Selamat membaca!⊂('・◡・⊂ )
.
.
.
.Brian dan Allen sampai dengan selamat tepat di dekat lokasi bandit-bandit itu.
Mereka mengamati situasi sebelum bergerak, yah setidaknya memastikan dimana Shena berada.
Allen memilih fokus memulihkan dirinya dulu, sihir teleport tadi adalah percobaan yang pertama kali berhasil setelah beberapa kali eksperimen gagal.
Brian menepuk bahu Allen. "Akan ku urus disini. Kembalilah dan kirim kereta kesini." Dengan pasrah dia mengangguk setelah melihat banyak anak-anak sekitar umurnya atau bahkan lebih muda darinya terlihat putus asa dan kelaparan.
Setelah Allen pergi dalam sekejap, Brian kembali fokus pada depannya.
Beberapa bandit menyebar seperti berjaga, sementara beberapa berkumpul di satu titik didepan..sebuah sel(?)
Melihat banyaknya kerumunan menutupi, Brian memfokuskan matanya pada satu titik dan melihat..
Shena terlihat bermain dengan kakek-kakek tua bangka jelek yang mengincar liontin pemberiannya.
Yang membuat Brian murka adalah dirinya melihat pipi Shena yang memerah seperti terkena tamparan dan dia menduga bandit yang melakukannya.
Dengan pelan-pelan dia menggunakan teknik khusus agar dirinya tak terdeteksi dan menghabisi beberapa bandit yang sedang berjaga jauh dari sana.
Satu demi satu..
Tubuh beberapa orang tersebut terpotong oleh pedang Brian.
Mereka yang didepan tak menyadari ada pembantaian kecil dibelakang mereka. Sampai seorang anak kecil yang melihat dari celah kerumunan berteriak.
"M-mayat!"
Sekejap semua mata fokus kebelakang.
..!!!
Betapa terkejutnya mereka melihat banyak mayat tak utuh tersebar di beberapa titik dan seseorang memegang pedang yang ujungnya berdarah sambil tersenyum.
"Aku ketahuan ya.."
Para bandit segera memasang posisi bertahan dan dengan gugup mereka mencoba menyerang.
Mau sehebat apapun. Orang didepan mereka adalah Duke Chevalier. Satu-satunya orang yang bisa menandinginya hanyalah Raja saat ini.
Sementara itu beberapa anak menangis melihat pemandangan mengerikan didepan mereka. Brian tak mempedulikan hal itu.
Tau Shena tak memasang muka keberatan atau takut malahan dia memasang senyum manis pada Brian, tentu saja tak masalah bukan?
Dia tak peduli dengan yang lainnya. Hanya Shena.
Shena.
Shena POV.
Setelah mengulur-ulur waktu sambil bermain sedikit dengan kusir, aku mendengar suara anak berteriak disebelahku.
Dengan cepat aku mengalihkan pandangan kedepan, terlihat mayat berceceran dikanan-kiri dengan kondisi tak utuh.
Beberapa terpotong dengan brutal dan beberapa terpotong dengan halus.
Yang membuatku kaget bukan itu. Tapi orang yang muncul ditengahnya!
Papa!
Papaku datang!
Terlihat Papa memegang pedang yang berlumur darah sambil tersenyum manis. "Aku ketahuan ya.."
Seketika para bandit biadab yang menontonku tadi segera memasang posisi bertahan dengan ekspresi gugup, seperti tak yakin bagaimana nyawa mereka akan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasíaKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...