkan tangannya di tangan Shena seakan tak ingin melepasnya.
Tentu saja dia tak akan melepas sesuatu yg bisa membuatnya setertarik ini dengan mudah. Allen makin penasaran. Selama apa nanti Shena bisa membuat dirinya terus tertarik?
.
.
.
.
Tinggalkan jejak!\(๑╹◡╹๑)ノ♬
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasyKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...