Chapter 65 [Berkumpul.]

6.2K 1.4K 88
                                    

Selamat membaca 🗿
.
.
.
.

"Hah.. kita kembali lagi."

Shena hanya bisa tersenyum sambil menepuk tangan ayah angkatnya. Hari ini adalah hari Sabtu, tentu saja sesuai jadwal kesepakatan dengan Raja, bahwa Shena dan Brian akan ke istana.

Menjengkelkan.

Brian menghela napas untuk kesekian kalinya sejak dia masuk kedalam kereta. Mereka masih diperjalanan. Berbeda dari dirinya yang lesu, Shena diam-diam bersemangat.

Hari ini, kata Paman gila rambut pirang-- ehem Karsiel, bahwa dia juga mengundang Florin untuk menemani Shena karena Allen juga (dipaksa) mengajak seorang teman.

Shena punya tebakan kasar eh bukan, tebakan pasti, itu pasti Veren.

'Sepertinya Yang mulia sangat menekan agar mereka berdua bisa berteman..? Atau cuma perasaanku saja?'

Tapi apa hubungannya? Florin akan ada disana. Shena senang, yah walau dia punya perasaan hal merepotkan akan terjadi.

".. jangan gunakan sihirmu sembarang, kau ingat? Shena."

"Ah.. oke, Papa."

Brian mengingatkan putrinya, apalagi karena kejadian kemarin saat dia mengajar kelas sihir untuk Shena. Kemarin dia menyuruh Shena untuk mengeluarkan seluruh energi sihirnya yang berelemen api guna mengecek sampai mana batas anak itu.

Tapi..

Apinya sangat besar dan terlihat tidak ada batasnya.

Shena belum bisa mengendalikan seluruh kekuatannya, jadi dia juga pasti belum bisa menarik kembali api besar yang muncul ditangannya.

Brian yang mengetahui akan semakin buruk jika api itu lepas, yang bisa membakar seluruh mansion mungkin, segera turun tangan dan menggunakan sihir esnya untuk meredam api.

Yang membuat lebih aneh..

Api milik Shena sulit dipadamkan.

Seakan api itu juga istimewa. Api yang sulit padam bahkan saat Brian turun tangan menggunakan es. Api dan es, jelas siapa yang menang bukan?

Jika saja es Brian tidak juga istimewa, mungkin kediaman akan hancur saat api itu lepas kendali.

Es Brian juga istimewa, karena jika dia tidak ingin itu mencair, maka itu tidak akan mencair. Apalagi pengguna elemen es murni sangat langka.

Dia juga mendapatkan bantuan dari Celine, yang berada didalam kalung untuk membantu mengatur agar apinya tidak sampai berkobar lebih tinggi lagi.

Celine juga membantu mengontrol tangan Shena dan menekan aliran sihirnya agar api tidak bertambah lebih besar.

Api pun padam dan Shena hanya bisa menatap kosong tangannya. Shena terlihat seperti tidak sama sekali kelelahan atau apapun. Biasanya jika seseorang mengeluarkan sihirnya berlebihan, dia akan kelelahan atau setidaknya bisa pingsan.

Tapi disitu juga, Brian menyadari kejanggalan.

Elemen api yang besar, api istimewa. Itu bukan hal yang maklum akan kau temui dimana pun.

Brian mulai mengaitkannya dengan hal lain.

Shena memiliki kedewasaan tidak seperti umurnya, sopan dan tau tata Krama apalagi etika bangsawan. Brian melihatnya sendiri, juga dia mendengar laporan dari Frenesia, guru putrinya.

"Nona Shena sangat dewasa dan sangat pintar untuk anak seumurannya. Untuk anak darah biasa, itu langka. Apalagi dia punya rasa kesopanan yang seharusnya diajarkan sejak lama."

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang