Chapter 2 [Umur 6 tahun]

37.6K 5.9K 79
                                    

Selamat membaca
Silahkan tinggalkan jejak

—————···—————···—————

Kalian tau?! Ternyata enak juga disini. Walaupun ini panti asuhan kecil di lingkungan kumuh ibukota. Tapi disekitar sini tidak ada kejahatan.

Dan ternyata di panti asuhan ini hanya tersisa 5 sampai 7 anak dan aku yg paling kecil! Tapi mereka semua sangat baik sama aku~ aku jadi kangen sama kak Allen.

'Kira kira kak Allen ngapain ya? Btw aku masuk ke dalam novel, aku dah mati?'

Aku terus menebak nebak apa yg terjadi dengan tubuh asliku. Perkiraan terbesarku aku sudah mati, karna jiwaku ada disini sementara tubuhku disana. Emang kalo manusia masih hidup gitu?

Aku menepati tekadku 6 yg lalu bahwa aku tak belajar sihir. Sebenarnya waktu itu Marie menyuruhku untuk belajar sihir apiku. Tapi jelas aku menolak! Dinovel Sherina disebut dgn pengendali sihir api yg jenius, jadi untuk tak menonjol aku tidak mau belajar saja! Wkwkwk

Tok..tok..tok

"Sayangku Sherina makan malam sudah siap~ ayo kita makan bersama yg lainnya oke?" Ternyata yg menegetuk adalah Reene. Dia mengabari jika kita akan makan malam bersama anak yg lainnya. Jujur saja aku masih agak canggung dengan anak panti yg lain.

"Baik"

Aku menjawab lalu turun dari tempat tidurku. Lalu segera keruang makan dan duduk dikursiku.

"Nah anak anak ayo kita mengucapkan terimakasih pada kakak Reene yg sudah memasakkan makanan untuk kita" bimbing Marie sambil melihat satu per satu anak anak yg di sekelilingnya termasuk aku lalu berhenti di Reene sendiri.

"Terimakasih Kakak!"

Reene memerah mendengar kata kata terima kasih dari kami semua. Padahal hampir setiap hari kami mengucapkannya, dia masih saja terharu.

"Ahahaha Wajah kak Reene memerah! Lihat itu!" Goda salah satu anak sambil menunjukkan senyum nakalnya.

Reene buru buru menutupi wajahnya dgn nampan makanan didepannya. Dan semua orang di ruangan itu tertawa bahagia.

'Walaupun canggung. Kami semua terhubung karna kesamaan. Jujur saja ini adalah hal yg paling aku harapkan dikehidupanku sebelumnya.

Makan malam dgn keluarga lengkap. Mama..papa..kak Allen..aku tidak akan bisa bertemu mereka atau mendengar suara cuek itu lagi'

Tanpa sadar aku mengeluarkan air mata walaupun cuma beberapa tetes.

Dan ada seorang anak yg menyadari keadaanku..

"Hei! Lihat! Si bungsu sedang menangis!" Teriaknya memecah tawa yg tadi terdengar sekarang diganti keheningan mendalam dan mereka semua menatapku.

"Bungsu! Apa kau tidak papa?"

"Sherin sayang~ apa kau sakit? Apa makanannya tidak sesuai seleramu?"

Berbagai teriakan perhatian ditunjukkan padaku dan aku cuma bisa menundukkan kepalaku.

'Kalian bahkan mengagilku si bungsu..padahal kita tak punya hubungan darah'

Aku benar benar terharu sampai tidak bisa menahan tangisku lebih lama.

"Huahhh!!"

"EEEEEHHHHHH?!"

Aku tetap menangis dgn kencang tak melihat wajah mereka semua memucat.

'Kuharap hari seperti ini tak pernah berakhir'

Tak kusangka takdir tetaplah takdir. Dan masalah akan datang keesokan harinya.

Silahkan tinggalkan jejak (◍•ᴗ•◍)

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang