Selamat membaca (o'・_・)っ
.
.
.
.Suasana di meja makan terasa aneh bagi beberapa pelayan yang menunggu disana, mereka adalah pelayan khusus dapur yang sudah menyiapkan makan siang bersama koki sejak tadi.
Entah kenapa, rasanya sangat sejuk dan harmonis untuk kedua pasangan Raja-Pangeran disana. Beda dengan kedua orang bermarga Chevalier yang sedari tadi menghela napas pasrah bersama.
Kita mundurkan waktu dulu, tepat saat pertengkaran masih berlanjut di taman.
Terlihat sangat jelas sekali, keributan itu tak kunjung mereda. Entah kenapa Allen dan Erion tampak seperti musuh bebuyutan mengingat betapa banyak kata-kata merendahkan yang ditujukan untuk satu sama lain.
Shena masih tetap menikmati angin yang menyegarkan disana, setelah dia memilih untuk diam tak mengganggu lagi.
Rasanya percuma saja melerai mereka tanpa bisa menjamin 5 menit kemudian akan bisa tenang kembali.
Tapi tetap saja. Posisi Shena sekarang benar-benar tidak strategis, sedari tadi telinga kanan dan kirinya terus berdengung.
'Siapapun... Tolong lerai mereka :('
Dia ingin kabur dari kursinya, tapi melihat kursi Allen yang hampir menempel padanya. Mending jangan aneh-aneh.
Sekejap dia berpikir untuk melampiaskan kekesalannya pada sesuatu.
'Apa aku harus membakar sesuatu disini? Bagaimana kalau tamannya saja?'
Dia berpikir untuk menggunakan sihirnya, membakar adalah cara lain melampiaskan amarah seorang ber elemen api seperti dirinya. Shena masih merenung sampai ada suara yang sangat dia kenal masuk ke telinganya.
"Shena!"
Shena mengangkat kepalanya melihat Papanya sedang melambai kearahnya diikuti 2 orang lagi dibelakang.
Dengan lembut Shena menyeka air matanya yang tiba-tiba mengalir jatuh dari kelopak matanya.
'Hiks... Papaku emang yang terbaik༎ຶ‿༎ຶ'
Dia tak peduli dengan Allen dan Erion. Cukup dengan Papanya, Shena sudah bahagia. Sangat bahagia.
Punya Papa ganteng, kaya dan cuek-cuek perhatian. Apa kurangnya sih?
Brian dan 2 orang yang mengikutinya mendekat ke anak-anak mereka. Terlihat sekali Karsiel dan Darien memandang Shena dengan rasa prihatin.
Allen dan Erion sudah diam melihat kehadiran ayah mereka disini. Setelah kedua orang itu menyingkir, Shena segera menuju Brian dan memeluknya.
Brian otomatis mengulurkan tangannya dan menggendong Shena.
"Papa, kamu yang paling keren."
Brian yang mengetahui apa maksudnya hanya menepuk kepala Shena dengan tangan nya. Yah... Walaupun dia sedikit malu dengan pujian seperti itu.
Karsiel dan Darien ikut-ikutan menaruh tangannya di kedua bahu Shena.
"Kau sudah berusaha."
"Kerja bagus, nak."
Mereka menyemangati Shena yang menahan dirinya dari keributan. Karsiel dan Darien tau, jika Shena ikut campur lagi. Maka Allen dan Erion akan semakin bertengkar menyalahkan satu sama lain.
Mau bagaimana pun, sifat itu turunan dari ayah mereka.
Tapi Brian berpikir lain. Dia bangga pada Shena, karena dia menahan dirinya untuk tak membakar taman ini. Jika sampai itu terjadi, mungkin taman akan berubah menjadi lautan api.
KAMU SEDANG MEMBACA
I became a Villainess? in my brother's novel?!
FantasiKakak angkatku adalah penulis novel fantasi. satu novel yg sudah diterbitkan ada yg berjudul 'Lady with the light magic' yg bercerita tentang anak biasa yg tiba tiba menjadi seorang bangsawan saat terungkap siapa ayahnya. Dia adalah Protagonis wanit...