Chapter 72.5 [Ini gila..]

3.7K 891 113
                                    

Selamat membaca🗿
.
.
.
.

"Ada apa Tuan?"

Marvos dan James hanya diam sambil merasa khawatir setelah Tuan mereka tiba-tiba tertawa ini diam dengan wajah yang sangat serius. Kira-kira apa yang dipikirkannya?

'.. aku harus menunjukkan foto ini pada Karsiel segera.'

Brian masih diam menatap pigura foto itu. Dia tidak tau apakah ini asli atau tidak, tapi dia harus segera melaporkan ini pada temannya.

"Marvos, James, ayo kita pergi dari sini."

"Eh? Tuan tidak menelusuri lantai dua?" James bertanya sambil mengangkat kembali pigura yang dia temukan. Brian menggeleng. Ini saja sudah cukup.

Cukup untuk bisa membuatnya gila, nanti kalau dia menemukan yang lain lagi bayangkan saja seperti apa nanti Brian.

Dia baru setengah merasakan apa yang dirasakan Teresa.

Mereka bertiga pun keluar dari panti asuhan dan berjalan digang, Brian yang berada dipaling depan menatap kembali kotak perhiasan yang dia bawa.

'Kalau begitu apa isi kotak ini?'

Apakah ini benar-benar berisi perhiasan? Atau ada yang lain?

Brian punya tebakan kotak ini pasti milik salah satu pengurus panti yang pernah ditemui James. Walau Brian sendiri tidak bisa memastikan apa benar jika dua orang yang waktu itu diajak bicara oleh James adalah orang yang difoto 7 tahun lalu.

Hahh..

Percuma saja menebak-nebak. Itu malah membuatnya semakin membingungkan dan tidak masuk akal.

'Oh, benar..'

Brian berhenti berjalan membuat kedua orang dibelakangnya juga berhenti, dia kemudian mengatakan sesuatu tanpa perlu menoleh ke belakang.

"Marvos, James. Jangan pernah singgung masalah ini saat ada Shena."

James mengangkat satu alisnya menandakan kebingungan.

"Kenapa?"

Kenapa? Bukankah akan jelas jika langsung bertanya pada Nona muda?

Marvos menyikut James dan menyuruhnya menutup mulut. Marvos sendiri tidak peduli, dia hanya menjalankan perintah dari atasannya, itulah kewajibannya sebagai kepala pelayan.

"Saya mengerti Tuan."

Saat James ingin membuka mulutnya, dengan cepat Marvos menginjak kaki James dengan penuh penghayatan. Saat James sudah membuka mulut, dia selalu membawa bom.

Marvos sendiri bingung kenapa James yang jadi asisten Tuannya, bukan yang lain. Jika ditimbang dari seberapa efisiennya James bekerja itu mungkin sih.

Tetap saja kenapa James?? Mulutnya James itu ndak bisa di kunci! Hah..

Brian masih diam, dia benar-benar harus menutup mulutnya saat mendengar jeritan kesakitan dari James dan tentu saja itu disebabkan oleh Marvos. Dia lega dan merasa bangga memilih Marvos sebagai kepala pelayan, bukan sebagai ajudan.

Jadi apa nanti dia dibawah pengawasan ketat Marvos yang terlalu menuruti aturan?

"Aku harus langsung ke istana."

Itulah rencananya sampai Shena mengajaknya minum teh bersama di taman, atau lebih tepatnya dibawah pohon beringin.

"Baiklah, aku ikut."

James dan Marvos hanya menggeleng kan kepalanya pada jawaban reflek dari tuan mereka. Hah...

Brian pun menyerahkan kotak perhiasan dan yang lainnya pada James. Marvos sendiri langsung mengerjakan pekerjaannya sebagai seorang kepala pelayan.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang