Chapter 77 [Hampir sampai.]

3K 660 225
                                    

Selamat membaca!
.
.
.
.

"Kalian nggak mau keluar?"

Karsiel membuka pintu kereta dan bertanya pada ketiga orang lainnya yang sedang menjaga kepalanya tetap tegak karena mengantuk.

"..nggak. Dah nyaman disini."

Brian menjawab mewakili kedua anak yang mengangguk setuju atas apa yang dikatakan Brian. Karsiel segera keluar dari kereta untuk mendapatkan angin segar.

'Dah pw...'

Shena melihat ke arah jendela, hanya ada pepohonan yang rindang disekitar tempat mereka berhenti, ya mereka semua beserta yang lainnya berhenti sejenak ditengah perjalanan.

"Kalau tidak salah ini.."

"Iya, ini dekat dengan tempat itu."

Brian segera menjawab pertanyaan Allen soal tempat mereka berhenti ini.

"Apa yang kalian maksud?"

Lalu Allen menjelaskan lokasi mereka yang ternyata masih termasuk hutan terlarang tempat Shena pernah diculik, sementara itu Shena cuma bisa mengangguk paham tanpa ada rasa ketertarikan.

Ya dia waktu itu kaget sih diculik, tapi sayangnya Shena bukan anak normal sama kayak Allen.

Anak normal pasti dah nangis khawatir mereka bakal di apa-apain, Shena tau ayahnya akan datang menyelamatkannya, dan juga sepertinya dia punya perasaan.. entah.

"Sekitar sejam lagi kita sampai."

Detik itu juga pintu kembali dibuka memperlihatkan Karsiel membawakan beberapa camilan untuk Shena dan Allen. Untuk Karsiel ada buah anggur sementara Brian nanas.

"Tunggu, kenapa aku dapat nanas?"

'Aku nggak ngidam.' begitulah arti ekspresi rumit Brian untuk Karsiel. Karsiel terkikik sebentar sebelum memasukkan anggur kedalam mulutnya.

"Itu baik untuk kesehatanmu."

"Kau pikir aku ibu hamil apa?"

Allen dan Shena menghentikan tangannya bergerak saat mendengar kata hamil dari mulut Duke Chevalier. Sementara itu Syalina terbingung kenapa Brian memikirkan ibu hamil.

"Aku bukan Silvia, sini, berikan aku anggurnya." Brian mencoba mengambil anggur ditangan Karsiel tapi Karsiel menghindar.

Mencoba meraihnya lagi, tapi gagal. Lagi, gagal. Karsiel tertawa senang setelah melihat ekspresi jengkel diwajah teman baiknya.

"Papa, ada apa dengan bibi Silvia?"

Karsiel berhenti bergerak mendengar pertanyaan yang diajukan Shena sementara Brian dengan sigap merebut anggur-anggur itu. Brian mendecakkan lidahnya sebelum menjawab.

"CK. Tentu saja karena aku yang menemani Silvia saat dia hamil menggantikan Karsiel yang sibuk." Keluhan Brian membuat Karsiel tertawa canggung.

"Y-ya aku kan juga kerepotan waktu itu. Banyak tugas menumpuk apalagi saat itu aku baru baru dinobatkan jadi raja."

Brian mengalihkan pandangannya tak mau mendengarkan penjelasan yang diberikan teman baiknya. Shena belum puas dengan ayahnya jadi dia bertanya kembali.

"Emangnya Papa jadi apa waktu bibi Silvia hamil?"

"Jadi babu."

Teresa yang didalam kalung Shena menjelaskan dengan canggung.

-A-ahahahah, waktu itu Karsiel meminta Brian untuk menjagaku yang sedang hamil. Dia orang yang melakukan apapun yang kusuruh saat aku ngidam.

Ngidam.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang