Selamat membaca!(◕ᴗ◕✿)
.
.
.
.
Sherina lekas pergi dari ruangan itu. Bukan hanya karna cepat² dia ingin keluar dari sana tapi juga karna Sherina sadar kalau permintaannya ambigu. Banget.'Ngomong apa aku tadi woy!'
Dia berhenti tepat didepan kamarnya setelah menaiki tangga dan berlari lagi dilorong. Dia mengacak rambutnya hitamnya sambil frustasi.
'Aku kerasukan apa coba ngomong gitu?! Dia juga gampang banget setuju!'
Tenang Sherina! Tenang! Kamu anak kecil polos lugu serta tak berdosa! Jadi kita abaikan saja itu, masalah utamanya adalah...
Sherina menatap kearah depannya. Lebih tepatnya kamarnya sendiri. Dia ragu² masuk ke sana. Sherina masih takut karna si pengasuh Duke itu bisa keluar siang²! Bukannya biasanya hantu keluar malam-malam?
Dia berbalik badan lalu lanjut berjalan ke arah berlawanan dari kamarnya. Lebih tepatnya adalah perpustakaan.
'Setidaknya aku bisa tidur di perpus'
Jangan dicontoh! Hanya orang profesional yg berani melakukan adegan ini.
Sherina lupa dia tak tidur semalaman. Dia juga Ingat saat para pelayan yg membantu berganti baju menyinggung tentang kantung matanya yg hitam.
Jadi sekarang ini dia sedang dalam perjalanan ke perpustakaan. Hebatnya letak perpus itu tepat 2 ruangan disamping ruang kerja Duke sendiri.
Yah..balik lagi kesana!
Sewaktu hampir sampai didepan ruang kerja ada James yg sedang mengobrol dengan Marvos sendiri. Dimana Duke? Nggak ikut Nggibah?
Sherina bersembunyi di balik pintu terbuka di salah satu ruangan disitu. Ternyata ini perpusnya. Jaraknya lumayan dekat dengan posisi mereka berdua jadi bisa menguping.
Dia tidak bisa mendengar dengan jelas. Sherina makin mendekatkan telinganya dengan hati² agar rambutnya tak terlihat oleh mereka berdua.
"James? Apa ada yg terjadi? Kenapa kau senyum² sendiri?"
Nah. Ini Marvos.
"Hei Marvos. Coba tebak apa yg kutahu?~"
Ini pasti James.
"Apa~ apa~ beritahu aku dong~"
Marvos..Kok nada bicaranya..terserahlah.
"Nanti malam mereka akan tidur bersama lho~"
'Jadi bicarain itu?! James! Nggak usah bilang²! Apalagi caramu bicara ambigu banget!'
Sherina menutup wajahnya yg merasa panas atas omongan James. Memang dia sendiri yg bilang, tapi kalo dijadiin bahan gibah orang kan beda lagi!
"Tidur bersama?! Siapa?!"
Jangan dijawab James!
"Tuan dan nona! Apa kau percaya? Tadi nona sendiri yg minta untuk ditemani tidur nanti malam!" James menjawab dengan nada dramatis. Tapi fakta.
'Ugh! Aku ingin sekali membungkam mulutnya sekarang!'
Sherina mengepalkan jari tangannya lebih erat.
"Ah! Benarkah?! Romantisnya!"
Tolong! Ini nggak ada unsur daughter complex! Woy! Siapapun! Bungkam mereka!
Sherina menghentakkan kaki dengan keras sambil menggembungkan pipi. Sherina bertekad, Sekali lagi mereka melanjutkan topik itu aku akan segera datang dan menginjak kakinya sekarang juga.
Sumpah!
"Sepertinya kalian menikmati pembicaraan kalian hm?"
Tiba² suara berat dari belakang Sherina muncul. Sherina otomatis berbalik badan dan melihat keatas. Siapa yg mengeluarkan suara itu. Walau dia tahu siapa. Tentu saja Duke!!
'Jadi daritadi dia disini?!'
Duke memandang Sherina sebentar lalu melanjutkan langkahnya menuju James dan Marvos yg sekarang kicep ketahuan istirahat saat jam kerja masih berlanjut.
"Salam Tuan Duke." James dan Marvos memberi salam bersamaan.
"Apa yg kalian lakukan disini?" Duke bertanya dengan aura dingin disekitarnya. James dan Marvos tak terkecuali Sherina yg masih menonton menelan ludah.
"Ah! Saya baru ingat Ada urusan dengan dapur. Jadi..Saya permisi!" Marvos tanpa ba-bi-bu langsung melengos pergi melewati Duke. James menatap kepergian Marvos dengan tatapan penghianatan.
Marvos mengintip kebelakang dan bertemu dengan tatapan melas James. Mata Marvos berkata 'Maaf kawan. Aku masih ingin hidup' seakan mengerti, James membalas dengan tatapan 'Kau yg mengajakku berbicara dan kau juga mengorbankan ku!'
Sherina hampir tertawa tapi tak jadi karna sadar bahwa Marvos berlari kearahnya. Jadi dia masuk kedalam perpus bersembunyi.
Setelah Marvos lewat Sherina kembali menonton drama kantoran didepan sana.
"Jadi..James."
"Ehem! Iya Tuan?"
"Sudah kau bereskan?"
"Iya Tuan."
"Bagus. Ayo."
Datar amat woy! Nggak seru! Nggak seru! Drama dikit kek!
Sherina mendengus kesal sambil tetap melihat mereka berdua akan masuk ke dalam ruang kerja. James membuka pintu lalu masuk duluan kedalam, sementara Duke tinggal beberapa langkah didepan pintu dia berhenti.
Duke menatap Sherina tanpa memutar wajahnya. Duke tersenyum kecil lalu masuk. Pintu pun ditutup kembali.
Sherina membatu. Dia tak menyangka Duke akan menatapnya sebelum masuk kesana.
'Ngapa senyum² sih? Nggak jelas!'
Sherina nggak peduli lagi. Dia sudah terlalu mengantuk. Jadi Sherina langsung menutup pintu, masuk. Mengambil buku secara acak. Duduk dikursi. Lalu tidur.
'Disaat ngantuk buku pun nyaman dijadikan bantal'
Sherina tertidur sampai melewatkan jam makan siang.
.
.
.
.
Tinggalkan Jejak!(。•̀ᴗ-)✧
![](https://img.wattpad.com/cover/242317243-288-k270203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasíaKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...