Chapter 34 [Marah]

16.8K 3.1K 515
                                    

Selamat membaca!(ㆁωㆁ)
.
.
.
.

Allen dan Shena sudah tidur sejak tadi dan masih terlelap. Tiba-tiba pintu dibanting oleh seseorang..

Brak!

"DASAR KAU B*JING*N KECIL! MENJAUH DARI PUTRIKU!!" Brian berteriak dengan lantang dan keras mengakibatkan Shena dan Allen terbangun dengan senam jantung.

Penasaran?

Kita flashback..

Beberapa menit yang lalu~

Rapat selesai dalam waktu yang sangat lama setelah memenuhi beberapa hasil musyawarah bersama. Untung saja lebih cepat karena ide dari Count Corben.

Setelah beberapa saat dibubarkan hanya tersisa Count Corben dan mereka berdua di ruangan. Terlihat Count ingin membicarakan sesuatu.

Soal itu Karsiel merasa firasat buruk. Sepertinya promosi anak lagi. Setiap kali dia pasti diteror oleh para bangsawan yang punya anak perempuan. Tapi dia juga tak bisa bilang jika dia sudah punya kandidat.

Perjanjian tetaplah harus dilakukan. Dia berjanji akan mengumumkannya saat tepat ulangtahun Pangeran Alland alias anaknya sendiri.

Lagipula jika dia berani melakukannya pasti Brian akan langsung mencekiknya dan membantainya.

"Yang mulia--!"

"Karsiel."

Sebelum Count selesai berbicara Brian menyela menyebut namanya secara datar. Artinya dia gelisah.

Baru kali ini Karsiel senang sekali Brian menyela pembicaraannya. Walaupun dia berharap Brian bisa lebih manis memanggil namanya.

Ah mending jangan. Itu malah membuatnya merinding.

"Ada apa kawanku?"

Count Corben terlihat kesal kata-kata nya disela tapi dia juga tak bisa dengan mudah menunjukkan ekspresi tak enak didepan Sang Raja. Apalagi Duke Chevalier yang sudah berteman lama dengan Raja.

"Apa yang sedang mereka lakukan."

Hanya dengan perkataan yang semuanya ditekan itu atmosfir dalam sekejap mendingin. Karsiel tau jika moodnya sekarang benar-benar buruk.

Jadi tak mau mengambil resiko dia segera mengangguk dan memperlihatkan layar sihir dan menampakkan seluruh istana kecuali beberapa ruangan yg sengaja diprivasi.

Brian mendekat sementara Count yang juga penasaran tapi tak berani mendekat hanya menerka-nerka apa yang mereka lihat.

Karsiel mulai memfokuskan satu-persatu.

Sebenarnya sihir ini memang sedikit tabu untuk digunakan tapi karena untuk mencegah banyak serangga beterbangan di dalam istana tentu saja harus lebih waspada bukan?

'Ya lagipula Allen pasti memilih tempat dengan privasi yang tidak bisa ditembuskan?'

Sekarang kontrol diambil alih oleh Brian sendiri. Dia tak sabar mencari keberadaan putrinya yang sedang bersama kloningan teman iblisnya.

Dia dengan tajam memperhatikan setiap tempat.

"Cih! Apa mereka masuk dibagian privasi!?"

Sejak tadi dia terus menerus meneliti satu persatu sampai kepojokan tetap saja tak terlihat kedua orang itu.

Mereka mencarinya dari semua Ruangan dilantai 3 dan hasilnya nihil. Berlanjut kebawah tepatnya lantai 2 juga nihil.

Yang terakhir sekarang..hanyalah lantai satu.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang