Chapter 48 [Tenang..]

14.8K 2.6K 132
                                    

Selamat membaca \( ╹▽╹ )/
.
.
.
.

Pagi yang cerah datang ke istana. Para pelayan sibuk untuk menjamu tamu yang akan datang. Tidak lupa dengan Karsiel yang bekerja keras menyelesaikan semua tugasnya + tugas Brian.

Brian sendiri hanya meminum tehnya sambil menikmati pemandangan temannya yang sedang menahan keluhan keluar dari bibirnya.

Sementara itu Shena dan Allen menikmati waktu mereka di taman.

Kalian bertanya kenapa Brian dan Shena masih diistana?

Kita flashback dulu...

Setelah pesta selesai Shena dan kedua orang yang tadi se meja dengannya kembali kepada orang tua masing-masing yang masih bersenda gurau.

Frenesia yang melihat putrinya dan muridnya kembali segera mengabari sesuatu kepada Shena dan Brian.

"Maaf Shena.. tapi besok saya tak bisa mengajar anda. Saya mohon maaf tuan Duke." Ucapnya sambil memandang ayah dan anak itu.

Brian hanya menganggukkan kepalanya, dan berpikir apa yang harus dia lakukan pada Shena jika begitu. Sementara itu Shena sendiri terkejut dan segera bertanya.

"Memangnya ada apa?"

"Ah.. itu.. saya ada urusan bersama keluarga.."

Mendengar jawaban yang tidak jelas, Shena hanya bisa mengangguk dan menerima kenyataan. Florin kemudian menyadari sesuatu.

'Jika aku pergi besok... Aku tak akan bertemu Shena!'

Dalam pikirannya sekarang kacau. Besok adalah hari bagi setiap orang yang memiliki darah keluarga Griselta akan berkumpul bersama. Semacam acara keluarga besar.

Dan besok dia tak bisa bertemu dengan temannya...

Mengetahui hal itu dia cepat-cepat memasang wajah sedih pada gadis berambut hitam didepannya.

"..Shena.."

Florin berusaha mengangkat tangannya dan memeluk Shena jika ibunya tak langsung memeluknya kebelakang. Frenesia memasang wajah seakan berkata 'Dah. Nggak usah lebay deh. Cuma sehari saja kok.'

Bahu Florin turun seakan kecewa. Diam-diam Frenesia tersenyum.

'Akhirnya.. putriku punya teman seumuran juga..'

Dia menyeka air mata imajinasi yang menggantung di matanya mengingat putrinya yang biasanya hanya bersantai atau tidur saat waktu luang. Sama sekali tidak suka bersosialisasi.

Beda dengan mereka berdua. Karsiel segera mengambil kesempatan setelah dia ingat bahwa besok adalah hari kunjungan langsung dari kerajaan tetangga. Jadi saat Karsiel sadar jika Shena tidak ada jadwal besok, dengan cepat menawarinya.

"Nah! Kalau begitu bagaimana kalau Shena disini lebih lama?^^" ucap Karsiel langsung mendapatkan tatapan kagum dari Allen dan tatapan maut dari Brian.

Padahal Brian baru saja berpikir untuk menunda pekerjaannya dan menghabiskan waktu dengan putrinya. Tak disangka teman iblisnya langsung cepat tanggap. Duh serasa dia ingin kutonjok🙂

Brian sangat paham apa tujuan Karsiel mengingat dia sudah sangat sabar bisa berteman sangat lama dengan Karsiel yang kayak...

...gitulah.

"...eh?"

Saat Shena diistana, otomatis Brian mengikuti. Sementara itu Allen menatap Ayahnya dengan kagum yang jarang terlihat. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke Shena.

"Benar! Ayolah~ A-Aku merasa kesepian jika kamu nggak disini.." ucap Allen sambil berpura-pura terlihat malu-malu atas apa yang dikatakannya sambil mengalihkan pandangan. Dan itu berhasil mencuri perhatian Shena.

Marquis kaget, Marchioness menyeringai, Karsiel tersenyum, Florin Dan Brian melotot seakan baru saja mendengar omong kosong.

'Kesepian?! Kamu? Omong kosong apa yang kau ucapkan pada Shena!?'

Florin tak bisa menyembunyikan rasa tak sukanya akan hal tadi. Kesepian? Untuk pangeran yang rumornya melihat orang sebagai benda bisa kesepian!? Ya udah! Sana lho! Temenan aja ama meja kursi!

Brian dan Florin segera menatap Shena tajam seakan menyuruhnya jangan terima. Tapi apa daya...

Shena sudah menjawab duluan setelah Allen memegang kedua tangannya sambil menatapnya.

"...kau mau kan?"

"Oh? Ok."

Karsiel menjerit senang dalam hatinya, Marquis hanya berdehem, Frenesia hanya menutup wajahnya dengan kipas. Sementara itu Florin dan Brian serasa tersambar petir.

Mereka bingung bagaimana Shena yang pintar tidak sadar akan modus Allen yang sangat terlihat di permukaan. Segera Brian menepuk dahinya.

'Oh benar. Shena masih kecil.'

Brian pikir mungkin Shena tidak paham tentang hal seperti itu.

Sayang sekali dia salah. Shena tau soal modus memodus. Masalahnya... Dia nggak peka!(ノ`Д')ノ彡┻━┻

"S-Shena.."

Lagi-lagi Florin bertingkah seperti ingin memeluk Shena dan lagi-lagi digagalkan oleh ibunya. Marquis berdehem dan segera pamit mengundurkan diri.

Marquis dan keluarganya pun meninggalkan istana kembali ke kediaman mereka sendiri. Tampak Florin yang diseret ibunya menatap Shena seakan menatap sesuatu yang akan disebut darinya.

Dan dari belakang Shena, Allen menatap Florin dengan seringai. Melihat hal itu Florin bersusah payah menahan keinginannya segera berlari lalu menonjok Allen dan membawa pergi Shena.

Lagi-lagi. Frenesia yang menjinakkan putrinya.

Seketika Brian mendapatkan ide yang tiba-tiba melintas di kepalanya. Dia memandang Karsiel dengan senyuman.

"Oh! Lebih lama disini? Kalau begitu ada syaratnya:)"

Tiba-tiba Karsiel merasa merinding akan hal yang akan dikatakan oleh kawannya.

Flashback End.

Beginilah dia berakhir menuntaskan semua tugasnya yang berakhir dengan double. Karsiel serasa dia mendapatkan karmanya.

Masih dengan Brian yang menikmati suasana tenang setelah sekian lama.. dan Allen yang merasa senang dia dibiarkan hari ini bebas dengan Shena sendirian oleh Brian.

Kenapa?

Yah.. sekali-kali saja. Brian merasa lebih menyenangkan melihat kawannya tersiksa. Lagipula sekarang putrinya bertunangan dengan Allen. Jadi dia tidak terlalu punya batasan melarang mereka bersama.

Apalagi Shena bukanlah anak kandungnya.

Sekarang mereka hanya akan menunggu tamu dari kerajaan datang saat siang hari. Dan sebuah kejadian unik akan terjadi nanti yang akan dialami Shena sendiri.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak ✧◝(⁰▿⁰)◜✧

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang