[Aku yakin, pasti kalian semua tahu bagaimana cara menghargai penulis.]
Jangan lupa vote, coment, dan bagikan ke teman-temannya atau sosmed.
Happy reading.
***
12. TAWURAN [1]
"Zelia!"
"Zelia!"
Albarian berteriak di tengah lapangan basket memanggil nama seorang gadis. Dari lorong pagar jalan keluar sekolah yang menghubungkan lapangan basket terlihat rombongan geng Foster menghampiri Albarian. Lapang basket ini menjadi titik tengah di SMA Savard, yang menghubungkan seluruh ruangan di sekolah itu.
"Ze-li-a," Davandra berdiri di depan Albarian, mengeja nama seorang gadis sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Di belakang Davandra telah berdiri anggotanya yang terlihat bengis, mereka semua mengenakan baju putih abu-abu dan ada juga yang menutupinya dengan jaket atau sweater.
"Al!" panggil Bryan.
Dari kejauhan, tiga orang anggota Zagas lainnya Bryan, Gevin sambil menyandang tas ranselnya di bahunya dengan satu tangan, dan Bayu berlari menghampiri Albarian. Mereka bertiga berdiri sejajar dengan Albarian.
"Muncul juga member BlackBerry lo!" ujar Davandra kepada Albarian.
"Diam lo emak-emak komplek!" semprot Bayu kepada Davandra. "Kami bukan member BlackBerry tapi Blackpink!"
Salah satu anggota Davandra mencoba untuk maju tapi ditahan oleh Davandra. Davandra berjalan sambil memasukkan tangannya ke dalam saku ke arah Albarian.
"Jadi, itu cewek yang lo suka? Yang membuat lo kalah balapan? Ngapain tuh cewek tengah malam keluar? Apa jangan-jangan dia-"
Bruk!
Albarian meninju keras pipi Davandra hingga berubah posisi ke samping sontak semua anggota geng Foster menyerang geng Zagas yang hanya beranggotakan empat orang.
Sekarang mereka semua tawuran. Lima lawan dua puluh. Sial! Pasti geng Zagas kalah. Soalnya mereka cuman berlima, mana mampu melawan geng Foster yang main keroyokan. Satu persatu geng Zagas tumbang saat bertarung melawan geng Foster. Satu lawan lima.
Dari lantai atas, seorang gadis sedang mengintip di pembatas lantai, melihat ke bawah, lebih tepatnya melihat ke arah lapangan, dimana dua geng yang berbeda sekolah sedang tawuran. Sungguh nekat tawuran di dalam lingkungan sekolah, karena semua guru sudah pergi melaksanakan rapat.
Gadis itu kembali menundukkan kepalanya, ternyata ada sekitar lima puluh lebih siswa-siswi SMA Savard bersembunyi di lantai atas tanpa sepengetahuan geng Zagas. Karena ketua geng Zagas, Albarian menyuruh mereka semua untuk pulang agar tidak ada yang terluka. Tapi, karena mereka tahu geng Foster telah bertambah anggota. Jadinya mereka mengatur rencana.
Flashback on.
"Zelia!"
Albarian terus memanggil Zelia di lorong sekolah, di lantai bawah, mungkin Zelia telah turun dari lantai atas. Saat itu, Zelia sedang berada di toilet, saat Zelia membuka pintu toilet ternyata Albarian telah melewatinya terlebih dahulu. Jadi mereka berdua tidak saling sadar kalau di tempat yang sama.
Albarian terus mencari Zelia karena khawatir, sedangkan Zelia berjalan menjauhi toilet menuju pagar sekolah karena dia mau pulang.
Saat berada di depan pagar sekolah, dia melihat semua siswa-siswi berhamburan keluar sekolah. Tak lama kemudian, dia melihat beberapa gerombolan geng motor sedang parkir di depan sekolahnya.
Zelia sangat mengenali jelas salah satu anggota geng motor itu. Tiba-tiba saja dari belakang Nancy muncul menepuk pundak Zelia sontak Zelia terkejut.
"Ayok, cepetan pulang!" titah Nancy.
Zelia menoleh heran ke arah Nancy yang berdiri di sampingnya. "Kenapa?"
"Mau ada tawuran, ayok!" tarik Nancy.
"Lawan geng Zagas? Geng-nya Albarian?" tanya Zelia. Semua siswa-siswi terus berhamburan keluar.
"Iya, ayok pulang! Nanti lo kenapa-kenapa!"
"Gue nggak mau pulang. Coba lo pikirin, mereka sebanyak itu, sedangkan geng Zagas cuman empat orang. Emangnya mereka bisa melawan orang sebanyak itu?" tunjuk Zelia ke arah geng motor yang masih berdiri sambil menatap ke sekolahnya dengan senyuman bengis.
Geng Foster turun dari motor, berjalan masuk ke dalam perkarangan SMA Savard. Saat Zelia berpapasan dengan ketua gengnya, Davandra, Zelia memalingkan jauh wajahnya. Ada apa antara mereka berdua?
"Lo bantu gue buat ngumpulin semua orang yang tersisa di sekolah ini. Baik cowok maupun cewek. Kalau perlu yang badannya besar kita kumpulin. Itu, aku pernah lihat di kantin si Fenny temannya Inces Lala yang terlihat ganas dengan tubuh besarnya." lanjut Zelia kepada Nancy.
"Lo yakin?" tanya Nancy yang diangguki oleh Zelia dengan penuh percaya diri.
Tiba-tiba saja Fenny muncul dihadapan Nancy dan Zelia. Dia sedang berlari dan terlihat panik.
"Fenny!" panggil Nancy sambil melambaikan tangannya.
Fenny menghentikan langkahnya, membalikkan badan besarnya, menghampiri Nancy dan Zelia.
"Apa?" tanya Fenny ketus.
Tbc...
Jika ada typo komen aja, ya.
Masih ada part duanya.
Jadi, tetap stay dicerita ini, ya.
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarian dan Zelia [ Open Pre-order ]
Teen Fiction"Kalau mau cium gue jangan ragu-ragu gitu!" sambar Zelia membuat Albarian mematung diam. "Ciuman gue mahal!" Sungut Albarian. __________________ Baca aja!! Aku tantang kalian membaca part 13 dan 14, kalau nggak suka baru tinggalin kalau suka, baca d...