Chapter 75 [Lha? liburan?]

3.1K 697 259
                                    

Selamat membaca!:)
.
.
.
.
"Ha? Libur..an?"

Shena mengedipkan matanya beberapa kali sedikit bingung dengan kata yang diucapkan oleh ayahnya. Brian hanya mengangguk dan lanjut memakan makanannya.

"Tunggu. Mendadak?"

Liburan biasanya direncanakan atau diberitahukan jauh hari, lha ini? Besok? Ya kali anj-- namanya liburan.

"Kau, aku, Karsiel dan Allen. Kita berempat." Ucap Brian sambil menunjukkan angka 4 dengan jarinya.

Lihat? Ada apa? Kok tiba-tiba? Ini beneran liburan??

Shena merenung sebentar lalu mengangguk. Sementara itu Brian diam-diam mengamati putrinya yang terlihat curiga dengan berita yang dia bawakan.

Sebenarnya Brian cuma ingin pake kata 'Mampir saja' tapi Karsiel melarangnya dan menyuruh Brian untuk menggunakan kata 'Liburan'. Karena anak-anak biasanya bersemangat mendengar kata liburan.

Respon Shena seperti yang diduga Brian. Bagaimana pun, karena keduanya sudah lama bersama, mereka lama kelamaan juga menjadi sama, sifatnya.

"Apakah James dan Marvos ikut?"

Di belakang mereka ada James dan Marvos yang mengamati dan mendengarkan pembicaraan ayah-anak itu merasa tersentuh, khusus untuk James.

'Nona muda..'

James tersentuh mengingat sudah berapa tahun dia tidak mendapatkan liburan. Marvos sendiri cuma diam karena dia tau bagaimana Tuannya akan menjawab.

"Ah, mereka berdua? Tidak. Aku akan menyuruh Marvos dan James menjaga mansion, sementara Marquis Helton dan Marquis Greyson di istana."

Shena hanya mengangguk sementara James merasakan ada sesuatu yang pecah didalam dirinya. 'Kapan aku bisa dapat liburan?༎ຶ‿༎ຶ'

Merana sekali dia terus-menerus menjadi babu Brian, apalagi Brian tuh tipe orang yang nggak punya hati nurani kalau ngasih tugas.

"Kita akan pergi besok pagi-pagi sekali agar sampai sana siang."

'Siang ya.. kok aku ngerasa ada yang nggak beres?'

Shena merasa ada yang janggal, seperti ada yang disembunyikan darinya. Atau ini cuma perasaannya saja ya? Hmm..

"Kau terlihat tidak terlalu merespon, ada apa?"

"Papa, bukannya kamu yang kelihatan lesu?"

Benar saja, setelah diperhatikan Brian terlihat lebih lesu dari biasanya. Shena bertanya-tanya metode penyiksa apa lagi yang digunakan Paman Karsiel untuk menyiksa ayahnya.

Marvos dan James juga menjulurkan kepalanya mendekat untuk melihat wajah tuannya, mereka langsung mundur 5 langkah kebelakang saat mendapatkan tatapan tajam.

Khusus untuk Marvos sih cuma 3 langkah saja.

Dibelakang, James diam-diam berbicara dengan para pelayan di dekatnya.

"Hei, menurut mu ada apa dengan Tuan?"

Para pelayan segera mencondongkan badannya ke samping dan berbisik.

"Entahlah, sepertinya semenjak Tuan pulang sudah seperti itu."
"Wah, kira-kira apa yang dilakukan Yang mulia Raja ya?"
"Astaga, benar juga. Aku baru ingat, Tuan bahkan cuma menatap dinding selama beberapa menit."
"Oh, benarkah? Sepertinya Tuan sedang dalam tekanan."
"Tekanan apa ya? Mental kah?"
"Ya Tuan kan tangan kanan Raja, Tuan juga berbagi beban yang sama bukan? Ya demi persahabatan sejati hidup dan mati mereka."
"Persahabatan ya?ಡ ͜ ʖ ಡ"
"Hmmಡ ͜ ʖ ಡ"
"ಡ ͜ ʖ ಡ"
"Pfftt-- hei, suaramu terlalu kencang."

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang