Chapter 3 [Diadopsi?]

37.1K 6.2K 153
                                    

Selamat membaca
Silahkan tinggalkan jejak✧◝(⁰▿⁰)◜✧
.
.
.
Seakan tak terjadi apa apa setelah kejadian menangis di meja makan. Aku tidur dan bangun seperti biasanya.

Aku segera membasuh wajah dan menuju keruang tamu, tempat biasanya anak panti berkumpul di lagi hari. Sampai disana aku melihat Marie memegang sepucuk surat dan Reene yg matanya sembab seakan habis menangis.

Aku melihat ke sekeliling tak ada anak anak yg biasanya berisik di pagi ini.

'Ada apa dengan mereka berdua?'

Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka berdua sambil bertanya dengan hati hati.

"Kak Reene. Kak Marie apa yg terjadi?"

Mereka berdua menoleh ke arahku dan segera berpura pura tak terjadi apa apa. Reene segera menghapus air matanya yg mau jatuh dan Marie segera menyembunyikan surat itu. Sayang sekali mataku terlalu jeli untuk melihat segel yg tertempel jelas disurat itu.

Brian Chevalier

'Hah? Duke? Apa yg terjadi? Bukanya masih ada satu tahun agar novelnya bisa dimulai?'

Aku memikirkan segala kemungkinan yg terjadi saat ini. Apa yg sebenarnya terjadi?

Aku melihat ke arah mata Reene dan Marie lalu bertanya dgn tampang polos.

"Surat apa itu kakak? Kenapa kakak menangis?" Aku bertanya dgn tampang sepolos mungkin walaupun otakku sedang kacau menebak situasi.

Reene dan Marie bukan menjawab pertanyaanku tapi saling memandang satu sama lain seakan sedang melakukan telepati.

"Tidak ada apa apa Sherina sayang"

Marie berusaha terlihat tenang walaupun matanya bergetar melihatku. Sementara Reene langsung memelukku

'Jangan bilang kalau..'

"Sayangku Sherina. Sherinaku yg imut dan pintar. Kamu akan diadopsi oleh keluarga kaya nak, lebih tepatnya...Duke Chevalier"

Mataku membulat dgn pernyataan yg baru saja kudengar dari Marie. Sekujur tubuhku menegang dgn alur yg tak terduga.

"Ap..apa?"

'Ada apa dengan alurnya? Apa yg terjadi disini?!'

"Nah nak sebentar lagi Tuan Duke akan menjemputmu..berganti lah baju yg bagus. Paham?" Marie berkata dgn nada bergetar sambil berusaha tenang mengelus elus rambut hitamku.

Mataku berubah menjadi kosong melihat masa depanku yg suram.

"...Baik" aku menjawab dgn tanpa tenaga atas perintah Marie. Aku dgn langkah mati berjalan kembali ke dalam kamarku.

Bukannya cepat berganti baju aku memilih berbaring dan merenung di atas kasur.

'Apa yg harus kulakukan? Aku tidak bisa menolak secara langsung terhadap Tuan Duke. Aku ingin disini! Aku tidak ingin pergi!'

Aku diam diam terisak di kamar. Aku tidak ingin mereka melihatku menangis dikondisi ini.

'Apa yg membuatku terpilih? Karna bukan sihir..apa berarti umur?'

Tentu saja umur..sejak kapan otakku menumpul. Duke sengaja memilih anak perempuan yg masih muda, agar lebih mudah dikendalikan. Seseorang yg akan hanya akan menjadi pelengkap koleksinya.

'Apa aku harus bilang tidak mau? Tapi Reene dan Marie pasti akan membayar harganya karna menolak permintaan seorang bangsawan'

Otakku buntu. Aku tidak bisa memikirkan ide apapun, aku langsung bergegas berganti baju milikku yg paling sederhana.

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang