Chapter 77.2 [Sampai.]

3K 628 172
                                    

Selamat membaca 🗿✨
.
.
.
.

Karsiel membuka pintu kereta dan keluar dahulu dilanjut dengan Brian lalu Allen dan terakhir Shena. Ke empat orang itu keluar dari kereta dan disambut dengan sederet pelayan yang menyambut mereka.

"Ah! Kalian sudah datang!"

Darien datang dengan beberapa orang di belakang nya.

Karsiel dan Darien berjabat tangan sambil tersenyum. Mereka berdua melakukan kontak mata sebentar sebelum saling mengangguk.

"Senang kau disini, Karsiel."

"Oh, senang mengetahui hal itu, Darien."

Hahaha.

Keduanya melakukan basa-basi biasa. Sementara itu, semua orang yang berkumpul itu hanya bisa diam melihat keduanya akur.

Mereka tau kalau dua Raja itu nggak pernah akur kalau ketemu.

Terutama Brian yang selalu menjadi objek kelaknatan yang nauzubillah sekali. Untung saja author memprogram Brian dengan tingkat kesabaran tingkat langit saat berhadapan dengan orang-orang gila.

( Author : Berterima kasih lah pada saya kau Brian:)

Brian : Mana sudi anjenh, lu yang buat mereka deket sama gua bego. Nggak kasian lu sama gua?

Author : Nggak. Mungkin sedikit.

Brian : Syaiton.)

Shena melihat ke kanan kiri melihat pemandangan, sementara Allen sudah merasakan perasaan buruk dan menemukan bahwa Erion sedang tersen--menyeringai padanya.

'Apa yang akan dilakukannya?'

Mata biru Allen mengamati Erion dan tentu saja Erion balik mengamati. Lalu pandangan Allen berpindah ke orang yang sedang digandeng oleh Erion, itu adalah gadis kecil yang terlihat seperti jiplakan Erion dengan mata berwarna emas.

Brian diam menggandeng tangan kecil Shena dan menyapa Isabella.

"Senang bertemu dengan anda, Ratu Cresian."

Isabella membalas sapaan dengan wajah rama--tabah. Saat keduanya saling diam memandang, tiba-tiba saja keduanya menganggukkan kepalanya. Shena mengerutkan kening merasa ekspresi keduanya seperti mengatakan 'Aku tau, kita sama. Aku tahu kok.'

"Wah, kelihatannya lebih hidup ya, istanamu? Nggak kayak dulu^^"

"Emang dulu kayak apa? Setidaknya istanaku bersih tidak seperti punyamu. Kayak kuburan^^"

Shena diam-diam menggelengkan kepalanya melihat kedua raja itu yang saling melemparkan bom. Benar-benar, kalau saja salah satu diantara mereka itu orang yang baperan, langsung perang nanti-,-

Tak ingin melihat kedua raja itu, Shena kembali melihat ke ayahnya yang menatap ke teman baiknya yang sedang melempar candaan recehnya yang.. astagfirullah.

Barulah saat itu Shena menyadari apa arti ekspresi tabah dari ayahnya dan Ratu Cresian. 'Mereka mulai lagi..' itulah arti tatapan tabah mereka saat ini.

Sementara itu, Brian sendiri memiliki sebuah pikiran batin yang tak pernah bisa dia temukan jawabannya sejak zaman dulu sampai sekarang.

'Kenapa aku tak pernah berpikir ingin melakukan kudeta saja?'

Terkadang level stress miliknya bisa meningkat sampai menuju posisi bintang berada. Saat itu juga dia akan mencekik, melempar, membanting, menampar Karsiel. Walau itu cuma bisa dia bayangkan.

Itu baru terwujud sekali saat Brian menampar Karsiel saat itu. Brian bertanya-tanya dan berharap apakah dia akan bisa melakukannya lagi atau tidak.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang