Chapter 8.2 [Bonus!]

30.5K 5.4K 261
                                    

Ini lanjutan dari Chapter sebelumnya oke?

Selamat membaca~(◍•ᴗ•◍)
.
.
.
.
Sewaktu Duke dan Sherina baru berjalan beberapa langkah dari bawah pohon itu mereka merasakan hawa dingin.

"Hei, apa kau bisa menonaktifkan sihir esmu?"

Sherina mencerucut kesal pada orang yg menggendongnya sekarang ini. Dan dibalas tatapan bingung.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengaktifkan sihirku kok."

Duke berhenti berjalan dan memandang Sherina. Sherina yg dipandang juga ikut memandang Duke.

Mereka saling memberi tatapan dengan isyarat mata. Seperti telepati gitu lho~

"Kau merasakannya?"

Sherina mengangguk pelan dan kembali menatap depan. Matanya bergetar. Duke yg melihatnya sekarang ingin tertawa, padahal awalnya Sherina yg bilang ingin penasaran pada penunggu pohon itu.

Duke berjalan beberapa langkah lagi dan sepertinya mereka berdua mendengar suara bisikan dari belakang mereka.

'Bodo. Aku nggak denger.' batin Sherina.

Jujur saja dia takut pada hal mistis. Tapi rasa penasarannya lebih kuat dari pada rasa takutnya pada hantu.

Sherina tanpa sadar mengeratkan pelukan tangannya di leher Duke.

Duke menyeringai pelan sambil menatap anak yg sednag berada ditangannya. "Jika kau ingin membunuhku dengan mencekik leherku, maka itu belum cukup."

Saat sadar apa yg dilakukannya, Sherina cepat² melepaskan ikatan tangannya. Setelah itu mereka diam sambil Duke tetap berjalan mengantar Sherina ke kamarnya.

Diperjalanan Duke ingin mengeluarkan pertanyaan yg sejak awal dipikirkannya.

"Darimana kau tau jika pohon itu ada penghuninya?"

"Eh? Itu..ada yg memberitahu Sherina soal kejadian persis yg kau ceritakan tentang pengasuhmu. Karna penasaran aku kesana."

Sherina menjawab jujur dengan sedikit jeda di kalimatnya. Duke semakin bertanya tanya siapa yg memberitahu anak kecil itu.

Duke tentu saja bingung, karna kejadian itu sudah lama sekali sewaktu dia berusia 10 tahunan. Dan Itu hampir 20 tahun yg lalu sekarang. Jika pelayan maka tidak mungkin mereka berani bercerita tanpa seijin darinya. Marvos dan James teman semasa kecilnya juga tak mungkin melakukannya.

Tak bisa memikirkan jawabannya Duke bertanya langsung pada Sherina.

"Siapa yg memberi tahumu?"

"Yah..dia seorang pelayan perempuan dengan rambut coklat tua dan mata zamrud yg menyala! Tapi aku tak tahu namanya." Sherina menjawab dengan penuh antusias. Sementara wajah Duke memucat.

Dia mengingat betul siapa pelayan perempuan yg punya mata hijau zamrud dan pernah bekerja disini. Hanya ada satu. Pengasuhnya.

Duke menahan senyumnya mengetahui bahwa pengasuhnya yg sudah tiada itu masih berkeliaran disana. Tapi dia juga sedikit iri karna bukan dia yg diajak mengobrol tapi anak angkatnya.

Sherina memandang Duke dengan penuh tebakan. Karna sejak tadi Duke tiba² tersenyum sendiri lalu tiba tiba mendatar dan sekarang tatapan iri yg dikeluarkannya.

Tiba² muncul ide licik dari otak milik Duke.

"Nak apa kau tau?"

Sherina memiringkan kepalanya karna ini pertama kalinya dia dipanggil nak oleh Duke. Walau dia tak puas.

"Apa?"

"Yg memberitahumu soal penunggu itu.."

Sherina menelan ludahnya dengan susah payah sambil menunggu Duke melanjutkan Kata-katanya.

"Adalah penunggunya sendiri."

"Eh? Apa?"

"Ya, dia pengasuhku sendiri yg mati 20 tahun yg lalu."

Sherina memucat dan tatapannya kosong karna menyadari walaupun nada bicaranya seperti bercanda tapi Duke bukanlah orang yg suka bohong.

'JADI KAKAK PELAYAN YG CANTIK ITU SUDAH MATI 20 TAHUN YG LALU?!'

Duke yg melihat perubahan ekspresi Sherina ingin tertawa dengan kencang tapi dia tetap menjaga imagenya.

"Sebenarnya pengasuhku itu orangnya jahil. Dia suka menggangguku dengan menarik kakiku waktu tidur dari balik selimut."

Sekarang warna kulit Sherina sudah seputih kertas. Dan Duke puas sekali menjahilinya.

Dan akhirnya sampailah di depan kamar Sherina. Duke cepat membuka pintu dan membaringkan Sherina di tempat tidur itu lalu menyelimutinya.

"Dia sudah menemuimu..mungkin saja nanti dia akan mengajakmu bermain."

Sherina cepat cepat masuk ke dalam selimut dan menutup seluruh wajahnya. Duke yg melihat terkikik karna tak bisa menahan tawanya lebih lama.

Duke berjalan kembali ke arah pintu dna sebelum menutup pintu besar itu dia berkata dengan suara yg dibuat menakutkan.

"Bersenang-senang lah~"

Sementara sosok yg dibicarakan Duke itu melihat Sherina sambil tertawa kecil dari jendela kamar Sherina.

"Ahh...Sherina...kau manis sekali.."

Temperatur dikamar Sherina juga semakin mendingin dan Sherina teringat lagi kata² yg diucapkan Duke.

Malam itu Sherina tidak tidur semalaman dan Sherina berjanji jangan mendengarkan apapun dari Duke sendiri.
.
.
.
.
.
Nah itu semua cuma buat tambahan aja oke?

Tinggalkan jejak (。•̀ᴗ-)✧

I became a Villainess? in my brother's novel?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang