[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Happy reading.
***
19. LARI!
"Kalau motor gue mati. Fix! Kita jadian!"
Tiba-tiba saja motor Albarian benar-benar mati di tengah jalan. Ucapan yang baru saja dilontarkan oleh cowok itu menjadi kenyataan.
Albarian menepikan motornya, kebetulan tidak jauh dari tempat dia berhenti ada sebuah bengkel motor.
"Turun!" titah Albarian.
"Motornya kenapa, Al?" tanya Zelia sambil turun dari motor sport berwarna putih milik Albarian itu.
"Kata motornya lo jadi pacar gue karena motornya mogok." balas Albarian masih duduk di atas motor.
"Dorong!" titah Albarian menatap lurus ke depan.
"Apa?! Dorong?!" tanya Zelia terkejut.
"Hm," angguk Albarian menoleh ke arah Zelia yang berdiri di sampingnya.
"Lo kira gue babu lo? Hah?!"
"Dorong atau lo jadi pacar gue?" tawar Albarian mengancam.
Zelia memonyong-monyongkan bibirnya mengikuti perkataan Albarian. "Iya, iya bagong!"
"Mastin good," ucap Albarian berirama.
Zelia benar-benar mengikuti perintah Albarian untuk mendorong motor cowok itu, sampai ke tempat bengkel yang berjarak kurang lebih dua ratus meter dari titik awal mereka berhenti.
"Kuat nggak beb?" tanya Albarain.
"Apaan sih bab beb bab beb!" sanggah Zelia ketus.
"Jangan gitu dong."
"Hm."
"Gue tahu lo jelek. Jadi, mukanya jangan ditambah jelekin!"
"Cebong kampret lo!" umpat Zelia kesal lalu menghentikan dorongannya. Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai di bengkel.
"Kok lo berhenti?" tanya Albarian menoleh ke arah Zelia yang terlihat ngos-ngosan.
"Gue capek blis!" jawab Zelia ngos-ngosan.
"Gitu aja capek, bagaimana bisa tahan di atas ranjang lo!" ujar Albarian dengan santainya membuat mata Zelia mendelik ke arahnya.
"Otak lo ngambang ya? Kebanyakan dikasih baking soda, sih."
Dari kejauhan terlihat segerombolan geng motor dengan jaket hitam dengan nama punggung 'Foster'. Nama yang sangat dikenal jelas oleh Albarian.
Salah satu anggota geng motor itu melihat Albarian sedang bersama seorang gadis. Pria itu membuka kaca helm full face-nya, memberitahu sesuatu kepada bosnya, Davandra.
"Bos!" panggil pria itu. Davandra yang menyadarinya langsung membuka kaca helm full face-nya.
"Apa?" tanya Davandra.
Pria itu menunjuk ke arah Albarian. "Itu kan Albarian sama mantan lo!"
Karena merasa kesal melihat Zelia tertawa berduan dengan Albarian. Davandra langsung menutup kaca helm full face-nya. Lalu menancapkan gasnya cepat. Mereka semua memarkir kan motornya tidaj jauh dari Albarian.
Sontak Albarian terkejut saat melihat geng Foster berhenti dibelakangnya. "Zel, itu geng Foster." tunjuk Albarian ke arah geng Foster yang diikuti oleh pandangan Zelia.
"Lari!" ujar Zelia lari duluan.
Karena menyadari hal itu, Albarian turun dari motornya langsung kabur lari menuju bengkel yang tidak jauh lagi bersama Zelia.
Saat sampai di bengkel motor. Albarian meletakkan motornya di bengkel motor. "Bang, cek motor saya, ya. Nanti saya jemput lagi!"
Albarian langsung menarik tangan Zelia pergi dari bengkel itu. Dari belakang, geng Foster terus mengejar mereka berdua.
Mereka semua berlarian di alun-alun Kota mengejar dua orang yang menjadi sasarannya, melewati pejalan kaki yang berlalu lalang. Albarian dan Zelia berbelok memasuki sebuah gang sempit dan mereka berdua kembali berlari secepat kuda menjauhi geng Foster yang sedang mengejarnya.
"Albarian berhenti!" teriak Davandra.
Albarian dan Zelia keluar dari gang. Sekarang mereka berada di jalan yang terlihat sepi dan tidak digunakan lagi. Jalan yang terlihat banyak tumpukan kardus besar dan tong besi kosong di tepi jalan. Jalan yang terlihat sangat kotor dan tidak terurus. Terlihat belakang gedung-gedung yang menjulang tinggi.
"Albarian!"
Albarian menjatuhkan beberapa tong besi lalu menggelindingkannya ke arah segerombolan siswa itu. Dia kembali berlari menarik tangan Zelia.
"Al aku capek!" ujar Zelia tidak sanggup lagi untuk berlari.
Albarian membawa Zelia ke sebuah gang dan mereka berdua bersembunyi di balik box yang bertumpuk-tumpuk. Gang yang terlihat kotor dan sedikit gelap dengan aroma busuk yang menyengat di hidung mereka. Suara lolongan anjing terus menggema di gang itu.
"Kalian cek di sana!" tunjuk Davandra ke depan. "Dan yang lainnya mencar cari ke seluruh sisi jalan!"
Terlihat Davandra dan tiga orang anggotanya masuk ke dalam gang yang dilewati Albarian dan Zelia tadi.
Dari balik box, Albarian memeluk erat tubuh Zelia dari belakang. Mata Zelia bisa melihat jelas dari sela-sela box kalau Davandra sedang berdiri di dekat mereka bersembunyi. Raut wajah mereka berdua terlihat sangat cemas dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Al, sakit, arkh." ringis Zelia lirih kesakitan.
"Selagi gue masih ada di sini lo bakalan aman, Ze," bisik Albarian lirih.
Tbc..
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...