Chapter 5 [Coklat panas]

35.6K 5.7K 96
                                    

Selamat membaca~
.
.
.
.
Sudah 10 menit yg lalu perutku berbunyi, tapi aku masih tidak dibolehkan makan! Hei! Aku anak kecil disini! Bagaimana kalian Setega itu?

Aku langsung dibawa ke kamar kosong dan diobati lukaku yg berdarah, waktu aku tanya kapan aku makan..mereka malah menjawab.

"Nanti dulu ya nona~ luka nona sangat parah. Jadi minum coklat panas dulu ya? Makannya nanti saja"

"Nona nona! Coba lihat apa yg kupunya?~ kalau nona mau nanti setelah diobati ya?"

"Nona aku punya hadiah karna nona muda kita pintar dan tidak menangis, jadi saya punya coklat panas sepesial untuk nona"

Tidak butuh 2 jam aku langsung punya banyak coklat panas dimeja depanku. Hei! Aku lapar bukannya haus!! Mereka semua memperlakukanku seperti bayi! Aku sudah 6 tahun!

'Kenapa mereka semua ngasih coklat panas sih?! Kayak nggak ada cemilan aja'

Apa disini juga berlaku 'Tak ada makanan minum pun jadi' ?

Dihati Ingin kutolak tapi perutku berkata sebaliknya. Apalah daya tubuhku masih 6 tahun dan tentu saja akan terpancing. Susah ya kalo badan sama perut punya jalan pikir sendiri. Akhirnya terminum semua Coklat panas itu.

'Sumpah. Lama lama aku dendam Ama Coklat panas'

Akhirnya setelah menunggu lama pengobatannya selesai. Butuh waktu lama karna lukanya cukup parah apalagi kulit anak anak itu mudah terluka. Apalagi terinfeksi. Tapi alasan utamanya karna luka ditangan, kenapa? Aku dari tadi minum! Minum tuh pake tangan, mana bisa kali diperban sambil minum berbarengan?

"Nah! sudah selesaikan? Sherina lapar~" Dgn wajah berbinar binar sambil menekan kata lapar aku menyatukan tanganku seperti memohon.

'Pliss bolehin makan sekarang ya?'

"Nona! Nanti dulu oke? Gaun nona kotor~ jadi mandi dulu ya? Masa' nona kita yg cantik keluar dgn gaun sobek dan berdarah seperti ini? Apa kata orang lain nanti~?"

"Benar nona! Kami akan mengukur baju nona oke? Karna disini tidak ada yg seumuran dgn anda~ saya janji saya akan membawa banyak coklat panas untuk nona"

"Saya juga! Akan saya buatkan coklat panas yg banyak untuk nona~"

Sungguh takdir memang tak memperbolehkan ku makan. Malah takdir ingin membuatku mati dgn perut kembung.

'Bangs*t. Ngga bisa apa perut lebih diutamakan daripada penampilan?!'

Aku mengangguk frustasi dan Marvos yg daritadi menahan tawa melihatku terus minum membujukku dengan alasan Coklat panas.

"Nona tenang saja. Walaupun tak makan nona tak akan mati karna kami akan memberi nona coklat panas jika nona tak ingin menurut oke?"

Karna perutku kembung otakku menerima rangsang uap dari mulut dan perut yg kepanasan. Aku cuma mendengar dua kata. Coklat panas. Oke?. Cuma 2 kata kata bisa membuatku merinding hebat oke?

Tak mau menjawab aku cuma tersenyum manis sambil menghujat dihati:)

Few moment ago~

Selesai!

Fix!

End!

Aku sudah tersiksa dari tadi dan perutku terasa hampa. Hampa. Hampa. Yaiyalah kan belum makan!

Sekarang sudah siang! Kalian tak bisa membayangkan bagaimana rasanya bertahan dengan mereka selama 3 jam berturut-turut. Apa itu neraka?

Aku berkaca setelah aku didandani seperti boneka barbie oleh para pelayan. Aku mendekat ke arah kaca yg sudah disediakan oleh Marvos di sudut kamar ini.

Ah mereka bilang ini akan diubah jadi kamarku. Jadi mereka menaruh banyak barang dan kaca yg besar untukku.

Ake melihat pantulan diriku di depan kaca. Rambut hitam legam dengan mata ruby. Kuakui wajahku yg sekarang ini cantik tapi...sejak sedari tadi setelah didandani mata para pelayan menatapku terus..Sumpah! Geli tau!

Mungkin saja mereka pikir tampilan ku ini sangat menyeramkan yah terutama mataku. Walaupun aku menyebutnya Ruby, mereka bisa menyebutkan darah saat melihatnya. Ditambah dengan rambut hitam yg langka ini.

Tapi berhentilah menatapku! Aku bisa melihat dari pantulan kaca jika yg lain MASIH menatapku sampai sekarang. Sampai kapan kalian puas?

Apa aku seperti makhluk langka disini?

Aku menggembungkan pipiku frustasi. Jika kulihat lagi penampilan ini beneran cocok jadi Villain.

Disaat yg sama dengan sudut pandang berbeda.

Para pelayan dan Marvos yg masih setia sedari tadi melayani nona baru mereka. Sekarang sedang melihat ke kaca yg sedang digunakan Sherina.

'Bagaimana nona muda bisa begitu imut? Akh! Jantungku! Dia menggembungkan pipinya yg lembut itu!'

'Ya ampun...nona sangat menawan dengan rambut hitamnya...'

'Aku sama sekali tak menyesal bekerja disini! Punya tuan besar yg tampan dan berwibawa dengan nona muda yg cantik dan menawan memang bisa memuaskan mataku.'

'Nona sangat cantik seperti boneka! Aaaahhh! Aku sangat ingin memakaikan semua gaun itu padanya sekarang!'

Para pelayan berbatin ria melihat Sherina setia melihat pantulannya sendiri.

'Nona..Jangan khawatir! Saya pasti akan membuat anda dan Tuan menjadi dekat'

Sementara Marvos sedang membulatkan tekadnya.

Hari itu mereka semua tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing.
.
.
.
.
.
Tinggalkan jejak jika suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang