Chapter 17 [Ramai]

22.5K 3.9K 75
                                    

Selamat membaca!:))
.
.
.
.

Sherina POV.

Akhirnya dia menangis sambil memeluk Celine(?) Yg sekarang gelagapan. Mungkin dia tak mengira reaksi itu kan?

Aku melihat kembali figur Celine. Dia sangat cantik dengan rambut coklat muda dan mata hijau zamrud yg bersinar di kegelapan, seketika aku ingat kembali dengan mataku.

'Mataku kok bisa jadi gini ya?'

Mata merah seperti darah bersinar dikegelapan itu kan serem dan sejak kapan genre cerita ini jadi supernatural? Misalnya kenapa aku tiba² bisa liat setan?

"Ya ampun~ kau sudah umur berapa sih?" Celine berkata dengan lembut sambil mengelus punggung Duke yg sudah mulai tenang. Sebenarnya... daritadi tuh aku khawatir, aku melihat kejadian yg seharusnya tidak kulihat. Kok hantunya nggak tembus pandang ya? Masih bisa dipegang lho!

"Diamlah. Kau cerewet." Si Duke masih sempet² bales perkataan Celine. Sepertinya sudah hampir 100% dia tenang.

Duke melepas pelukannya dari Celine karna mereka sudah berpelukan hampir 10 menit lamanya. Sementara aku yg menjadi orang ketiga disana cuma diam memperhatikan pemandangan yg amazing lah! Sambil menaruh kembali cerminnya ke pojokan aku mencari cari tempat yg memungkinkan melihat pemandangan itu secara aestetic.

'Coba kalo ada kamera'

Celine mengusap mata Duke dengan lembut. Sumpah! Mereka beneran bukan kekasih? Cocok banget ihh gemes~!

Bagaimana tidak Celine dengan lembut mengusap pipi Duke, sementara Duke yg biasa memasang wajah datar itu malah tersenyum senang seperti anak kecil. Itu beneran Duke kan?! Ya ampun ternyata wajahnya ada variasinya ya?

"Dah dah berhenti! Kalo mau pacaran jangan disini. Ini kamarku." Ucapku sengaja merusak suasana. Mereka menatapku diam tanpa menjawab lalu berdehem.

"Sudah kubilang dia bukan kekasihku!" Duke tak terima. Celine hanya menahan tawanya.

"Manis~ dia kuanggap anakku sendiri. Bagaimana bisa aku jadi kekasihnya?" Celine menjelaskan dengan lembut padaku. Aku kok malah merinding ya?

Celine mengelus kepalaku. Awalnya dengan lembut tapi lama kelamaan mulai agresif! Duke yg melihat memperlihatkan tatapan iri tapi gengsi padaku.

"Aghh!! Imutnya~"

"Hei! Hentikan! Haloo!! Rambutku berantakan nanti!" Aku tak terlalu terbiasa dielus orang asing, dulu hanya kak Allen yg melakukannya.

"Celine.." Duke memanggil Celine dengan lirih. Celine menghentikan aktifitas mengelus kepala ku lalu menoleh ke Duke.

"Maafkan aku. Aku tak bisa menjagamu..maaf.." ucap Duke dengan raut wajah sedih. Sangat.

Mata yg sembab karna habis menangis dengan raut wajah sedih ditambah rambut yg terkena sinar bulan dengan sedikit angin yg membuatnya melambai-lambai.

Whusshh~

'Agh! Damagenya nggak ngotak!'

Aku terpesona sebentar lalu melihat ke arah Celine. Dia memperlihatkan ekspresi yg hampir sama denganku. Celine tanpa ba-bi-bu langsung mengelus kepala Duke dengan lembut. Sepertinya dia tak tahan damage itu. Untung aja aku kebal gituan.

"Karna aku..ka--."

Celine dengan cepat menaruh jari telunjuknya dibibir Duke. "Bukan salah mu oke? Jangan salahkan dirimu sendiri."

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang